Kamis, 02 Januari 2020

Bikin Luluh, Pria Ini Tenangkan Seorang Nenek di Pesawat

Seorang nenek merasa gugup di pesawat. Bagaikan malaikat tanpa sayap, pria di sebelahnya menenangkan nenek tersebut dan merangkulnya saat ada turbulensi.

Kisah yang menyentuh hati terjadi di penerbangan Southwest Airlines dari San Diego menuju Nashville, Amerika Serikat. Seperti yang diintip detikcom dari Fox News, Sabtu (10/8/2019) ada seorang nenek yang ikut dalam penerbangan tersebut.

Nenek yang tak disebutkan namanya tersebut berusia 96 tahun. Ia memutuskan untuk terbang dan berkunjung ke rumah anak-anaknya setelah 15 tahun tak pernah naik pesawat.

Alasannya, nenek ini ingin merayakan ulang tahunnya bersama keluarga. Si nenek ini pun memutuskan untuk terbang sendirian.

Namun keresahan hatinya tak bisa ditutupi. Nenek ini takut setelah sekian lama tak terbang. Sampai nenek akhirnya memutuskan untuk meminta tolong pada penumpang yang duduk di sebelahnya.

Penumpang pria tersebut bantu tenangkan si nenek dengan memegang tanganya selama penerbangan berlangsung. Bukan cuma itu, pria ini juga memeluk nenek tersebut saat ada turbulensi sambil menjelaskan kalau penerbangan akan baik-baik saja.

Seisi pesawat dibuat kesemsem dengan pria ini. Karena tak hanya menenangkan si nenek, traveler pria ini juga membantu si nenek ke toilet dan menuntunya berjalan di sepanjang lorong pesawat. Satu pesawat jatuh cinta dengan kebaikan hatinya.

Saat sampai di Nashville, pria terus berada di samping si nenek. Ia membantu si nenek untuk turun dari pesawat dengan menggunakan kursi roda dan membawakannya barang bawaannya. Pria ini juga tinggal sebentar sampai si nenek di jemput oleh anaknya di bandara.

Kisah ini dibagikan oleh Megan Ashley yang duduk di kursi seberang si nenek. Ashley mengabadikan kebaikan hati pria tersebut dan membagikannya ke Facebook.

Cerita yang menghangatkan hati ini telah disukai sampai 133 ribu kali. Kolom komentar pun dibanjiri pujian yang dialamatkan untuk pria tersebut.

Bukan Timur Tengah, Ini Salat di Gumuk Pasir Parangkusumo

Wisata sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo menjadi populer di Yogyakarta. Selain buat wisata, area sand dune ini juga dijadikan sebagai tempat Salat Ied.

Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki panorama yang indah dan unik di berbagai penjurunya, salah satunya adalah Gumuk Pasir Parangkusumo di Bantul. Destinasi ini sering digunakan untuk berwisata sekadar berfoto ataupun olahraga sandboarding dan juga gantole. Namun, tiap tanggal 10 Dzulhijah penanggalan Islam, tempat ini biasa digunakan untuk sholat Ied berjamaah. Bagi umat muslim yang sedang berada di Yogyakarta, tak ada salahnya untuk mencoba salat Ied di Gumuk Pasir Parangkusumo.

Untuk menuju ke lokasi tersebut, alangkah baiknya berangkat setelah sholat Subuh paling telat pukul 05.15 dari Kota Jogja, karena biasanya salat akan dimulai pada pukul 07.00. Jarak dari Kota Yogykarta ke Gumuk Pasir Parangkusumo sekitar 29 km dan dapat ditempuh sekitar 45 menit.

Tidak ada angkutan umum menuju tempat ini, karena masih terlalu pagi dan hari itu adalah hari lebaran, sebagian besar melaksanakan Salat Ied juga. Jadi sebaiknya gunakan kendaraan pribadi, bisa mobil ataupun motor. Akses menuju Gumuk Pasirnya pun mudah, dari Jogja, arahkan saja ke selatan menuju Jalan Parangtritis, lalu lurus terus hingga bertemu pertigaan sebelum loket, kemudian belok kanan menyusuri jalan pinggir pantai. Lokasinya memang dekat dengan Pantai Parangtritis.

Usahakan sampai lokasi minimal 15 menit sebelum sholat, karena yang datang untuk sholat bukan hanya warga sekitar, melainkan banyak juga wisatawan yang sengaja datang dari kota lain, sehingga agak sulit untuk mencari tempat parkir karena ramai. Sesampainya di lokasi, pastikan kita sudah berwudhu, karena di sini tidak tersedia air untuk berwudhu. Jadi, solusinya tetap menjaga wudhu dari rumah, atau jika batal bisa wudhu lagi di pom bensin atau mushola sebelum pantai Parangtritis.

Melepas Penat di Yogyakarta, Ini Tempatnya

 Akhir pekan di Yogyakarta selalu jadi pilihan. Budaya dan suasana yang begitu adem membuat siapa pun lupa dengan keseharian yang bikin penat.

Berekreasi di akhir pekan bisa menjadi alternatif untuk melepas penat di tengah padatnya aktifitas dan pekerjaan yang menumpuk. Jika hanya punya hari libur sabtu dan minggu tanpa ada tanggal merah atau cuti mungkin anda hanya istirahat di rumah, jalan-jalan ke mall, main ke tempat wisata yang letaknya masih dalam satu kota dengan tempat tinggal kita, atau berkumpul bersama keluarga. Tidak salah memang, tapi mencoba mengunjungi kota yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggal bisa sesekali kita lakukan.

Seperti yang pernah aku lakukan beberapa waktu lalu. Aku mengunjungi Kota Yogya yang letaknya cukup jauh tempat tinggalku, Bandung. Menurutku, jarak Bandung dan Yogyakarta itu cukup jauh. Berkeliling Kota Yogya hanya saat Sabtu dan Minggu tanpa tambahan hari libur, tanpa adanya tanggal merah ataumengajukan cuti. Selain itu, biaya yang aku keluarkan murah meriah.

Aku berangkat Jumat sore sepulang bekerja, menuju Kota Yogya dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi. Berangkat malam hari dan tiba disana Sabtu pagi. Tempat pertama yang aku kunjungi yaitu Candi Prambanan. Ternyata, mengunjungi tempat wisata pagi hari sangat menyenangkan. Pengunjungnya belum begitu banyak, sehingga kita jadi lebih leluasa berada di sana.

Tempat kedua yang aku kunjungi yaitu Puncak Kosakora. Untuk menuju kesana aku harus melewati Pantai Drini terlebih dahulu. Ini sekaligus menjadi bonus, karena awalnya tidak ada niat sama sekali untuk mengunjungi pantai. Menjelang sore hari, aku menuju ke tempat ke tiga yaitu Hutan Pinus Imogiri. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju tempat penginapan.

Setelah sampai di tempat menginap, menyimpan barang dan bersih-bersih, aku berkeliling Malioboro sembari makan malam. Ada banyak tempat makan yang bisa kita pilih di sini. Mulai dari nasi kucing yang bertebaran sepanjang jalan, sate klatak, lumpia, dan lain sebagainya. Setelah makan malam, bisa sekalian beli oleh-oleh juga buat keluarga di rumah.

Bicara soal transportasi dan penginapan, aku menggunakan kereta api kelas ekonomi. Sementara untuk transportasi di dalam Kota Yogyakarta sendiri aku menyewa kendaraan. Jika dihitung-hitung, lebih murah dari pada aku menggunakan kendaraan umum, mengingat ada beberapa tempat yang akan aku kunjungi jaraknya cukup berjauhan.

Kemudian untuk penginapan sendiri aku menginap di sebuah hostel di Malioboro yang biayanya juga lebih murah dari pada menginap di hotel. Hostel yang menjadi tempat aku menginap sepertinya diperuntukkan bagi para backpacker. Beruntung keamanan dan kebersihan hostelnya terjamin. Di sana aku menginap hanya satu malam.

Hari kedua, yaitu hari Minggu, setelah sarapan aku langsung menuju ke tempat pertama yang aku kunjungi di hari kedua yaitu Kampung Wisata Taman Sari. Mengunjungi tempat ini pada pagi hari membuat kita lebih nyaman dan leluasa berkeliling di dalamnya.

Kemudian, lanjut ke tempat ke dua yaitu Kalibiru, tempat ini ternyata cukup jauh tapi setimpal dengan pemandangan indah yang didapatkan. Tempat ketiga yang merupakan tempat terakhir yang aku kunjungi di hari kedua ini yakni Candi Borobudur. Khusus tempat ini, sejujurnya aku belum cukup puas menikmati wisatanya. Aku tiba di sana siang hampir sore dan sangat dipadati oleh pengunjung. Tetapi selagi ada di Jogja, tidak masalah.

Sebelum menuju stasiun kereta untuk pulang menuju Bandung, aku menyempatkan membeli oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Aku membeli kue Bakpia untuk oleh-oleh.

Senin pagi aku tiba di Bandung. Syukurlah tidak terasa lelah meskipun banyak barang yang aku bawa. Setelah itu aku langsung siap-siap berangkat bekerja.

Selanjutnya, aku ingin sekali-kali mengunjungi tempat yang sangat jauh, misalnya Dubai. Kenapa pengen ke Dubai? Karena ada banyak sekali tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jadi, supaya kalau ke sana bisa keliling ke banyak tempat wisata sama seperti saat aku ke Jogja.