Jumat, 03 Januari 2020

Naik Bus dari Terminal Pulogebang, Bisa Pelesir Sampai NTT

Bus jadi moda wisata darat yang bersahabat di kantong traveler. Dari Terminal Pulogebang kamu bisa pelesir ke Sumatera sampai NTT .

Apabila punya banyak waktu dan ingin traveling via jalur darat, berwisata naik bus dari Terminal Pulogebang bisa jadi salah satu opsi yang ramah di kantong. Selain harga tiket bus yang lebih bersahabat, ada banyak rute domestik yang bisa kamu jajal.

Diungkapkan oleh staff Dishub DKI Jakarta, Krisna Febriatma, yang ditemui detikcom di lokasi, Kamis (1/8/2019), bahwa ada puluhan PO Bus beserta rutenya yang bisa traveler pilih di terminal rasa bandara ini.

"PO yang sudah aktif dan bergabung ada 98, rutenya juga ada puluhan," jelas Krisna.

Selain rute ke Pulau Sumatera dan Jawa, detikcom pun penasaran perihal rute terjauh yang bisa dicapai dengan naik bus dari Terminal Pulogebang. Ternyata, ada PO Bus dengan rute sampai Indonesia Timur.

"Ada Bali, NTT, Labuan Bajo, namanya PO Rasa Sayang," ujar Krisna.

Menurut Krisna, lama perjalanan naik bus dari Terminal Pulogebang ke Labuan Bajo bisa memakan waktu tiga hari. PO Bus itu pun tak berangkat setiap saat, hanya pada hari tertentu seperti hari MInggu misalnya.

Apabila ingin meneruskan sampai ujung Pulau Flores, Maluku atau Papua, traveler pun bisa melanjutkan dengan naik moda transportasi lain. Bahkan bisa dikatakan, sangat mungkin untuk traveling keliling Indonesia naik bus. Kembali lagi ke niat dan waktu yang dimiliki.

Gunung Ciremai Ditutup Tak Bisa Untuk Pendakian 17 Agustus

Gunung Ciremai di Kuningan ditutup untuk pendakian 17 Agustus 2019. Penyebabnya adalah kebakaran hutan yang dinilai membahayakan.

Gunung tertinggi di Jawa Barat ini ditutup pada awal bulan. Sebelumnya Gunung Gede Pangrango sudah pasti tertutup bagi pendaki yang ingin merayakan HUT RI, 17 Agustus 2019.

Penutupan Gunung Ciremai diumumkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, seperti dilihat detikcom, Kamis (8/8/2019). Gunung ini ditutup mulai dari tanggal (7/8) hingga waktu yang belum ditentukan karena kebakaran.

Kebakaran di Gunung Ciremai melanda hutan di sekitar Blok Goa Walet pada Rabu lalu pukul 13.00 WIB. Area kebakaran sendiri ada di wilayah puncaknya.

"Kepulan asap pertama kali terlihat dari arah Desa Argalingga, Argapura, Majalengka, Jawa Barat. Sementara itu petugas mengevakuasi semua pendaki dari jalur Apuy, Palutungan, Linggasana, dan Linggajati," ujar BTNGC.

"Mempertimbangkan kejadian kebakaran hutan ini, BTNGC menutup semua aktivitas pendakian gunung Ciremai," imbuh dia.


Oleh karenanya, sebanyak empat jalur pendakian di atas ditutup untuk pendakian reguler. Pihak-pihak yang berkepentingan saat ini sedang bergerak untuk memadamkan api tersebut.

"Sampai saat informasi ini disebarkan, puluhan petugas gabungan dari BTNGC, MPA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan dan Majalengka serta unsur pemerintahan dan masyarakat lainnya sedang bergerak menuju titik api. Hal ini dilakukan untuk mengupayakan pemadaman dan pemantauan api," jelas dia.

Semoga kebakaran di Gunung Ciremai segera teratasi dan tidak ada korban. Dan, gunung ini pun siap didaki saat 17-an nanti.

Keren, Anak-anak Tengger Bikin Flashmob Jathilan Bromo 2019

Ada yang menarik pada Flashmob Festival Jathilan Bromo 2019. Pasalnya, video berdurasi 4 menit 12 detik tersebut lebih menonjolkan penari anak-anak asli Suku Tengger. Tak ada yang mengira bahwa mereka adalah anak yang tinggal di kawasan Bromo-Tengger-Semeru.

Pelaku Wisata Sigit Pramono mengatakan, flashmob Festival Jathilan Bromo memang bukan yang pertama dibuat. Sebelumnya, pernah viral di dunia maya flashmob yang diluncurkan oleh Yogyakarta. Namun, flashmob ini menjadi terkesan sangat istimewa karena lokasi pengambilan gambarnya di Segara Wedi atau Laut Pasir. Yaitu di latar depan Gunung Bromo yang sangat indah.

"Tengok saja remaja perempuan yang menari di barisan terdepan. Dia adalah Lisvianingrum, pelajar 14 tahun dari SMP Negeri 7 Sukapura, Probolinggo. Ada juga anak lelaki kelas 5 SD bernama Frandita Pudyas Lesmana. Tampilannya bak anak metropolitan. Rambut dikucir dengan anting-anting di telinga sebelah kiri," ujar Sigit dalam keterangannya, Rabu (7/8/2019).

Via dan Frandi akan tampil bersama 18 anak-anak lain dari SD Negeri Perbanas Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. SD yang dimaksud sempat hancur akibat erupsi besar Gunung Bromo tahun 2010-2011. Kemudian, SD ini dibangun kembali oleh Asosiasi Perbankan Indonesia (Perbanas).

"Dalam rangka pembuatan flashmob Festival Jathilan Bromo, anak-anak itu dilatih selama sehari oleh Dr. KRT Kuswarsantyo Tjondrowaseso. Seorang dosen di Universitas Negeri Yogyakarta yang dikenal sebagai Doktor Jathilan," jelasnya.

Menanggapi flashmob tersebut, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, mengaku sempat tidak percaya ketika melihatnya pertama kali. Awalnya, ia berpikir talent-talent yang ditampilkan adalah anak-anak sanggar tari dari daerah lain.

"Jujur, sebelumnya saya mengira anak-anak itu adalah murid Pak Santyo. Mereka cakep-cakep dan luwes menari jathilan. Setelah diberitahu bahwa mereka adalah warga asli Tengger, saya benar-benar sangat bangga," ungkapnya.

Puput mengatakan, Festival Jathilan Bromo merupakan pentas budaya tradisional, khususnya seni jatilan. Kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata Bromo, yang selama ini sudah sangat dikenal sebagai destinasi wisata alam.

"Festival Jathilan Bromo diharapkan dapat melengkapi event-event lain. Seperti Upacara Kasada dan Eksotika Bromo, serta Jazz Gunung Bromo yang selama ini sudah digelar di kawasan wisata Bromo," jelasnya.

Berbeda dengan Jazz Gunung Bromo yang dihelat setiap tahun, Festival Jathilan Bromo akan dipentaskan setiap bulan dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah diluncurkan pada 24 Agustus mendatang, gelaran berikutnya akan berlangsung tanggal 28 September, 19 Oktober, 9 November, dan 28 Desember. Sementara untuk grand final akan dilaksanakan pada Agustus 2020, di Laut Pasir Bromo.

"Pada pembukaan nanti, akan ditampilkan beberapa kelompok seni jathilan dalam format eksibisi. Mulai September, barulah menjadi format lomba atau kompetisi di antara kelompok-kelompok seni jathilan dari daerah-daerah di Indonesia. Kegiatan akan dipusatkan di Amfiteater Terbuka Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Probolinggo," bebernya.

Puput menegaskan, kompetisi yang mewarnai Festival Jathilan Bromo menjadi lomba paling bergengsi. Sebab, panitia menyiapkan total hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 100 juta. Hadiah itu akan diserahkan dalam bentuk dana pembinaan seni. Selain itu, penampil terbaik akan menerima Piala Menteri Pariwisata.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani menyatakan, Bromo sendiri adalah sebuah destinasi wisata gunung terindah dan mudah diakses nomor 3 di dunia. Pamor Bromo berada di bawah Gunung Olympus di Yunani dan Gunung Elbrus di Rusia.

"Gunung Bromo mengalahkan Fujiyama, Sinai, dan gunung-gunung terkenal lainnya di dunia. Festival Jathilan Bromo akan membuat nama Bromo semangkin terangkat. Bukan hanya sebagai wisata kelas dunia, tetapi sebagai destinasi prioritas yang masuk dalam 10 Bali Baru," terangnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengaku mensupport penuh gelaran Festival Jathilan Bromo 2019. Karenanya, ia pun sepakat jika penampil terbaik bakal menerima Piala Menteri Pariwisata, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi.

"Pelibatan anak-anak pada Festival Jathilan Bromo 2019 diharapkan dapat merangsang kecintaan mereka pada warisan seni budaya lokal. Sebab, merekalah generasi penerus yang akan melestarikan budaya tersebut. Mudah-mudahan, kegiatan ini juga dapat mengangkat sektor pariwisata, khususnya di untuk kawasan Bromo-Tengger-Semeru," tandasnya.