Sabtu, 04 Januari 2020

Wisata Halal di Ao Nang, Thailand Selatan

 Ao Nang adalah salah satu tujuan wisata seru di Thailand Selatan yang wajib dikunjungi. Tempat ini memiliki lokasi yang ramah dengan wisatawan muslim.

Tak kalah dengan Bangkok, tempat ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang unik dan berbeda dari biasanya bagi traveler.

Masjid Ao Nang Al Munawarah merupakan salah satu masjid yang indah yang terletak di Ao nang. Bagi traveler yang ingin ke sana, tidak perlu bingung karena masjid ini mudah ditemui. Letaknya strategis, yaitu berada di tengah kota di sekitar jalan raya menuju Pantai Ao Nang di Ao Nang, Thailand Selatan.

Lebih uniknya lagi, yang menjadi khas Masjid Ao Nang yaitu terdapat pasar malam di depan masjid. Sedangkan di seberang masjid terdapat aneka jajanan lezat. Jajanan kaki lima menjual makanan cepat saji berupa street food, suvenir dan lain-lain.

Hampir seluruh pedagang dari mereka adalah muslim. Beberapa dari mereka juga bisa berbahasa Melayu. Jadi, traveler tidak perlu khawatir dalam urusan kehalalan makanan.

Pasar malam yang terdapat di depan masjid ini, buka dari sore hari sampai larut malam. Semuanya menyediakan beragam makanan kuliner street food seperti pad thai (mie tumis khas Thailand), mango sticky rice, dan juga banyak olahan seafood.

Lokasinya berada di ruangan terbuka. Kios makanan berjejer rapi. Pengunjung tinggal memilih, mau menyantap jajanan untuk makan di tempat atau dibawa pulang.

Keindahan masjid yang dapat mudah dikenali adalah cahaya indahnya di malam hari. Menara masjidnya memiliki lampu LED berwarna-warni yang cantik.

Jika berkesempatan lagi untuk menikmati liburan ke luar negeri, Dubai merupakan salah satu rencana dan pilihan destinasi wisata yang tepat. Perjalanan ke Dubai akan memberikan pengalaman tak akan terlupakan bagi traveler. Tentu saya akan menikmati kemegahan dan keindahan Kota Dubai di malam hari dengan naik ke puncak Burj Khalifa, salah satu gedung pencakar langit tertinggi di dunia.

Ini Dia Wisata Kuliner Kambing Timur Tengah di Kuala Lumpur

Wisata kuliner Timur Tengah juga bisa kamu coba di Kuala Lumpur, Malaysia. Ada restoran yang mengolah daging kambing enak sekali.

Tidak semua orang suka dengan daging kambing. Baunya menusuk hidung, dagingnya juga cenderung alot, tapi jika dimasak dengan cara tertentu akan terasa sangat lezat.

Saya juga sebenarnya tidak terlalu suka dengan daging kambing. Kalaupun ada yang masak, saya hanya mencicipi sedikit. Misalnya, saya sedang datang ke undangan ada kambing guling. Kalau sedang ingin makan, saya ambil, tetapi kalau sedang tidak mood tidak saya ambil.

Ada lagi yang tidak mau daging kambing, karena katanya bisa bikin darah tinggi dan kolesterol naik. Macam-macam alasan kita yang tidak mau makan kambing. Kasihan juga karena kambing selalu disalahkan.

Ada berbagai macam cara tentunya, agar daging kambing lebih sedap. Misalnya kalau tidak mau bau, dagingnya jangan dicuci atau pilih kambing yang muda, agar kandungan kolesterol daging tidak terlalu tinggi.

Tapi, semuanya tergantung dari cara masak masing-masing. Sebagai contoh, komunitas Arab dan India senang memasak kambing dengan ramuan bumbu serta rempah yang kuat. Pasti sudah tidak asing dengan nasi biryani, yaitu nasi basmati (nasi pera khas Timur Tengah) yang dikukus bareng dengan berbagai macam bumbu seperti kunyit, cengkeh, pala, masala, serta jangan lupa bintang utamanya yaitu kambing. Terkadang, kambingnya bisa satu ekor dikukus bersama loh!

Saya tidak pernah lupa sama nikmatnya Nasi Biryani Kambing di Al Baik Restaurant, Kuala Lumpur. Lokasinya ada di Petaling Street, seberangnya Central Market atau Pasar Seni. Palangnya sangat jelas, jadi tidak perlu khawatir.

Nasinya banyak, bumbunya medok, tapi tidak membuat mual, dan rasanya memang enak. Tidak hanya bumbunya yang kuat, tapi rasanya memang mantap. Daging kambingnya juga banyak dan melimpah ruah. Kalau tidak puas, bisa ditambah lagi dengan kuah karinya.

Batu Granit Nan Eksotis di Belitung

 Indonesia banyak memiliki kekayaan alam, salah satunya bebatuan granit di Belitung. Bebatuan ini begitu cantik dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda.

Tak puas hanya menyaksikan bebatuan ini lewat media, rasa penasaranku membuat saya harus terbang menyaksikannya sendiri. Sekitar pukul 08.00 WIB pagi, mendaratlah pesawat yang saya tumpangi di Bandara Tanjung Pandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Berbekal berangkat dengan rombongan kecil, kami menyewa mobil untuk trip kami selama tiga hari. Driver sekaligus tour guide yang ramah sudah siap menjemput kami di bandara.

Pagi itu, kami ke hotel sekedar menaruh tas bawaan kami yang tidak diperlukan. Selanjutnya kami mengeksplor Negeri Laskar Pelangi.

SD Gantong adalah tempat pertama yang kami kunjungi. Meski kondisi replika bangunan sekolah ini memprihatinkan namun menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Belitung. Saya dan pengunjung lain bergantian mengambil foto dan video di sini.

Pengalaman berkesan yaitu ketika anak-anak kecil duduk manis di masing-masing tempat duduk mereka dan menyambut hangat kami dengan melantunkan lagu yang popular lagu Laskar Pelangi, Nidji.

Selanjutnya, kami menikmati alam telaga di Rumah Keong. Jika berkunjung pada siang hari, tempat ini bisa dipakai untuk bersantai, berteduh dari teriknya sinar matahari. Suasananya pun tidak kalah keren, bisa menjadi spot instagramable kamu.

Dari sini kita dibawa berkunjung di Kampung Ahok, mengunjungi tempat kediaman Ibunda beliau. Tenyata, di sana terdapat pembuatan kerajinan tangan yang dikelola untuk memberdayakan warga sekitar.

Sambil menunggu jam makan siang, kami melipir ke Pantai Serdang sambil mencicipi es kelapa muda.

Akhirnya, kami menuju satu tempat untuk istirahat makan siang. Bukan restoran, bukan juga kafe. Kali ini, satu hal yang berkesan bagi kami yaitu, dijamu di rumah warga. Saya sangat suka, karena menemukan suasana yang berbeda.

Tata krama dan penyajiannya pun diajari oleh pemilik rumah ini yang ternyata adalah seorang guru. Lengkap sudah kepuasan yang saya rasakan, dipadu dengan menu makanan lokal yang lezat. Waktu terus berjalan, kami masih betah di sini. Namun sayangnya harus kembali ke hotel dengan jarak tempuh sekitar hampir 2 jam perjalanan.

Sebelum sampai di area hotel, saya meminta driver mampir di Danau Kaolin. Kembali mata kami disegarkan oleh pesona warna danau ini. Kami menghabiskan sore di tempat ini sampai matahari terbenam.

Hari itu belum selesai, perut yang mulai keroncongan membawa perjalanan kita ke suatu restoran yang unik, namanya Wanbie. Restoran keren yang terasa seperti ada di tahun 1980-an berciri khas ala-ala koboi dengan restroom yang bersih. Minuman apa yang jadi ciri khas di sini? Sudah pasti jeruk kuntji yang jadi andalan. Nikmatnya!

Keesokan paginya, kami dibawa oleh driver menikmati alam di pulau-pulau, saatnya menjawab rasa penasaran saya. Apa yang saya saksikan benar-benar menjawab semuanya. Berbagai macam jenis batu-batuan granit di setiap pulau yang kami lihat.

Mulai dari ukuran kecil sampai ukuran yang besar. Semua sangat sulit untuk di pelajari, bagaimana batu-batuan itu ada dan berdiri dengan bentuk yang unik. Pesona bawah laut pun seolah tidak dapat mengganggu pikiran saya, karena batu-batu granit ini.

Setelah puas mengeksplor pulau-pulau di sana, kami harus kembali dan melanjutkan berburu oleh-oleh kemudian kembali ke hotel dan beristirahat. Mengingat pukul 08.00 WIB pagi kami sudah harus berada di bandara, kami pun melanjutkan perburuan oleh-oleh, tetap yang di cari adalah Bakmie. Saya membungkus 8 untuk dibawa ke Jakarta.

Selanjutnya, Kota Dubai adalah tempat yang harus saya kunjungi, karena memiliki gedung-gedung megah serta tempat wisata yang menghebohkan dunia.

Jika saya traveling ke Dubai, saya ingin menjelajahi semua tempat wisatanya. Burj khalifa adalah tempat paling favorit untuk dikunjungi, menikmati safari naik unta hingga ke Love Lake Dubai, menyaksikan atraksi skydive dari Palm Jumeirah serta menginap di Burj Al Arab, hotel termewah.