Kamis, 30 Januari 2020

Bandara Changi: Kelas Internasional, Ramah Wisatawan Muslim

Bandara Changi di Singapura selalu langganan jadi bandara terbaik dunia. Selalu memudahkan penumpang, fasilitas untuk traveler Muslim pun mudah ditemukan.

Tidak jauh dari Indonesia, Singapura, sebuah negara yang secara geografis tidak terlalu besar namun bergelimang fasilitas inovatif. Salah satunya adalah bandara, 'gerbang utama' wisatawan dunia ke Negeri Merlion.

Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Skytrax yang diterima Changi beruturut-turut. Selain itu, aneka fasilitas mulai dari lounge, kolam renang, taman bunga matahri sampai ruang ibadah pun tersedia. Begitupun untuk wisatawan Muslim.

"Pasar wisatawan Muslim sangat besar, sehingga kami memfasilitasi di bandara Changi dari sejumlah aspek. Khususnya wisatawan Indonesia yang mayoritas beragama Islam," ujar Jaisey Yip, Associate General Manager Changi Rewards Travel saat peluncuran Changi Rewards Travel di The Hermitage Jakarta, Selasa (30/4/2019)

Begitupun hal utama yang dicari saat traveling oleh wisatawan Muslim. Seperti restoran Halal dan ruang Salat.

"Kami memiliki sejumlah restoran yang ramah wisatawan Muslim di Bandara Changi. Selain itu ada juga ruang salat di setiap terminal, untuk mendukung para traveler muslim di Changi Airport," tambahnya.

Changi Airport baru-baru ini meresmikan Jewel, atraksi baru yang berupa pusat hiburan dengan air terjun dan suasana alam di dalam ruangan. Menurut Jaisey, Jewel pun kini juga ramah wisatawan Muslim.

"Begitupun di Jewel, saat ini sudah banyak restoran Halal yang kini banyak di sana. Hal ini karena pasar wisatawan Muslim yang besar sehingga Changi Airport pun berusaha mengakomodasi kebutuhan tersebut," paparnya.

Seperti yang diketahui, bahwa Bandara Changi memiliki Musala di sejumlah terminal. Fasilitasnya pun lengkap dengan Al-Qur'an, mukena bagi wanita dan arah kiblat serta ruangan yang nyaman.

Lombok Siap Bangkit Sambut Wisatawan Mancanegara di ATM Dubai 2019

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah yakin pariwisata Lombok segera bangkit dan menjadi salah satu destinasi tujuan wisatawan dunia. Saat ini Kementerian Pariwisata melalui brand Wonderful Indonesia sedang meramaikan event Arabian Travel Market (ATM) Dubai 2019 dan mempromosikan pariwisata Lombok.

"Posisi Lombok sebagai destinasi halal dunia menjadikan ATM sebagai ajang bisnis pariwisata halal. Kami hadir di sini sekaligus untuk menyemangati perwakilan industri pariwisata NTB yang turut meramaikan ATM 2019. Setelah ini, kami berharap kunjungan wisman ke Lombok dan Sumbawa semakin meningkat," ujar Sitti, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2019).

"Tentunya dengan dukungan promosi dan konektivitas. Terima kasih Kemenpar yang selalu menjadi terdepan dalam mempromosikan tanah air," imbuhnya.

Saat mengunjungi Paviliun Indonesia di ATM 2019, yang didampingi Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis serta Konjen RI pada Senin (29/4/2019) itu, Sitti mengamati stand menawarkan beragam produk industri pariwisata Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Kadispar NTB Lalu M. Faozal mengucapkan terima kasih kepada Wagub NTB dan Kemenpar yang terus mempromosikan Lombok-Sumbawa ke seluruh dunia, salah satunya di Timur Tengah.

"Promosi menjadi salah satu kunci sukses industri pariwisata. Semoga Lombok-Sumbawa terus semakin mendunia," tegasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, NTB adalah salah satu daerah yang dipromosikan Indonesia pada ATM 2019. Ada 85 industri yang ditawarkan pada pengunjung. Terdiri dari Tour Operator, Hotelier, serta Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Aceh, dan tentu saja NTB.

Selain distribusi bahan promosi, rangkaian kegiatan ATM meliputi pameran, dan business meeting (B to B dan B to C). Business meeting akan berlangsung selama 4 hari berturut-turut. Dengan komposisi 3 hari pertama trade show (sellers meet buyers) dan 1 hari terakhir consumer show.

Ilmuwan Temukan Jejak Kaki Awal Manusia Amerika

 Sebuah tim ilmuwan di Chile mengatakan mereka telah menemukan jejak kaki manusia purba. Itu adalah tertua di Amerika.

Dilansir CNN Travel, Selasa (30/4/2019), jejak itu berusia lebih dari 15.000 tahun. Penemuan ini menjadi perbandingan timeline dan peta migrasi manusia ke Amerika Selatan sebelumnya.

Sebagian besar bukti yang ada menyatakan bahwa manusia tidak mencapai wilayah Patagonia di ujung selatan Amerika Selatan sampai 12.000 tahun yang lalu. Kata Karen Moreno, salah satu penulis penelitian pada CNN.

Para ilmuwan percaya jejak fosil itu adalah jejak kaki kanan manusia dewasa, kata Moreno. Penelitian ini dipublikasikan minggu lalu di jurnal ilmiah PLOS-ONE.

Jejak kaki itu ditemukan pada 2010 di situs paleo-arkeologi di Kota Osorno di bagian selatan Chile, di komplek pengembangan perumahan. Butuh bertahun-tahun bagi para ilmuwan untuk mengkonfirmasi usia fosil melalui penanggalan karbon.

Para ilmuwan tahu kekayaan daerah tersebut setelah pekerja konstruksi, yang menggali untuk pembangunan rumah mulai menggali harta itu. Gelombang penelitian baru berlangsung di sana sejak 1986 dan telah mengungkap adanya sisa-sisa hewan besar, mulai dari mastodon, kuda hingga paleo-llama, spesies llama yang lebih besar yang kini punah.

Tapi jejak kaki manusia purba mungkin adalah hadiah terbesar. Untuk mengungkap usia jejak itu membutuhkan waktu delapan tahun.

Rekan Moreno, Mario Pino, menemukan jejak kaki tepat sebelum Natal tahun 2010. Untuk menentukan usia jejak, tim menggunakan teknik penanggalan radiokarbon untuk menemukan usia kayu, biji, dan tulang yang ditemukan di sekitar jejak.

Mereka juga menemukan bukti lain, yakni adanya alat batu primitif di daerah sekitar fosil. Mereka mengidentifikasi spesies sebagai Hominipes modernus, yang terkait erat dengan Homo sapiens.

Percobaan pada bahan organik di sekitar jejak tapak itu menciptakan berbagai tanggal. Itu memungkinkan usia rata-rata cetakannya di sekitar 15.600 tahun.

Lebih dari delapan tahun berlalu antara menemukan jejak kaki dan menerbitkan konfirmasi umurnya. Moreno mengatakan tim menghabiskan waktu itu untuk berusaha meyakinkan rekan-rekannya bahwa itu adalah jejak kaki.

Seiring waktu, bukti menjadi tak terbantahkan. "Kami mengkonfirmasi, dan memeriksa dan memeriksa ulang," kata dia.

Moreno mengatakan ada banyak kesulitan dalam meyakinkan koleganya bahwa bagaimana mungkin ada manusia berada di daerah itu 3.000 tahun lebih awal dari jejak sebelumnya. Yakni ada budaya Clovis nomaden yang lebih dulu ada di daerah tersebut.

Temuan itu menulis ulang peta migrasi manusia. Jejak kaki manusia setua 3,6 juta tahun telah ditemukan di Laetoli, Tanzania. Pada 1978, para ilmuwan menemukan jejak jejak kaki yang dibuat di sana, di mana tiga manusia purba diyakini telah menginjak abu vulkanik basah.

Butuh jutaan tahun bagi kaki manusia untuk menjejak ke Amerika. Mereka akhirnya menyeberangi Selat Bering dari Rusia modern ke Alaska selama zaman es terakhir.

Tahun lalu, para ilmuwan menemukan jejak kaki di British Columbia yang berasal dari 13.000 tahun yang lalu. Tapi jejak kaki itu jauh lebih muda dan lebih dekat ke Selat Bering daripada pengumuman baru di Patagonia ini.

"Jika kita memiliki bukti tentang manusia sebelumnya, kita harus mencari tahu bagaimana mereka sampai di sana," kata Moreno.

Dari bukti itu, jika ada, sekarang mungkin di dasar laut. Permukaan laut lebih rendah 15.000 tahun yang lalu.

"Sebagian besar bukti ada di bawah air atau telah terkikis oleh gletser," kata Moreno.