Rabu, 05 Februari 2020

Pesta Reggae dan Tari Cendrawasih Akan Ramaikan FC-Keerom 2019

 Bakal ada pesta reggae dalam Festival Crossborder Keerom (FC-Keerom) 2019 yang akan digelar 3-5 Mei 2019. Selain reggae, dalam gemerlap pesta, warna kental Papua juga akan disajikan secara masif.

Untuk itu, vokalis band reggae asal Papua The Comen Rasta, Gorby-The Comen Rasta mengajak masyarakat berkumpul di lokasi festival yang berada di Lapangan Swakarsa, Waris, Kabupaten Keerom, Papua.

"Kami mengundang semuanya untuk hadir di FC-Keerom 2019. Mari bergembira bersama dalam warna reggae. Kami memiliki aransemen khas warna Papua. Jadi, dijamin FC-Keerom ini akan semakin meriah dan berwarna," ungkap Gorby dalam keterangan tertulis, Jumat (12/4/2019).

Selain aksi Gorby-The Comen Rasta, kontennya juga diisi Ras Muhammad, XD Band, hingga Vanimo Natives asal Papua New Guinea (PNG). Masyarakat PNG pun bisa mengakses FC-Keerom 2019 melalui Pos Lintas Batas (PLB) Waris, Keerom.

Bagi yang belum yahu, The Comen Rasta dibentuk pada 10 Juni 2009. Homebase-nya berada di Dok V, Komplek Hotel Numbay, Jayapura, Papua.

"Kami ini terus berkarya untuk menyuarakan nyanyian khas anak Papua. Tujuannya, agar budaya Papua ini terus dikenal di mancanegara," jelasnya.

Kekentalan rasa Papua dalam band ini bisa dilihat dari namanya. Sebab, Comen adalah nama panggilan akrab bagi putra-putri asli Papua. Panggilan ini juga berlaku bagi warga peranakannya.

Lalu, Rasta jadi penegas kecintaan mereka terhadap musik reggae. Gorby pun menambahkan, masyarakat Papua hingga PNG sangat menyukai warna musik reggae.

"Ornamen Papua sangat kental melekat pada kami. Meski demikian, kami tetap membuka diri dengan budaya baru. Masyarakat di sini sangat suka dengan musik reggae. Pun serupa dengan masyarakat PNG yang memiliki kemiripan budaya. Kami tentu optimistis FC-Keerom 2019 ini akan sukses menarik warga PNG menyeberang ke Keerom," lanjutnya.

Eksis hampir 1 dekade, sudah banyak karya yang mereka ciptakan. Selain bersama The Comen Rasta, Gorby juga telah merelease 5 album solo, di antaranya, The Comen Rasta, 2 in 1, dan Bidadari Hatiku, Tmar Nticam, dan Siapakah Aku ini Tuhan.

"The Comen Rasta memberikan space berkarya yang lebar. Kreativitas setiap personelnya tidak dibatasi. Untuk FC-Keerom 2019, kami sudah siapkan performa terbaik. Ada banyak hits yang akan ditampilkan," katanya.

"Jadi, momentum pesta reggae di FC-Keerom 2019 jangan sampai terlewatkan. Sekali lagi, pastikan warga PNG dan Papua berkumpul semua di FC-Keerom 2019," tambahnya.

Melengkapi pesta reggae, FC-Keerom 2019 juga menampikan Parade Kesenian Papua. Keerom terkenal dengan Tari Cenderawasih. Tarian ini berasal dari Kampung Ampas, Distrik Waris, Keerom, Tari Cenderawasih kerap dipentaskan di luar Papua.

Selain Cenderawasih, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menjelaskan Keerom juga memiliki Tari Seni Absawo. FC-Keerom 2019 juga menampilkan bazar dan games.

"Papua ini penuh musisi bertalenta hebat. Gorby-The Comen Rasta ini figur luar biasa. Kehadirannya ini tentu semakin menguatkan warna Papua di FC-Keerom 2019. Mulai atur perjalanan menuju Keerom. Di sana ada banyak sekali kemeriahan budaya dan lainnya," tegas Ricky.

Secara geografis, Keerom memiliki luas 9.365 km persegi. Kabupaten ini terbagi dalam 11 distrik. 5 distrik di antaranya berbatasan langsung dengan PNG. Distrik itu adalah, Arso Timur, Towe, Senggi, Waris, dan Web.

Keerom juga satu dari beberapa kabupaten yang bersinggungan langsung dengan PNG. Selain Keerom, ada juga Kota Jayapura, Pegunungan Bintang, dan Merauke.

"Experience terbaik ditawarkan FC-Keerom 2019. Ada banyak inspirasi yang bisa didapat pengunjung melalui konten-kontennya. Ras Muhammad hingga Gorby adalah sosok luar biasa. Mereka berkomitmen kuat di jalurnya dengan karya terbaik. Ayo bergabung di FC-Keerom 2019," tutup Menpar Arief Yahya.

Tampilan Megah Kapal Phinisi di Adex 2019 Singapura (2)

Selain fisik, Indonesia juga menyiapkan amunisi terbaik guna memikat publik Singapura. Total ada 10 destinasi diving terbaik Indonesia yang ditawarkan. Anggota Top 10 Indonesia Diving Destination ini berada di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan Timur. Ada juga Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

"Kami tawarkan destinasi terbaik yang ada di Indonesia. Kawasan tersebut terkenal dengan eksotisnya panorama bawah airnya. Area ini merupakan spot dari diving terbaik yang ada di Indonesia. Kami harap publik Singapura memanfaatkan momentum tersebut," jelas Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.

Menawarkan surga bawah air, Bali memamerkan eksotisnya mola-mola, ikan yang menjadi keajaiban laut Pulau Dewata dengan ukuran jumbo dan berat mencapai 1.000 kg. Waktu terbaik untuk menikmati mola-mola adalah pada Juli-Oktober. Spotnya berada di situs diving Nusa Penida Bhayangkara. Sementara warna eksotis lain ditawarkan oleh Pulau Lombok, NTB dengan kekhasan penyu.

Untuk kawasan NTT, ada 2 spot yang ditawarkan, mulai dari Pulau Komodo yang terkenal dengan Manta Ray hingga Rhinopias di Alor. Rhinopias ini sering disebut sebagai scorpion fish dengan varian 4 warna. Ada juga yang lebih unik dari Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Selain view eksotis, Pulau Derawan juga memiliki terumbu karang luar biasa, ikan karang, padang lamun, dan mangrove.

"Indonesia memang surganya bawah air. Wilayah ini memiliki keunikan tersendiri. Selain alam, budaya di sana juga unik. Ada beragam tradisi yang masih terpelihara. Ini juga bisa dinikmati wisatawan bila berkunjung langsung ke sana," ujar Dessy.

Surga bawah air yang ditawarkan semakin panjang karena Indonesia menawarkan keunikan Underwater Cave di Togean, Sulawesi Tengah. Ada juga Coral Reels di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kekuatan bawah laut Sulawesi pun ditegaskan oleh Vertical Wall, Bunaken dan Lembeh di Sulawesi Utara.

Bergerak ke Maluku, wisatawan akan disuguhkan keunikan Hammer Head Shark di Ambon dan Banda. Ada juga keunikan hiu yang bisa dinikmati di Raja Ampat, Papua Barat. Perairan ini menawarkan keunikan Whale Shark di samping beragam terumbu karang yang luar biasa.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menjelaskan bahwa Adex 2019 merupakan venue branding terbaik dan memiliki potensi bisnis besar dari transaksi yang muncul. "Adex 2019 ini luar biasa. Potensi bisnisnya besar. Respons positif pun selalu diperlihatkan oleh publik Singapura. Mereka ini antusias dengan beragam pameran pariwisata. Kami yakin bisa mengoptimalkan peluang ini sehingga memberikan kontribusi besar terhadap pariwisata Indonesia," jelas Arief.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani pun mengatakan Adex merupakan event besar karena banyak institusi yang bergabung dalam event tersebut. Ia pun mengatakan ingin mengoptimalkan potensi besar dari Apex 2019.

"Adex 2019 merupakan event yang besar. Ada banyak institusi yang bergabung di sini. Kami tentu ingin mengoptimalkan potensi besar dari Adex 2019 ini. Untuk itu, kami sajikan konten terbaik. Hal ini sebagai gambaran kekuatan wisata bahari Indonesia. Jadi wisatawan akan semakin mengerti dengan posisi ini," ujar Rizki.

Indonesia sengaja memarkir kapal Phinisi sebagai ikon. Posisinya pun strategis, yakni berada di blok E01-E10 dan A03-A05 dekat dengan pintu masuk. Tampil menyolok, kapal Phinisi di pajang di sisi atas dengan haluannya lengkap dengan layar khas Phinisi. Lantai dari paviliun berwarna biru terang pun menjadi representasi zonasi perairan nusantara.

"Kapal Phinisi tetap ditonjolkan. Kapal ini sangat legendaris. Masyarakat mancanegara juga mengenal kapal ini dengan sangat baik. Dengan beragam potensinya, kami yakin booth Indonesia ini akan menarik perhatian pengunjung Adex 2019. Dengan begitu, branding destinasi dan potensi transaksinya ini akan semakin optimal," terang Rizki.