Jumat, 28 Februari 2020

Menpar Resmikan 2 Tempat Wisata Baru di Purworejo

Purworejo punya dua tempat wisata baru yang diresmikan Menpar Arief Yahya. Tempat ini bisa jadi tujuan liburan akhir pekan kali ini.

Badan Otorita Borobudur (BOB) luncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Digital Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Dua destinasi wisata baru tersebut diresmikan oleh Menpar Arief Yahya.

"Ya hari ini telah kami resmikan obyek wisata baru di Purworejo yakni Pasar Digital Menoreh dan Glamping D'Loano," kata Menpar di sela-sela acara, Kamis (14/2/2019).

Arief menambahkan, sasaran dibangunnya destinasi itu adalah wisatawan milenial yang suka dengan wisata nomadik. Selain itu, obyek wisata yang viral di media sosial atau disebut wisata digital juga sangat digemari oleh para wisatawan tersebut.

"Jadi ujungnya itu sebenarnya milenial, ternyata 50% yang datang ke Indonesia itu milenial dan milenial itu ada beberapa kesukaannya salah satunya nomadik, yang kedua digital. Jadi detinasi seperti ini menurut kita biasa tapi menurut milenial enggak. Kok bisa? Ya begitulah mereka jadi trending topik kemana-mana," imbuhnya.

Untuk itu menpar berpesan bagi siapa saja yang membuat destinasi milenial agar harganya terjangkau. Di Indonesia sendiri hingga sekarang baru terdapat kurang dari 60 pasar digital.

Meski berbentuk digital dan terkesan modern, namun di Pasar Menoreh dijajakan berbagai produk kuliner olahan desa dan UMKM se-Kabupaten Purworejo. Diharapkan pasar ini nantinya bisa ikut membantu meningkatkan perekonomian warga masyarakat setempat.

Sementara itu, Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin mengatakan Glamping atau Glamorous Camping membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah di tengah hutan.

Glamping memang diperuntukkan untuk wisatawan yang ingin menikmati sensasi kemping di alam dengan suasana hutan, namun bisa tetap nyaman dengan tinggal di dalam tenda yang lengkap dengan fasilitas seperti kamar hotel. Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 500.000 per orang dalam semalam.

Harga tersebut sudah termasuk makan 3 kali, snack dan bebas menikmati minuman teh serta kopi. Belasan tenda fasilitas lain nantinya akan menghiasi puncak perbukitan Menoreh dengan luas 309 hektar tersebut.

"Dari 309 hektar Zona Otorita, akan dibagi kavling-kavling pengembangan dan pengelolaan. Untuk tenda sendiri memiliki kapasitas 6 orang dengan fasilitas tempat tidur, meja, listrik dan lain-lain. Selain tenda untuk beristirahat, di area ini juga tersedia fasilitas lain seperti musala, toilet, restoran, ruang meeting, arena hiburan anak, hingga panggung pertunjukan," kata Agustin saat ditemui detikTravel di area kemping.

Dengan konsep budaya dan petualangan, masyarakat setempat pun ikut dilibatkan dalam pembangunan glamping ini. Konsep bertumpu pada daya tarik budaya dan alam, serta interaksi yang harmonis antara wisatawan dengan alam. Ada tiga komponen dalam konsep ini yaitu alam, aktivitas fisik, dan pertukaran budaya.

"Ke depan untuk Zona Otorita akan membidik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dengan segmentasi keluarga dan individual," lanjutnya.

Cara kesana:

Jika ingin menuju ke tempat tersebut, dari pusat Kota Purworejo kita bisa langsung meluncur dengan kendaraan pribadi ke arah timur laut dengan jarak sekitar 25 km. Dalam perjalanan kita juga bisa menikmati jalan yang berkelok-kelok dengan dihiasi tebing-tebing indah di sebelah kanan dan kiri serta hijaunya pepohonan yang membuat suasana semakin sejuk. Tempat ini cocok banget untuk liburan akhir pekan. 

Menpar Nilai Tol Trans Jawa Bantu Konektivitas Wisata di Jateng

Menpar Arief Yahya mengatakan jalan Tol Trans Jawa membantu konektivitas objek wisata di Purworejo dan Jawa Tengah. Setiap pintu tol mesti jadi akses wisata.

"Itu sangat betul, kita punya Tol Trans Jawa 1.000 km. Dengan adanya tol itu destinasi kita harapkan bisa semakin hidup terutama yang nomadik atau bisa berpindah-pindah dari kota satu ke kota lain dengan waktu relatif cepat, saya tadi dari Semarang ke sini juga cuma dua jam," kata Arief di sela-sela peresmian obyek wisata baru di Purworejo, Kamis (14/2/2019).

Menpar Arief Yahya mengusulkan, ke depannya di setiap pintu tol bisa dibangun akses jalan langsung menuju obyek wisata terdekat. Hal tersebut juga untuk mencegah penurunan pengunjung wisata.

"Agar tidak turun, maka saya harap di pintu tol bisa dibangun jalan akses menuju obyek wisata terdekat. Untuk yang di Pantura pengunjungnya berkurang atau tidak sekarang saya belum tahu," lanjutnya.

Tak hanya tol, keberadaan New Yogyakarta International Airport nantinya juga akan membantu menarik wisatawan terutama wisatawan mancanegara untuk menikmati destinasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Saat ini, Bandara Adi Sucipto Yogyakarta sudah over loaded sehingga tidak bisa lagi maksimal dalam menerima wisatawan.

"Bandara Adi Sucipto itu sudah over loaded, sudah 400%. Jadi kapasitasnya 1,5 juta tapi bebannya 6 juta. Saya sebagai Menpar menjamin ketika kita punya bandara baru saya garansi jumlah wisman yang datang ke Jateng dan DIY ada 2 juta, jadi akan ada uang sekitar Rp 30 triliun yang beredar per tahun," pungkasnya.

Menpar Resmikan 2 Tempat Wisata Baru di Purworejo

Purworejo punya dua tempat wisata baru yang diresmikan Menpar Arief Yahya. Tempat ini bisa jadi tujuan liburan akhir pekan kali ini.

Badan Otorita Borobudur (BOB) luncurkan destinasi wisata baru yakni Glamping D'Loano dan Pasar Digital Menoreh di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Dua destinasi wisata baru tersebut diresmikan oleh Menpar Arief Yahya.

"Ya hari ini telah kami resmikan obyek wisata baru di Purworejo yakni Pasar Digital Menoreh dan Glamping D'Loano," kata Menpar di sela-sela acara, Kamis (14/2/2019).

Arief menambahkan, sasaran dibangunnya destinasi itu adalah wisatawan milenial yang suka dengan wisata nomadik. Selain itu, obyek wisata yang viral di media sosial atau disebut wisata digital juga sangat digemari oleh para wisatawan tersebut.

"Jadi ujungnya itu sebenarnya milenial, ternyata 50% yang datang ke Indonesia itu milenial dan milenial itu ada beberapa kesukaannya salah satunya nomadik, yang kedua digital. Jadi detinasi seperti ini menurut kita biasa tapi menurut milenial enggak. Kok bisa? Ya begitulah mereka jadi trending topik kemana-mana," imbuhnya.

Untuk itu menpar berpesan bagi siapa saja yang membuat destinasi milenial agar harganya terjangkau. Di Indonesia sendiri hingga sekarang baru terdapat kurang dari 60 pasar digital.

Meski berbentuk digital dan terkesan modern, namun di Pasar Menoreh dijajakan berbagai produk kuliner olahan desa dan UMKM se-Kabupaten Purworejo. Diharapkan pasar ini nantinya bisa ikut membantu meningkatkan perekonomian warga masyarakat setempat.

Sementara itu, Direktur Destinasi BOB, Agustin Paranginangin mengatakan Glamping atau Glamorous Camping membuat para wisatawan tidak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah di tengah hutan.