Minggu, 01 Maret 2020

Asyik Banget, d'Traveler Jalan-jalan Keliling Singapura

Para juara d'Traveler of The Year 2018 melanjutkan jalan-jalan di Singapura. Mereka menikmati keragaman etnis yang ada.

Para juara kedua dari kompetisi tiket.com d'Traveler of The Year 2018 mendapatkan hadiah liburan ke Singapura, 8-11 Februari 2019. Mereka adalah Titry Frilyani, Brigida Emi Lilia, Nuha Dzakirah, Aldi Sanjaya Putra dan Yogaku Sagala.

Singapura memiliki jumlah penduduk sekitar 5,612 juta orang dengan mayoritas etnisnya Tionghoa, India, Melayu, Arab serta lainnya. Di hari kedua Sabtu (9/2/2019) d'Traveler of the Year 2018 melanjutkan perjalanan, kali ini melihat tempat ikonik etnis yang ada di Singapura.

Kampong Glam merupakan kawasan ditempati oleh orang keturunan Arab di Singapura. Dulunya menurut tur guide kami, Yuditama, area ini ditempati oleh masyarakat Indonesia untuk transit melakukan ibadah haji.

Di sekitar kawasan terdapat gerai-gerai bernuanasa Timur Tengah. Di sana juga banyak penjual makanan bernuansa Indonesia dan telah menjadi wisata halal pertama di Singapura.

"Bagi wisatawan Indonesia jangan khawatir, di sini bisa pesan nasi dan lontong sayur," ungkap Aldi, salah satu peserta

Selanjutnya mereka ke Malay Heritage Center. Ini adalah sebuah pusat kebudayaan dan juga museum bagi orang Melayu. Di sini kita bisa belajar tentang warisan, sejarah dan masyarakat Melayu di Singapura.

Dari sana mereka ke Little India, kawasan yang ditempati kelompok etnis terbesar ketiga di Singapura, yaitu India. Selain banyak toko menjual aneka aksesoris khas India, tempat ini juga bisa untuk berburu oleh-oleh semua kebutuhan 24 jam seperti di Mustafa Center. Kawasan ini juga banyak menghadirkan kedai restoran halal makanan India.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke China Town tempat ikonik etnis terbesar di Singapura. Kawasan ini ramai dengan turis maupun warga lokal yang mencari barang murah dan meriah semua kebutuhan tempat ini meriah saat ada perayaan tahun baru Imlek.

Setelah puas berbelanja di China Town, rombongan kembali lanjut ke wilayah Clarke Quay dan berfoto di depan Sungai Singapore River Cruise. Seperti apa lagi petualangannya, ikutin terus yuk!

Hidden Gem di Bandung: Kawah Rengganis yang Cantik

Liburan akhir pekan di Bandung, bukan hanya ada Kawah Putih. Ada satu lagi lokasi tak kalah cantik, Kawah Rengganis namanya. Kamu bisa liburan mendadak ke sana!

Tempat wisata alam Kawah Rengganis berlokasi di kawasan perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VIII di Kampung Cibuni, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Warga setempat menyebutnya kawah Cibuni. Tidak begitu jauh dari objek wisata Situ Patenggang, hanya sekitar dua kilometer.

Ada banyak keunikan yang bisa kita lihat di Kawah Rengganis, salah satunya terdapat beberapa geiser kecil. Geiser yang menyemburkan uap panas dengan skala besar ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata air panas yang alami.

Kawah ini memiliki kadar belerang yang tidak terlalu pekat dan suhu air cukup panas. Hal ini yang kemudian dijadikan wisatawan untuk berendam dan serbuk yang terbentuk dari sisa belerang dilumurkan ke seluruh badan karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

"Kolam rendam rengganis itu beda dari kolam lainnya, karena bentuknya masih alami. Belum banyak dirombak seperti tempat wisata kolam pemandian air panas lainnya," ucap Isma, saah satu pengunjung.

Isma juga mengatakan, meski baunya menyengat, tetap bisa dipakai di seluruh tubuh.

"Meski bau belerangnya masih ada, tapi tidak terlalu menyengat. Selain itu, yang menarik adalah masih adanya serbuk belerang yang bisa dilumurkan di seluruh badan," kata Isma menambahkan.

Saat liburan akhir pekan banyak wisatawan datang ke sini. Rupanya banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang berdatangan ke tempat ini untuk membuktikan fakta serta mitos tersebut.

Sejarah dan Misteri Makam Pandu di Bandung

Bandung adalah kota liburan favorit saat akhir pekan. Kalau mau wisata unik ayo jelajahi sejarah dan misteri di Makam Pandu. Ada makam Freemason juga lho. Berani?

Bandung, siapa tak kenal dengan kota yang dijuluki Paris Van Java ini? Sebuah kota yang boleh jadi merupakan primadona bagi para traveler. Bagaimana tidak? Bandung memang bak nirwana, apa-apa yang dicari sangat bisa kau dapati di Bandung.

Coba sebut apa ragam wisata apa yang kau inginkan? Wisata kuliner, banyak! Di mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner hits dengan sajian arsitektur kafe yang Instagramable. Apa lagi, fashion? Bukankah sudah saya sebut jika Bandung ini dijuluki Paris Van Java? Rasanya sudah tak perlu saya jelaskan lagi ya. Sebut apa lagi, wisata alam? Sempat mendengar kalau Bandung diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum? Nah itulah jawabannya, wisata alam di Bandung memang geulisnya tiada dua.

Tak cuma berhenti di situ, ada ragam wisata unik lainnya yang mungkin saja belum banyak orang tau. Wisata mistis ke Bandung Medical Center misalnya dan wisata sejarah di Makam Pandu.

Makam? Iya makam, kamu tidak salah baca. Destinasi wisata saya kali ini adalah sebuah Komplek Pemakaman Pandu yang berada di daerah Pasteur. Letaknya tak susah dicari, bagi yang seringkali atau sudah pernah traveling ke Bandung dijamin kalian pernah melewatinya, letaknya pas di sebelah kanan sebelum Flyover Pasopati jika datang dari arah Jakarta.

Lalu apa yang menjadi keunikan Makam Pandu ini? Di sini terdapat berbagai macam model makam, dimulai yang sederhana hingga yang direka sedemikian rupa seperti istana mini, yang paling unik sih ada satu model makam yang berbentuk laci. Disebut laci, karena tempat pemakaman yang bisa ditarik keluar.

Tapi jika bicara model makam yang ikonik, di Makam Pandu ini ada satu makam yang menjadi ikon, ialah makam keluarga pengusaha peternak sapi berkebangsaan Italia bernama Ursone. Makam mendiang Ursone ini menjadi unik karena bangunannya yang bergaya Eropa, lengkap dengan patung-patung yang membuatnya menarik.

Selain Ursone, ada banyak makam figur non pribumi lainnya yang bersejarah bersemayam disini. Di antaranya, Prof Raymond Kennedy, seorang guru besar Universitas Yale yang dibunuh oleh orang tak dikenal saat sedang mengadakan penelitian di Indonesia. Ada pula makam Prof Ir Charles Prosper Wolff Schoemaker sang arsitek Bandung, buah tangannya kini menjadi landmark-landmark di Bandung, seperti Gedung Merdeka, Hotel Preanger, Gedung Majestic, Gedung Landmark, Gereja Bethel, Katedral Santo Petrus, Gedung Jaarbeurs (Kologdam), Villa Isola, Gedung PLN, Gedung Sabau, Masjid Cipaganti dan lain lain.

Oh iya, di dalam Komplek Pemakaman Umum Pandu ini ada sebuah Komplek Pemakaman lainnya, yaitu Everald. Sebuah Komplek Pemakaman yang diisi oleh Tentara Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL) yang tewas saat berperang dengan Jepang di Hindia Belanda. Tak sembarang orang bisa masuk ke sini, jika memang berniat untuk masuk, kita diwajibkan memiliki izin dari Kedutaan Besar Belanda.

Yang paling menarik adalah, makam yang di nisannya tergambar simbol jangka dan penggaris, simbol milik sebuah organisasi bernama Freemason. Ini adalah salah satu bahwa organisasi rahasia Freemason atau Tarekat Mason Indonesia ini pernah ada di Kota Kembang ini.

Selama di Bandung saya memilih untuk menyewa mobil sebagai moda transportasi saya. Saya menyewanya melalui aplikasi tiket.com. Pilihan mobilnya banyak, dari Brio sampai Alphard ada. Proses pemesanannya pun teramat sangat mudah, hanya butuh jempol yang siap mengikuti instruksi, lalu bayar dan mobil siap menanti di depan gerbang rumah. Yang terakhir tentunya apalagi yang menjadi pertimbangan besar untuk menyewa mobil lewat tiket.com selain harganya yang murah, harganya sudah termasuk jasa supir tapi belum termasuk bensin dan tol. Belum lagi, Tiket.com selalu memberi segambreng promosi-promosi yang menyejukan hati dan dompet.

Oh iya, sebagai penambah, tak hanya bisa menyewa mobil. Di tiket.com #semuaadatiketnya ada tiket pesawat murah, tiket kereta murah, hotel nyaman dan murah, acara atraksi keluarga, nonton konser musisi idola. Tenang, semuanya ada kok karena di tiket.com #semuaadatiketnya.