Senin, 02 Maret 2020

Semarang Punya Jamuan Meja Panjang, Tradisi Jelang Imlek

Pasar Imlek Semawis Semarang kembali dibuka tahun ini. Dalam event tersebut ada tradisi yang menarik dengan inti meja panjang, apa itu?

Di Pasar Imlek Semawis yang digelar di Pecinan Semarang selalu digelar dua meja dengan panjang lebih dari 100 meter untuk menampung sekitar 400 orang. Yang duduk di sana mulai dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota, Hevearita Gunaryanti Rahayu hingga masyarakat biasa, itulah Tok Panjang.

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata (Kopisemawis), Harjanto Halim mengatakan Tok Panjang merupakan tradisi menjamu para tamu. Yang dijamu dari segala etnis dan komunitas. Menurutnya inilah inti dari Imlek, mempertemukan saudara yang terpisah.

"Dulu di rumah mejanya bundar, kemudian anggota keluarga semakin banyak jadilah meja pajang atau Tok Panjang. Ini menjamu dari luar komunitas pecinan, Imlek ya ini, menjamin silaturahmi, lebih penting dari angpau, lah," kata Harjanto.

Hidangan yang disajikan sudah pasti tidak mengadung babi agar bisa dimakan siapapun. Tidak hanya itu, menunya pun cukup unik mulai dari hidangan pembuka yaitu teh serbat yang merupakan teh dengan 2 butir serbat bercampur 20 herbal lokal dan China. Kemudian ada brokoli udang, sup lobak dan ikan patin.

Yang paling menarik yaitu hidangan utamanya berupa nasi warna biru dengan nama nasi ulam bunga telang. Menu ini sebenarnya asimilasi peranakan Malaysia dan Singapura. Nasi ini disajikan dengan wadah tampah dan dikelilingi srundeng, telur, gereh, dan lainnya kemudian diaduk dengan tangan dan dimakan bersama. Satu tampah bisa dinikmati oleh 4 orang.

"Tidak semua nasi harus putih, tidak semua etnis atau suku harus sama atau seragam. Itulah indahnya perbedaan," ujarnya.

Suasana akrab terlihat di setiap meja ketika satu persatu hidangan disajikan. Acara makan-makan itu pun ditutup dengan cincau sirup mapel dan kopi alam.

Pasar Imlek Semawis yang dibuka mulai tanggal 1 hingga 3 Februari 2019 itu cukup ramai pengunjung dari berbagai etnis bahkan mancanegara. Para pengunjung biasanya berburu kuliner mulai dari makanan tradisional hingga yang kekinian.

Pengunjung juga bisa melihat berbagai kebudayaan china seperti barongsai, liong dan wayang potehi. Nah, yang unik, pengunjung bisa berfoto dengan kera sakti atau Sun Go Kong beserta rombongannya termasuk Dewi Kwan Im.

"Perayaan Imlek ini dinikmati tidak hanya warga tionghoa, dari perwakilan agama lain, juga dari etnis lain hadir. Ini membawa berkah bagi kita semua," kata Wali Kota Hendrar Prihadi usai membuka Pasar Imek Semawis.

Lokasi Pasar Imlek Semawis ada di Pecinan tepatnya di Jalan Wotgandul Timur. Pengunjung harus memperhatikan rambu karena ada pengalihan arus karena jalan ditutup untuk kegiatan tersebut.

My Trip My Adventure: Petualangan Maksimal di Kediri

Kediri bisa jadi tempat petualangan kamu saat long weekend kali ini. Kalau tidak percaya, lihat saja di My Trip My Adventure.

My Trip My Adventure akan kembali hadir pada Minggu, 3 Februari 2019 besok pukul 08.30 WIB. Dua host MTMA, Richard Kyle dan Bima Aryo akan menjelajah Kediri dengan pesona tradisional dan alam yang tak pernah pudar

Para host menjelajah kawah Gunung Kelud dengan off road melewati perkebunan dan jalan berlumpur. Mereka lalu memanjat Tebing Sumbing setinggi 50 meter bersama komunitas.

Yang seru juga ada aksi Downhill bersama komunitas Kediri Downhill Comunity. Mereka lalu menuju air terjun tertinggi di Jawa Timur yaitu Coban Tretes dengan naik motor trail.

Petualangan budaya di Kediri juga seru. Richard dan Bima melihat siswa sedang belajar di Kampung Inggris dan mencoba kesenian jaranan atau kuda lumping. Jangan lupa tonton episode terbaru MTMA besok ya!

Mengagumi Alam Komodo, Rinca hingga Labuan Bajo

Tahun 2019 banyak tanggal merah, bingung mau kemana? Datang saja ke Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Anda dipastikan kagum sejak dari Labuan Bajo.
Tak lucu kan jika datang ke Labuan Bajo tapi tak melihat yang namanya Komodo itu sendiri. Komodo dapat kalian temukan dengan mudah di 2 pulau terbesar di dekat Labuan Bajo, yaitu Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Komodo berkeliaran dengan bebas di kedua pulau ini.

Jadi jika ingin melihat komodo dengan dekat harus didampingi dengan ranger. Berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan kapal dari Labuan Bajo, Pulau Komodo dan Rinca dapat kita capai. Tak ada akomodasi darat dan memang transportasi satu-satunya hanya menggunakan kapal.

Di kedua pulau itu pun mempunyai spesies komodo endemik yang berdiam di sana. Pulau Komodo dan Pulau Rinca memiliki penampakan yang hampir sama yaitu pulau gersang dengan sebaran padang rumput yang mempesona.

Ada beberapa pilihan jalur trekking di Pulau Komodo dan Rinca, yaitu short, medium dan long. Tinggal pilih sesuai waktu dan kemampuan fisik. Tapi yang pasti semua trek mempunyai daya tarik tersendiri.

Trekking mungkin nampak melelahkan apalagi ditambah terik matahari yang bersinar. Namun percayalah semua perasaan itu akan sirna ketika di tengah penelusuran jalur trekking akan bertemu dengan sekawanan komodo, tentunya rasa lelah tadi akan berubah menjadi rasa takjub luar biasa bisa melihat langsung sang naga raksasa.

Di sepanjang jalur trekking di Pulau Rinca, kalian akan ditemani oleh pemandangan indah berupa jajaran perbukitan dan hamparan laut biru. Bukit ini akan kering dan bewarna kuning di saat musim kemarau sedangkan apabila masuk musim penghujan, bukit ini akan berubah warna menjadi hijau. Di sela-sela perjalanan trekking, kalian akan menemukan puncak bukit yang memiliki pemandangan khas Pulau Rinca.

Hamparan laut biru dipadukan dengan perbukitan eksotis semakin menambah keindahan Pulau Rinca. Sungguh memanjakan mata setiap pengunjungnya.

Semarang Punya Jamuan Meja Panjang, Tradisi Jelang Imlek

Pasar Imlek Semawis Semarang kembali dibuka tahun ini. Dalam event tersebut ada tradisi yang menarik dengan inti meja panjang, apa itu?

Di Pasar Imlek Semawis yang digelar di Pecinan Semarang selalu digelar dua meja dengan panjang lebih dari 100 meter untuk menampung sekitar 400 orang. Yang duduk di sana mulai dari Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota, Hevearita Gunaryanti Rahayu hingga masyarakat biasa, itulah Tok Panjang.

Ketua Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata (Kopisemawis), Harjanto Halim mengatakan Tok Panjang merupakan tradisi menjamu para tamu. Yang dijamu dari segala etnis dan komunitas. Menurutnya inilah inti dari Imlek, mempertemukan saudara yang terpisah.

"Dulu di rumah mejanya bundar, kemudian anggota keluarga semakin banyak jadilah meja pajang atau Tok Panjang. Ini menjamu dari luar komunitas pecinan, Imlek ya ini, menjamin silaturahmi, lebih penting dari angpau, lah," kata Harjanto.

Hidangan yang disajikan sudah pasti tidak mengadung babi agar bisa dimakan siapapun. Tidak hanya itu, menunya pun cukup unik mulai dari hidangan pembuka yaitu teh serbat yang merupakan teh dengan 2 butir serbat bercampur 20 herbal lokal dan China. Kemudian ada brokoli udang, sup lobak dan ikan patin.