Liburan Imlek di China, kamu bisa pergi ke Kota Qufu di Provinsi Shandong. Di sana ada destinasi unik berupa Pohon Naga.
Pohon berbentuk Naga ini ada di Temple of Confucius. Ini adalah tempat filsuf agung Konfusius mengajarkan Konghucu. Kelenteng ini tepatnya berada di Kota Qufu, Provinsi Shandong, China. detikTravel bersama Dwidaya Tour pun mengulik tentang kelenteng bersejarah ini.
Sejak dulu banyak orang datang untuk menimba ilmu dari Konfusius. Bahkan setelah tiada, kaisar dari berbagai dinasti datang untuk menunjukkan hormat atas jasa Konfusius. Mereka biasanya akan datang dan meninggalkan batu prasasti sebagai bukti.
Sesuai dengan pengajaran dan amanah Konfusius, semua orang yang datang ke kelenteng ini harus meninggalkan statusnya. Semua orang harus berjalan kaki untuk dapat masuk ke kelenteng ini. Kaisar sekali pun harus mentaati peraturan ini.
Pohon Naga ini begini ceritanya. Pada suatu hari, seeorang kaisar sedang datang berkunjung memberi penghormatan di Temple of Confucius. Karena tidak biasa berjalan, kaisar ini merasa kelelahan.
"Kaisar tersebut kelelahan karena berjalan. Kemudian kaisar tersebut bersandar sejenak di salah satu pohon siprus," cerita Dennis, pemandu dari China International Travel Service.
Setelah bersandar, hal unik terjadi. Batang pohon yang menjadi sandaran kaisar tersebut mendadak berubah meliuk.
"Batang pohon ini mendadak berbentuk ikal seperti badan ular," lanjut Dennis.
Menurut kepercayaan, pohon tersebut menyerap energi dari kaisar tersebut. Pada zaman itu anggapan yang ada adalah kaisar reinkarnasi dari naga. Sehingga energi dan auranya pun berwujud naga.
Oleh sebab itu, pohon yang menjadi senderan kaisar ikut berubah menjadi seperti naga. Wah!
Pohon Naga ini sendiri tak hanya bergelombang di satu sisi. Namun sampai ke atas batang pohon.
Di sebelah Pohon Naga ini juga terdapat yang tak kalah unik. Ada pohon yang mirip phoenix. Hanya saja pohon yang berusia ribuan tahun tersebut telah mati dan dikaitkan dengan tali agar tidak jatuh.
Kini dua pohon tersebut diberi pagar pembatas dan peringatan untuk tidak dipegang. Kalau sampai tergurat, wisatawan bisa diberi sanksi. Karena pohon tersebut sudah dianggap sebagai warisan budaya. Yuk datang kesana saat liburan Imlek nanti!
Selamat Jalan Boeing 727 Trijet...
Boeing 727 Trijet dengan ciri khas 3 mesin jet mengakhiri tugasnya di dunia setelah 56 tahun. Iran menjadi tempat terakhir pesawat ini mengudara.
Melansir CNN Travel, Kamis (31/1/2019), Boeing 727 Trijet terbang dengan rute domestik Iran. Boeing 727-200 telah berusia 38 tahun milik Iran Aseman Airlines memasuki purna tugas pada pertengahan Januari.
Ekornya berbentuk T dengan tiga mesin, B 727 menarik banyak perhatian ketika diluncurkan pada tahun 1962. Desain ini juga memiliki tujuan praktis, dengan pesawat ukuran sedang yang ditujukan untuk kota-kota kecil di mana bandara memiliki landasan pacu yang lebih pendek dan tidak dapat melayani pesawat yang lebih besar seperti B 707.
Tiga mesin jet yang dipasang di belakang membuatnya serbaguna untuk operator yang dapat lepas landas dan mendarat di landasan pacu pendek. Tetapi masih memiliki jangkauan terbatas untuk rute lintas samudera.
Boeing awalnya berencana hanya membangun 250 pesawat. Namun, pesanan untuk B 727 melewati perkiraan.
Tak lama, B 727 menjadi desain jet komersial pertama yang menjual lebih dari seribu pesawat dan mencapai jumlah 1.832 unit, menurut Boeing.
Dari pertengahan 1980-an, ketika produksi berakhir, B 727 dipandang sebagai semakin berisik dan tidak efisien dibandingkan dengan beberapa saingannya yang lebih baru. Banyak maskapai besar mulai menghapus layanan jenis ini dari tahun 1990-an.
Namun, kehidupannya masih panjang dengan sekitar 60 unit masih beroperasi sebagai pesawat kargo, angkutan VIP atau sebagai pesawat penelitian lebih dari setengah abad setelah jenis ini memasuki layanan. Satu B 727 yang masih beroperasi di Inggris oleh Oil Spill Response, yang menangani tumpahan minyak dengan mengeluarkan deterjen pemakan minyak sambil terbang serendah 45 meter di atas air.