Rabu, 01 April 2020

Seperti Apa Kehidupan Wuhan Saat Lockdown?

Semenjak virus Corona merebak, Wuhan pun lockdown alias dikunci. Warganya dikurung di rumah masing-masing, seperti apa?

Seperti yang diberitakan Reuters, warga Wuhan menjalani pemulihan menuju hari-hari normal setelah sempat ditutup oleh pemerintah China. Wuhan dipercaya sebagai epicentrum atau pusat penyebaran virus Corona yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Semenjak akhir tahun Wuhan pun dikunci. Begitu juga kawasan-kawasan di Provisi Hubei. Warga di provinsi itu tidak cuma dilarang keluar dari kota masing-masing, mereka bahkan dilarang untuk keluar rumah. Kebijakan itu diambil untuk menghentikan penyebaran Corona.

Dari foto-foto yang diabadikan Reuters, aktivitas warga Wuhan selama lockdown hanya di seputaran jendela, balkon, atau atap rumah dan apartemen. Mereka mematuhi aturan pemerintah untuk berdiam di rumah.

Terlihat warga Wuhan menjalani kehidupan laiknya aktivitas sehari-hari di dalam kediaman mereka. Ada yang menggantung cucian, anak-anak bermain, ada yang makan mie dengan santai, merokok dan lainnya.

Mereka hanya bisa berinteraksi dengan tetangga melalui jendela atau atap. Saat keluar rumah pun ada juga yang memakai masker. Terlihat begitu jelas dari gambar, begitu sepi kehidupan di Wuhan saat lockdown.

Seperti Apa Kehidupan Wuhan Saat Lockdown?Foto: (dok Reuters)
Hampir dua bulan warga Wuhan harus mengurung diri karena Corona. Begitu juga dengan kota-kota negara lain yang mulai satu persatu mengambil kebijakan lockdown.

Semoga wabah Corona segera mereda dan kita bisa menjalani kehidupan seperti biasanya. Jaga kesehatan ya traveler dan stay at home alias di rumah saja!

China Mulai Bangkit, Museum Terracota Xian Kembali Dibuka

Pariwisata China kembali bergairah usah pandemi corona di sana yang mulai membaik. Museum Terracota Xian pun dibuka lagi.
Perlahan, China mulai pulih usai dihantam wabah virus Corona selama lebih dari satu bulan. Hal itu pun ditandai dengan dibukanya kembali sejumlah objek wisata China.

Seperti dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Selasa (31/3/2020), yang pertama ada Tembok Besar China atau Great Wall yang mulai dibuka kembali Selasa lalu (24/3) seperti diberitakan CNN.

Kemudian, ada juga Museum Situs Mausoleum Kaisar Qinshihuang atau yang lebih dikenal dengan Museum Terracota di Xian yang kembali buka. Menyusul Tembok Besar China, Museum Terracota Xian juga kembali buka sehari setelahnya atau 25 Maret 2020 lalu.

Dilihat detikcom dari situs resminya, pembukaan kembali Museum Terracota Xian juga disertai ketentuan berlaku. Pasalnya, pihak museum hanya membatasi jumlah penumpang sekitar 8.000 per hari.

Para calon pengunjung pun diwajibkan membeli tiket lebih dulu secara online, disertai dengan nomor paspor. Setelah melakukan pemesanan, barulah traveler bisa membeli tiket dengan cara menunjukkan paspor di loket museum.

Untuk tindakan pencegahan, setiap pengunjung yang datang juga akan diminta untuk mengenakan masker wajah di diukur suhu tubuhnya lebih dulu.

Seperti diketahui, Museum Terracota di Xian menjadi rumah dari ribuan patung prajurit seukuran manusia yang diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO

Hotel untuk Tampung Tenaga Medis Betul-betul Siap Belum, Sih?

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio meninjau kesiapan hotel yang ditunjuk sebagai akomodasi tenaga medis yang menangani Corona (COVID-19) akhir pekan lalu.
Wishnutama menjajal kelengkapan hotel untuk tenaga medis khusus Corona, yakni disinfection chamber, pengukuran suhu tubuh, serta hand sanitizer di area masuk lobi Hotel Novotel, Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/3/2020). Dia tak sendirian, tapi didampingi oleh Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Deputi Bidang Pemasaran Nia Niscaya, dan Juru Bicara untuk Satgas COVID-19 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ari Juliano Gema.

Hanya tenaga medis dan anggota gugus tugas yang sudah didaftarkan oleh rumah sakit rujukan yang bisa menginap di hotel tersebut. Tenaga medis tersebut hanya perlu menunjukkan foto identitas diri melalui layar telepon genggam untuk disesuaikan dengan data yang ada.

Andai proses itu lancar, selanjutnya mereka bakal mendapatkan nomor kamar. Selanjutnya, tenaga medis itu akan menerima sarung tangan sintetis dan hand sanitizer yanga da di meja resepsionis.

Kemudian, tenaga medis itu bisa mengambil kunci kamar sesuai dengan nomor kamar dan lantai di area yang sudah ditentukan.

Selain menjajal prosedur check in, Wishnutama dan rombongan juga memastikan hotel itu menjalankan konsep physical distancing (jaga jarak fisik) dengan ketat termasuk meminimalkan kontak fisik.

Petunjuk untuk #jagajarakdulu terlihat di depan lift dan di dalam lift.

"Saya sudah keliling dan melihat langsung persiapannya. Alasan yang terpenting untuk kami bekerja sama dalam program ini adalah jaringan hotel harus memiliki standarisasi yang sudah ditetapkan agar bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi tenaga medis yang tinggal di sini nanti dan juga bagi pekerja hotelnya," kata Wishnutama.

Untuk segala kebutuhan tenaga medis selama menginap, hotel Novotel Cikini itu dinilai telah menyiapkan perlengkapan sesuai dengan SOP yang ditetapkan WHO dan Kementerian Kesehatan. Dari makanan, laundry pakaian, serta staf yang bertugas dibekali dengan perlengkapan yang komplet.

"Saya cek langsung bagaimana cara mengambil kunci kamar dengan aman, mengambil makanan dengan aman, juga laundry dengan aman. Itu semua faktor yang perlu kita perhatikan dan menjadi salah satu syarat utama kita," ujar Wishnutama.

Ia berharap kerja sama pemerintah dengan hotel iitu bisa diduplikasi di daerah-daerah yang juga diterpa wabah Corona.

"Karena kerja sama ini tidak hanya masalah tempat tinggal, tapi kita juga bekerja sama dengan perusahaan seperti Bluebird Group, Antavaya, White Horse, serta Panorama untuk penyediaan transportasi," Wishnutama menambahkan.

Sementara itu, Adi Satria, vice president of Sales, Marketing and Distributions, Accor Hotels untuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura, mengatakan selain Novotel Cikini ada tiga hotel yang bisa ditinggali tenaga medis. Yakni, Mercure Cikini, Ibis Styles Jakarta Sunter, dan Ibis Senen.

"Demi kepentingan tamu-tamu yakni para dokter dan perawat, serta juga tentunya menjaga kesehatan tim kami yang melayani. Mulai dari mereka datang, housekeeping dan laundry hotel. Selama masa ini kami tidak membuka penginapan untuk tamu umum, jadi khusus untuk dokter dan perawat," kata Adi Satria.

"Tim kami yang melayani juga kami inapkan seluruhnya di hotel ini, sehingga semuanya benar-benar terjaga," dia menambahkan.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus mendukung program Pemerintah melalui Kemenparekraf lainnya.

"Kita sudah berkolaborasi dari 2012 dan banyak hal yang sudah kita lakukan bersama. Dengan kolaborasi ini tentunya kita dukung seluruh inisiatif yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, apalagi ini untuk kepentingan bersama," ujar Adi Satria.