Selasa, 07 April 2020

Pengalaman Risa Suseanty saat Terkunci di Belgia

 Risa Suseanty, 39 tahun, tinggal di Belgia sejak menikah dengan Steven Wong. Mantan atlet balap sepeda gunung (MTB) downhill itu merasakan lockdown (penguncian wilayah) setelah virus Corona mewabah di sana.
Pemerintah Belgia menyatakan lockdown setelah tiga warga negaranya meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona pada 11 Maret. Itu berjarak 12 hari sejak ada salah satu warga dinyatakan positif Corona di Rumah Sakit Antwerp. Pasien itu kembali Prancis usai mengunjungi keluarganya.

Kasus kedua disebutkan muncul pada 1 Maret. Yakni, rombongan warga Belgia yang pulang dari Italia Utara. Mereka mengeluhkan gejala umum terinfeksi virus Corona dan dalam prosesnya dinyatakan positif corona.

"Peta penyebaran yang cepat 1 Maret menyatakan darurat tingkat 2 Corona. Berhubung 24 Februari hingga 1 Maret itu liburan musim semi, banyak sekali keluarga mengunjungi Italia atau Prancis untuk berski. Jadi, peta awal penyebaran dimulai dari liburan keluarga itu," kata Risa kepada detikcom, Senin (6/4/2020).

"Dan setelah tanggal 11 Maret itu, setelah ada yang meninggal dunia, pemerintah Belgia langsung menyatakan lockdown. Toko-toko, instansi ditutup dimulai 14 Maret. cafe, restoran, tutup pada 13 Maret tengah malah atau cuma melayani delivery dan takeaway. Hotel masih boleh buka tapi tidak boleh penyediaan breakfast," ujar perempuan yang mendapatkan julukan ratu downhill Asia Tenggara itu.

Setelah pemerintah Belgia menyatakan lockdown, warga diminta untuk bekerja dari rumah. Selain itu, pemerintah detail mengatur kompensasi yang diberikan kepada warga, suntikan dana kepada pemilik usaha, sampai tentang aturan berbelanja di supermarket, dan cara pembayarannya, serta durasi berbelanja. Begitu pula dengan aktivitas di sekolah.

"Kami diminta bekerja dari rumah, saat belanja, masuk supermarket harus antre di luar, dan membayar memakai kartu bukan uang cash dengan maksimal 30 menit," Risa mengisahkan.

"Kalau beraktivitas di luar maksimal dua orang, sekolah masih buka tetap fungsinya sebagai tempat penitipan anak. Karena suamiku juga guru, dalam satu minggu setiap guru punya kewajiban untuk ke sekolah selama setengah hari dan mengisi kegiatan di sekolah sebagai penitipan anak-anak," ujar Risa.

"Anak-anak dianjurkan membawa laptop dan game yang mereka suka. Pemerintah Belgia tidak dianjurkan untuk dititipkan di kakek neneknya sebaiknya di sekolah. Sebab, banyak yang orang tua tuanya masih bekerja, dokter, perawat, apoteker atau kerja di supermarket atau apoteker dan di sisi lain orang tua (kakek dan nenek) menjadi usia paling rawan terhadap virus Corona," Risa mengisahkan.

Risa yang statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja sebagai public relation di salah satu klub golf di Belgia tetap menerima penghasilan seperti warga negara Belgia.

"Kompensasi yang kami dapatkan, baik warga negara asing atau lokal, selama memiliki pekerjaan tetap mendapatkan gaji 70 persen dari gaji bruto, enggak ada perbedaan asing atau lokal. Selama sudah bekerja dan membayar kontribusi pajak diberikan hal yang sama, bahkan usaha-usaha diberikan kompensasi USD 4.000, entah itu selama COVID-19 atau setiap bulan, tidak tahu," kata ibu satu anak itu.

Seperti negara Eropa lainnya, warga Belgia sempat dilanda panic buying. Tapi itu cuma berlangsung di pekan pertama.

"Di awal-awal lockdown sempat terjadi panic buying di sini, berebut makanan. Tisu dan hand sanitizer menjadi langka. Tapi kemudian setelah seminggu lockdown nggak ada lagi panic buying, menjadi normal. Warga hanya membeli yang mereka butuhkan karena pemerintah selalu mengingatkan agar warga tidak perlu panik. Mereka menjamin barang tersedia dan mengedukasi, misalnya hand sanitizer memang perlu tapi kalau di rumah saja tidak perlu," ujar Risa.

"Pemerintah juga tidak menutup restoran dan cafe, meskipun hanya bisa melayani takeaway dan delivery. Pemerintah juga mengingatkan ada kelompok warga yang tidak bisa berbelanja di waktu normal seperti tenaga medis, kalau ada panic buying tenaga medis malah enggak kebagian dan masyarakatnya sadar stop untuk membeli hal-hal yang di luar keperluan," dia menjelaskan.

Beruntung, selama tinggal di rumah warga Belgia mendapatkan koneksi internet yang lancar, bahkan, kata Risa, cukup banyak diskon dari berbagai channel televisi, air, listrik, dan gas.

Pemerintah juga mengingatkan warga untuk berkomunikasi dengan dokter keluarga. Andai terjadi hal-hal yang tak diinginkan dokter itulah yang bakal menghubungi rumah sakit dan rumah sakit dapat merespons dengan cepat.

25 Fakta Mengejutkan dari Dunia Traveling (Bagian II)

Dunia traveling memiliki begitu banyak sisi unik. Mulai dari penerbangan hingga kebiasaan warga lokal, inilah puluhan fakta yang terbilang mengejutkan itu.
Diberitakan Lonely Planet, keunikan dunia traveling yang pertama adalah adanya penerbangan terpendek di dunia. Lalu, ada negara yang tak memiliki sungai hingga topping pizza tak malah paling populer di Swedia.

Tanpa basa-basi lagi, inilah 25 fakta unik dunia traveling yang pasti akan mengejutkanmu bagian kedua, dari nomor 6-15:

Hal unik tentang negara
6. Arab Saudi adalah negara yang tidak memiliki sungai. Negara di semenanjung Arab ini tidak memiliki sungai permanen.

Tak sendirian, Arab Saudi adalah satu dari 17 negara di dunia dengan tanpa satu sungai yang mengalir melewatinya.

7. Di Ethiopia tahun ini baru 2013 bukan 2020. Ethiopia mempertahankan kalendernya sendiri karena perbedaan dalam tanggal kelahiran Yesus.

Perbedaan itu selama tujuh sampai delapan tahun lebih muda dari kalender Gregorian. Di Ethiopia tahun baru juga dimulai pada tanggal 29 atau 30 Agustus.

8. Antar kedua ujung negara China tak memiliki perbedaan waktu. Sebenarnya, daratan China memiliki lima zona waktu berbeda.

Namun, pemerintah Cina hanya menetapkan satu waktu yang sama untuk seluruh negerinya. Waktu standar China adalah UTC +8.

9. Inggris memiliki nama negara terpanjang di dunia. Nama resmi Inggris untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara menjadikannya sebagai nama negara paling panjang dikenal dunia.

10. Alaska adalah negara bagian paling barat dan paling timur di Amerika Serikat.

Kepulauan Aleut, Alaska sebenarnya terletak di sebelah barat Meridian ke-180 (garis yang membagi belahan bumi timur dan barat). Itu menjadikannya sebagai satu-satunya negara bagian AS yang sebagian terletak di belahan bumi timur.

11. Hidangan ikan mentah khas Hawaii adalah yang paling dipesan di Deliveroo.

Hidangan di atas paling banyak dipesan pada tahun 2019. Aplikasi pemesanan online terkemuka ini mengakomodir restoran di lebih dari 200 kota di seluruh dunia.

Nama makanan itu adalah Poké Signature Super Protéiné dari restoran Pokawa di Kota Paris. Burger keju sederhana dari restoran Five Guys cabang London adalah hidangan paling banyak dipesan kedua di aplikasi itu.

12. Rusia mengklasifikasikan bir sebagai minuman beralkohol baru pada tahun 2011. Sebelum itu, minuman apa pun dengan alkohol kurang dari 10% dianggap sebagai 'bahan makanan'.

13. Pilot dan co-pilot tidak memakan makanan yang sama sebelum terbang. Itu sebagai pencegahan awal jika salah satu dari mereka mengalami keracunan makanan (atau lebih buruk).

Jika salah satu pilot tidak dapat meninggalkan kamar mandi, maka co-pilot dapat mengambil alih kemudinya.

14. Pisang adalah topping pizza terpopuler di Swedia. Ya, buah itu akan dipotong tipis dan dipasangkan dengan bubuk kari.

15. Mie instan menduduki posisi puncak dalam jajak pendapat di Jepang tentang penemuan terbesar negara itu pada abad ke-20. Polling itu dilakukan pada tahun 2000 oleh Fuji Research Institute.

Responden menempatkan mie instan di bagian teratas dalam daftar itu diikuti tempat karaoke. Karaoke diterjemahkan dari Bahasa Jepang ke Bahasa Inggris sebagai 'orkestra kosong'.