Jumat, 01 Mei 2020

Menanti Hasil Uji Keampuhan Obat Radang Sendi untuk Corona

Saat ini para peneliti juga perusahaan farmasi dari berbagai belahan dunia melakukan uji terhadap vaksin maupun obat untuk Covid-19. Tocilizumab yang biasa dikenal sebagai obat radang sendi (arthritis) juga dipandang memiliki potensi untuk menangani kasus corona.

Perusahaan farmasi Roche memasok tocilizumab dengan merk dagang Actemra ke Indonesia. Meski belum mendapatkan persetujuan untuk perawatan klinis pasien rawat inap dengan pneumonia covid-19 yang parah tetapi, komunitas medis Indonesia meminta obat tersebut secara darurat dengan istilah off-label use. Istilah ini merujuk pada penggunaan label di luar indikasi yang ditetapkan.

"Kami memahami bahwa permintaan akan terus muncul selama beberapa minggu mendatang, dan kami terus berkomunikasi dengan otoritas kesehatan untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan dan memenuhi kebutuhan pasien," tulis Roche dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia, Kamis (30/4).


Tocilizumab merupakan obat yang biasanya diberikan untuk pasien radang sendi. Obat ini pertama kali disetujui penggunaannya untuk pasien dewasa dengan artritis reumatoid (AR) tingkat sedang hingga berat.

Di berbagai negara, obat ini disetujui untuk terapi penyakit polyarticular juvenile idiopathic arthritis (pJIA), systemic juvenile idiopathic arthritis (sJIA) pada anak-anak dua tahun ke atas, juga penyakit Castleman dan Takayasu Arteritis di Jepang.

Dalam beberapa riset, tocilizumab menunjukkan potensi untuk menangani pasien covid-19. Dalam studi di China yang diinisiasi oleh Xu dkk, penelitian melibatkan pasien Covid-19 dengan gejala sedang atau berat di Anhui Provincial Hospital dan Anhui Fuyang Second People's Hospital. Pasien diberi tocilizumab sebagai terapi tambahan mulai 5-14 Februari 2020.

Hasilnya, rata-rata demam pasien turun dan gejala-gejala lain makin turun termasuk 75 persen pasien tidak memerlukan pasokan oksigen terlalu banyak. Sebanyak 90,5 persen pasien menyelesaikan perawatan dalam kurun waktu rata-rata 13,5 hari setelah menjalani terapi tocilizumab. Sedangkan lainnya dinyatakan sembuh.

Hanya saja ini masih merupakan penelitian awal.

Saat ini itu Roche yang bekerja sama dengan US Food & Drug Administration (FDA) memulai uji klinis ketiga untuk penggunaan tocilizumab pada pasien Covid-19 dengan gejala pneumonia berat.

Penelitian ini dilakukan sejak awal April 2020, uji klinis menargetkan sebanyak 330 pasien di seluruh dunia termasuk AS.

Uji klinis dilakukan untuk melihat keamanan dan efikasi tocilizumab intravena yang ditambahkan pada protokol standar pasien dewasa yang dirawat dengan pneumonia Covid-19 yang berat dibandingkan dengan plasebo yang disertai dengan pengobatan standar. Pasien pun akan diamati selama 60 hari sejak penentuan jenis terapi.

"Kami menginisiasi uji klinis untuk mempelajari manfaat tocilizumab untuk penanganan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia Covid-19 yang berat, sehingga kami dapat mengembangkan lebih baik peran potensial tocilizumab dalam memerangi penyakit ini," kata Levi Garraway, Chief Medical Officer dan Head of Global Product Development Roche.

Pada tanggal 7 April 2020, Roche Indonesia yang berkerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan juga Kementerian Badan Usaha Milik Negara mendatangkan instrumen yang diperlukan untuk menjalankan pengujian COVID-19 dan juga persediaan tamiflu untuk faslitias kesehatan. 

Rabu, 29 April 2020

Rekor Tertinggi, Pasien Corona RI yang Sembuh Bertambah 137 Orang

 Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Pada Rabu (29/4/2020) tercatat total sebanyak 9.791 kasus positif, 1.391 sembuh, dan 783 di antaranya meninggal dunia.
"Konfirmasi kasus positif sebanyak 260, sehingga jumlahnya menjadi 9.771. Kasus sembuh bertambah 137 orang, sehingga akumulasinya menjadi 1.391 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (29/4/2020).

Jumlah kasus sembuh virus Corona di Indonesia juga terus bertambah. Pada hari ini, dilaporkan penambahan 137 orang yang dinyatakan sembuh sehingga total menjadi 1.391 orang.

Data tersebut tercatat menjadi penambahan kasus sembuh tertinggi Corona dalam sehari, sejak wabah ini dimulai pada awal Maret lalu. Rekor sebelumnya, pada 28 April tercatat penambahan 103 pasien sembuh.

Berikut tren penambahan kasus sembuh dari virus Corona tertinggi di Indonesia sejak 2 Maret, dirangkum detikcom:

29 April terdapat penambahan 137 kasus. Total menjadi 1.391 kasus sembuh.
28 April terdapat penambahan 103 kasus. Total menjadi 1.251 kasus sembuh.
21 April terdapat penambahan 95 kasus. Total menjadi 842 kasus sembuh.
16 April terdapat penambahan 102 kasus. Total menjadi 548 kasus sembuh.
12 April terdapat penambahan 73 kasus. Total menjadi 359 kasus sembuh.

784 Meninggal dari 9.771 Kasus, Tingkat Kematian Corona RI 8,02 Persen

Pemerintah pada hari Rabu (29/4/2020) mengumumkan total kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia menjadi 9.771 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 784 di antaranya meninggal dunia sementara 1.391 orang lain dinyatakan sembuh.
"Konfirmasi positif sebanyak 260, sehingga jumlahnya menjadi 9771. Kasus sembuh bertambah 137 orang, sehingga akumulasinya menjadi 1.391 orang. Kasus meninggal bertambah 11 orang, sehingga akumulasinya menjadi 784," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Rabu (29/4/2020).

Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus Corona di Indonesia saat ini ada di angka 8,02 persen. Terjadi sedikit penurunan dari hari Selasa kemarin yang angkanya 8,12 persen.

Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah Corona di dunia saat ini ada di angka 6,96 persen persen.

Amerika Serikat (AS) masih ada di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah kasus Corona terbanyak yaitu 1.012.583 kasus. Berikutnya diikuti Spanyol sebanyak 232.128 kasus dan Italia 201.505 kasus.

Sebagai perbandingan AS memiliki CFR Corona 5,76 persen, Spanyol 10,26 persen, dan Italia 13,57 persen.

Viral Remaja 16 Tahun Terindikasi Corona, Meninggal karena Stroke Langka

 Viral di media sosial cerita seorang remaja berusia 16 tahun di Jakarta meninggal dunia, diduga terpapar virus Corona COVID-19. Remaja tersebut, Fabyan Devara, awalnya didiagnosis gangguan pada saraf yang menyebabkan stroke.
Saat dikonfirmasi detikcom, Farma Dinata, ayah Fabyan membenarkan cerita tersebut. Sebelumnya, Farma yang berprofesi sebagai jurnalis ini menceritakan kisahnya pada akun Facebook pribadinya, pada Senin (27/4/2020), dan tak keberatan untuk membagikan cerita tersebut.

"Ya silahkan, semoga bermanfaat untuk khalayak," kata Farma saat dihubungi detikcom, Rabu (29/4/2020).

Awalnya, Fabyan mengeluhkan tangan kanannya mengalami kesemutan hingga mati rasa yang membuatnya kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Seminggu setelahnya ia mulai menunjukan kebiasaan aneh seperti tidur 20 sampai 23 jam dalam sehari.

Karena kebiasaan anehnya, Farma membawa sang anak ke RS Pasar Rebo, Jakarta Timur. Hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya infeksi virus Corona. Dokter mengatakan adanya gangguan di otak kiri Fabyan.