Minggu, 03 Mei 2020

Bonus Wisata Gratis untuk Tenaga Medis dan Sukarelawan Corona di Wuhan

Landmark Wuhan, Yellow Crane Tower atau Menara Bangau Kuning, memberikan bonus kepada tenaga medis dan sukarelawan virus Corona. Mereka bisa berwisata gratis di sana.
Wabah virus Corona di Wuhan, Hubei, Cina, dilaporkan mereda. Tempat wisata pun mulai dibuka, termasuk Yellow Crane Tower telah melayani turis sejak Rabu (29/4/2020).

Tempat wisata paling populer di Wuhan yang merupakan menara tradisional China setinggi 51,4 meter dan bertingkat lima itu dibuka lagi setelah 98 hari tutup. Jam operasional menara itu mulai pukul 08.30 hingga 17.00 waktu setempat.

"Semua sukarelawan dan pekerja di garis depan saat virus Corona di Wuhan mendapatkan tiket cuma-cuma untuk mengunjungi taman sesering yang mereka inginkan hingga akhir tahun depan," kata Li Lei, wakil direktur manajemen Yellow Crane Tower dan dikutip China Daily.

Sementara itu, Hua Yuchen, sukarelawan virus Corona, yang juga guru musik, gembira mendapatkan fasilitas itu.

"Satu hari, ketika saya bersama sukarelawan lainnya kelelahan mengangkut pasokan untuk tenaga medis dari truk, saya sempat melihat betapa indah menara ini. Kilau menara ini memberi kami harapan dan keberanian untuk menghadapi wabah virus Corona," kata Hua.

Cai Shuliang, sukarelawan COVID-19 yang bertugas sebagai sopir kendaraan pasien corona ke rumah sakit dan membantu distribusi kebutuhan pokok masyarakat mulai 29 Januari hingga 24 Aoril itu akan menyempatkan waktu untuk singgah ke Yellow Crane Tower.

"Sebelum saya kembali bekerja, saya ingin berwisata dulu ke Yellow Crane Tower," kata Cai.

Untuk mengunjungi Yellow Crane Tower itu, turis harus melewati prosedur tambahan. Petugas akan memeriksa suhu tubuh pengunjung untuk memastikan kesehatannya. Selain itu, turis wajib memakai masker dan mematuhi aturan jaga jarak atau physical distancing.

Turis diingatkan untuk secara rutin mencuci tangan. Di area itu disediakan tempat mencuci tangan dengan hand sanitizer. Pengelola juga telah menyemprot tempat itu dengan disinfektan dua kali sehari.

Manajemen juga membatasi kuota pengunjung setiap harinya. Li Lei mengatakan jumlah pengunjung dibatasi hanya 5.400 orang dan mereka harus memesan tiket lewat daring. Turis juga diminta untuk membawa kartu identitas berupa kode QR untuk dipindai di pintu gerbang.

Harga tiket masuk Yellow Crane Tower dipatok lebih murah dari sebelumnya. Sebelum pandemi virus Corona, harga tiket Yellow Crane Tower adalah 80 yuan atau Rp 170 ribu. Sekarang, tiket dijual seharga 60 yuan atau sekitar Rp 127 ribu.

Langgar Karantina Singapura Hanya Untuk Makan, Kena Denda Rp 16 Juta

Melanggar aturan karantina virus Corona di Singapura adalah tindakan kriminal. Ada yang didenda sebesar SGD 1.500 atau sekitar Rp 16 juta hanya karena makan di restoran.
Seperti diberitakan Reuters, Sabtu (2/5/2020), pria itu diwajibkan melakukan karantina mandiri karena pernah kontak dengan seseorang yang positif Corona. Nah seharusnya karantina pria Singapura ini sudah akan berakhir 30 menit lagi. Tapi ia sudah tidak tahan dan malah keluar rumah untuk membeli roti prata atau canai.

Singapura memang dikenal sebagai negara yang disiplin dalam berbagai hal. Kini, negara itu memiliki jumlah kasus virus Corona tertinggi di Asia karena infeksi massal di asrama pekerja migran yang sempit.

Meski demikian, Singapura mendapat berbagai pujian dari internasional karena dianggap sebagai negara yang paling ketat dalam mengkarantina dan sistem pelacakan kontak infeksi di masyarakat luas.

Kembali ke kasus pelanggar, ia yang mendapat masalah adalah penasihat keuangan, Tay Chun Hsien. Ia diperintahkan tak keluar rumah setelah sistem pelacakan mendeteksi adanya kontak dengan pasien Corona pada pertengahan Maret, menurut dokumen pengadilan.

Tapi, 30 menit menjelang berakhirnya larangan, ia malah menuju ke sebuah food court terdekat. Menurut media lokal, ia memakan roti canai atau prata.

Ketika sedang makan, seorang petugas yang memantau karantina menelepon ponselnya untuk memeriksa apakah dia ada di rumah atau tidak. Tapi, Tay mengatakan dia keluar rumah untuk membeli makanan karena lapar.

"Dalam kondisi kritis ini, tiap orang memiliki peran perjuangannya melawan COVID-19. Orang-orang harus tunduk mematuhi pada perintah karantina di rumah dan tindakan lainnya," kata wakil jaksa penuntut umum, Norman Yew.

Norman menambahkan bahwa Tay kembali ke rumah dengan cepat dan menunjukkan risiko rendah penularan. Dan, Tay didenda sebesar SGD 1.500.

Di bawah Undang-Undang Penyakit Menular, hukuman untuk pelanggaran semacam itu bisa berupa denda hingga SGD 10.000 atau penjara hingga enam bulan, atau keduanya.

Hukuman yang lebih berat dijatuhkan kepada warga lainnya, Alan Tham Xiang Sheng (33), seorang pengusaha. Ia melanggar perintah untuk tetap di rumah dan malah makan bah kut teh, sup iga babi yang terkenal di Singapura dan Malaysia.

Mengingat Hagia Sophia yang Ingin Dijadikan Masjid oleh Erdogan

 Hagia Sophia merupakan tempat ikonik di Turki yang buat wisatawan tertarik untuk datang. Rencananya bangunan ini akan difungsikan kembali menjadi masjid.
Dikutip dari CNN, dahulu, di masa Kekaisaran Bizantium, Hagia Sophia adalah sebuah gereja. Namun setelah ditaklukkan oleh kaum muslim Utsmaniyah (Ottoman), bangunan ini diubah menjadi masjid.

Tak sampai di situ, setelah kekhalifahan Ottoman runtuh, Republik Turki yang sekuler mengubah Hagia Sophia menjadi museum hingga saat ini.

Pada Maret 2019 lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan akan mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid. Erdogan menyatakan bahwa penentuan bangunan bersejarah itu menjadi museum adalah keputusan yang keliru.

"Hagia Sophia tidak akan disebut museum. Status itu akan dicabut. Kita akan menyatakan Hagia Sophia adalah masjid, mereka yang berkunjung ke Hagia Sophia akan datang ke sebuah masjid," kata Erdogan dilansir AFP.

Menurut CNN, alasan Erdogan menyatakan alasan mengubah status Hagia Sophia sedikit beraroma politis. Sebab saat itu, dia tengah mengumpulkan dukungan untuk partainya saat menghadapi pemilihan kepala daerah 31 Maret 2019. Erdogan juga menyatakan akan membahas rencana pengubahan status Hagia Sophia setelah pemilu.

Hingga kini, belum ada kabar tentang kelanjutan rencana pengubahan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid. Saat ini, kegiatan keagamaan seperti salat berjamaah atau membaca Al Quran dilakukan di tempat ini kerap membuat umat Islam dan Kristen berselisih. Beberapa waktu lalu, di bulan Maret, ada video di YouTube yang memperlihatkan 2 orang berdiri di dalam Hagia Sophia mengumandangkan adzan.

Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja pada Abad ke-6, di bawah Kekaisaran Kristen Bizantium. Gereja itu menjadi pusat Konstantinopel yang saat ini bernama Istanbul. Saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II pada hari 27 Mei 1453 dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan pergi ke Gereja Hagia Sophia untuk mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia.

Sepanjang pemerintahan Kesultanan Turki, masjid ini mengalami beberapa renovasi, terutama di bagian corak dan gaya bangunan agar sesuai dengan masjid pada umumnya. Salah satunya adalah mengganti tanda salib di puncak kubah dengan hiasan bulan sabit.

Selama lebih dari hampir 500 tahun Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid. Meski banyak ornamen Kristen dicopot atau dihilangkan, tapi masih ada mozaik Yesus dan Bunda Maria yang dijaga dengan baik hingga sekarang.

Sampai pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Pada saat itu, mulailah proyek renovasi kembali Hagia Sophia dengan cara mengerok dinding dan langit-langit dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen.

Sampai sekarang, Hagia Sophia jadi salah satu objek wisata terkenal Istanbul. Lokasinya berseberangan dengan Masjid Sultan Ahmed alias Masjid Biru.