Selasa, 05 Mei 2020

Pemerintah Manfaatkan Mesin Tes Cepat Molekuler untuk Deteksi Corona

Pemerintah akan memanfaatkan mesin tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi apakah seorang pasien positif virus Corona (COVID-19) atau tidak. Mesin tersebut sudah tersebar di 132 rumah sakit di Indonesia.
"Kita akan melakukan untuk memanfaatkan mesin-mesin pemeriksaan TCM, yang selama ini sudah tergelar lebih 132 rumah sakit, dan di beberapa puskesmas terpilih untuk kita konversi, agar mampu melaksanakan pelaksanaan COVID-19," ujar juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Rabu (1/4/2020).

Yurianto mengatakan butuh waktu untuk setting mesin dan mempersiapkan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin itu.

"Kita optimis pada Minggu ini kita sudah menyiapkan itu, dan diharapkan pada hari ini, paling lambat besok, sudah masuk cartridge untuk uji coba mesin," kata Yurianto.

Adanya mesin ini, sebut Yurianto, dapat memperpendek jarak pemeriksaan spesimen sehingga pihak rumah sakit dapat dengan cepat menentukan apakah pasien positif atau negatif terinfeksi virus Corona.

"Harapan kita pemeriksaan ini adalah pemeriksaan anti gen, sehingga interpretasinya pasti, apakah orang itu terinfeksi atau tidak terinfeksi," tutur Yurianto.

"Semua itu (penyiapan mesin untuk) memutus rantai penularan, ini yang menentukan sukses-tidaknya dalam rangka penanggulangan COVID-19 ini," lanjutnya.

Kemenkes Jelaskan Uji Klinis Alkes untuk Corona

 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merespons permintaan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro terkait relaksasi aturan dan uji klinis alat kesehatan (alkes) yang berkaitan dengan penanganan virus Corona. Kemenkes menyebut uji klinis untuk alkes akan dilakukan dalam waktu 2 hari.
"Khusus untuk uji klinis, uji klinis ini adalah satu percobaan yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi sebelum uji klinis sudah ada uji performance, tetapi itu dari BPFK, tidak pada pasien, jadi hanya melihat mesinnya saja. Uji klinis ini dilakukan langsung pengujian kepada pasien, dan direncanakan sekitar 20-30 pasien dan rencananya memang hanya 2 hari," kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes, Engko Sosialine Magdalene, dalam rapat gabungan virtual DPR RI, Selasa (5/5/2020).

Terkait uji klinis ventilator dari ITB yang juga sempat disinggung Bambang, Magdalene menyatakan ventilator itu akan digunakan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Ia memastikan proses 2 hari uji klinis untuk memastikan keamanan penggunaan alat tersebut pada pasien.

"Kemarin sudah mulai hari Minggu uji klinis, tetapi dari Tim ITB belum mendapatkan pasien sesuai dengan kriteria inklusi yang dibuat oleh Tim ITB, sehingga kami mendapatkan kabar terakhir kemarin sore bahwa sudah didapat pasien dan akan dilakukan di Rumah Sakit Wisma Atlet," ujar Magdalene.

"Jadi kami laporkan di sini, kalau dapat pasien langsung hanya 2 hari prosesnya. Jadi untuk melihat keamanan penggunaannya pada pasien langsung gitu," imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen Kemenkes Oscar Primadi mengatakan sudah ada 8 alat kesehatan yang dilakukan uji performance di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK). Satu di antaranya sudah masuk ke tahap uji klinis.

"Memang sudah ada 8 yang dilakukan uji performance di BPFK dan 2 sudah lolos, kemudian 1 sudah masuk ke tahap uji klinis. Uji klinis juga baru dilakukan pada hari libur kemarin, hari Jumat atau Sabtu kemarin, kemudian baru ada pasien beberapa hari ini. Kami sangat merespons, mendukung dari Kemenkes segala upaya untuk bisa menghasilkan produk dalam negeri," ujar Oscar.

Senin, 04 Mei 2020

Bill Gates yang Tahu Segalanya Soal Vaksin Corona

Berkecimpung di yayasan kemanusiaan Bill & Melinda Gates Foundation miliknya, Bill Gates dan istrinya Melinda memang sejak lama menaruh perhatian pada isu kesehatan global. Maka ketika pandemi Corona merebak, mereka pun aktif membahas sekaligus mengambil tindakan.
Yayasan itu telah berkomitmen USD 250 juta untuk membantu mengatasi Corona. Selain itu, Gates juga berulangkali menjelaskan soal vaksin Corona yang ia dukung pengembangannya. Berikut cukup banyak hal soal vaksin COVID-19 menurut dia.

Prediksi Vaksin Corona Tersedia

"Vaksin pertama akan diberikan pada pekerja kesehatan dan mereka yang penting. Ini bisa terjadi sebelum 18 bulan mendatang jika semuanya berjalan dengan baik," cetus sang pendiri Microsoft.

Perkiraan Bill Gates sesuai dengan beberapa pihak berwewenang. Anthony Fauci, kepala National Institutes of Health di Amerika Serikat, menyebut vaksin akan tersedia dalam waktu 12 sampai 18 bulan.

"Kita harus membuat banyak manufaktur untuk pendekatan berbeda-beda karena tahu sebagian tidak akan berhasil. Vaksin membutuhkan uji coba untuk memastikannya efektif dan aman," tandas Gates.

Gates juga siap mengeluarkan miliaran dolar untuk membangun pabrik kandidat vaksin corona melalui yayasannya. "Karena yayasan kami memiliki keahlian mendalam terkait penyakit menular, kami telah memikirkan epidemi, kami mendanai beberapa hal untuk lebih siap, seperti upaya (menciptakan-red) vaksin," ujar Gates.

Berapa Harganya?

"Kita harus memastikan vaksin ini harganya sangat rendah dan ada dana untuk membelinya bagi setiap orang, apakah Anda berada di negara berpendapatan rendah, menengah atau tinggi. Dan itu bisa dilakukan," jawab Melinda Gates saat ditanya mengenai harga vaksin corona nantinya.

Di kesempatan lain, Bill Gates menyebut masalah keuntungan atau harga sama sekali tidak ia pikirkan. "Kami mendanai inovator untuk menciptakan vaksin, kami akan mendapatkan komitmen bahwa mereka tidak akan mencoba membuat profit berarti dari hal ini, karena ini adalah tipe kebutuhan darurat," tegasnya.

"Kami akan membuat vaksin tersebut semurah yang kami bisa dan tidak ada keraguan bahwa uang (kami) akan atau seharusnya mendanai pembelian vaksin itu untuk setiap orang di planet ini," tambah Bill.

Kandidat Kuat Vaksin Corona

"Ada pendekatan bernama vaksin RNA di mana pihak seperti Moderna, CureVac dan lainnya menggunakannya, yang pada tahun 2015 kami identifikasi sangat menjanjikan untuk pandemi ataupun aplikasi lainnya," cetusnya.

Moderna ataupun CureVac adalah nama perusahaan vaksin. Menyuntikkan 'messenger RNA' ke dalam jaringan manusia akan membuatnya tumbuh di dalam tubuh, sehingga akan memicu respons imun tanpa harus sepenuhnya menginfeksi seseorang dengan virus.

"Dan jika semuanya berjalan secara sempurna dengan pendekatan RNA, kita bisa mengalahkan waktu 18 bulan itu," lanjutnya. Dengan kata lain, tetap ada kemungkinan vaksin Corona sudah ada sebelum kurun waktu 1,5 tahun itu.

Keyakinan Gates Soal Keampuhan Vaksin

Sang pendiri Microsoft tak lupa membahas tentang kehebatan vaksin dalam menaklukkan suatu penyakit. "Vaksin telah menyelamatkan lebih banyak nyawa dari alat lain dalam sejarah. Cacar yang dulunya membunuh jutaan orang setiap tahun, telah diberantas dengan vaksin," cetusnya.

Ia menambahkan bahwa vaksin memainkan peran kunci dalam menurunkan angka kematian dari 10 juta per tahun di tahun 2000 menjadi kurang dari 5 juta kematian per tahun pada saat ini. Maka ia yakin virus Corona pun hanya akan bisa ditaklukkan oleh vaksin

"Satu-satunya cara untuk mengembalikan dunia seperti sebelum COVID-19 adalah vaksin yang sangat efektif yang mencegah penyakit tersebut," tulis suami Melinda ini.

7 Miliar Dosis

Gates menyebut bahwa vaksin yang manjur perlu tersedia untuk hampir setiap orang di Bumi. "Kita perlu membuat dan mendistribusikan sedikitnya 7 miliar dosis vaksin. Untuk menghentikan pandemi, kita perlu membuat vaksin yang tersedia untuk hampir setiap orang di planet ini," tulisnya.

Vaksin COVID-19 masih dalam tahap pengembangan dan Gates memprediksi mungkin selesai dalam 18 bulan jika berjalan sesuai rencana. Memproduksinya dalam skala besar memang akan menimbulkan kesulitan amat tinggi.

"Apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah membangun pabrik vaksin berbeda untuk persiapan. Tiap vaksin membutuhkan pabrik berbeda. Kita harus siap dengan fasilitas yang bisa membuat tiap tipe, sehingga kita bisa memulai pembuatan vaksin final segera saat kita bisa," cetusnya.

"Realitasnya tak semua bisa divaksin di saat yang sama. Butuh berbulan-bulan, bahkan tahunan untuk membuat 7 miliar dosis atau mungkin 14 miliar jika multi dosis," papar Gates.