Senin, 01 Juni 2020

Cegah Corona, Seberapa Jauh Harus Jaga Jarak dengan Orang Lain?

 Social distancing atau menjaga jarak sosial jadi langkah yang disarankan ahli untuk menghambat laju penyebaran wabah virus corona COVID-19. Alasannya karena virus ini menular lewat droplet atau percikan air liur.
Terkait hal tersebut mungkin di antara kita ada yang penasaran seberapa jauh harus menjaga jarak dengan orang lain?

Ahi penyakit infeksi Syra Madad dari New York City Health + Hospitals menjelaskan resminya tiap wilayah bisa memiliki rekomendasi yang berbeda-beda. Namun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona bisa menyebar dalam radius sekitar 1,8 meter dari orang yang terinfeksi.

Atas dasar tersebut beberapa instansi seperti misalnya Harvard Medical School menyarankan agar orang-orang saling menjaga jarak minimal 1,8 meter.

"Untuk individu, social distancing artinya menjaga jarak (1,8 meter atau lebih) antara kamu dengan orang lain sehingga bisa mencegah risiko tertular atau menulari orang lain," tulis Harvard Health Publishing seperti dikutip pada Senin (16/3/2020).

Harvard Health juga merekomendasikan interaksi sosial untuk sementara dilakukan secara virtual lewat internet.

Karena Tak Sadar, Pasien Tanpa Gejala Lebih Berisiko Sebarkan Virus Corona

Beberapa kasus virus corona menunjukkan tidak ada gejala pada pasien, atau pasien menunjukkan gejala yang minimal. Mungkinkah pasien tanpa gejala berisiko menularkan lebih luas tanpa kita sadari?
Mengutip CNN, seorang ahli percaya kalau gejala 'asimptomatik' atau orang yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan berperan besar dalam penularan virus corona yang semakin luas tanpa disadari.

"Kita sekarang tahu bahwa penularan asimptomatik kemungkinan (memainkan) peran penting dalam menyebarkan virus ini," kata Michael Osterholm, direktur Infectious Disease Research and Policy di University of Minnesota.

Menurut Oestorholm, orang yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sangat sulit untuk dikendalikan. Ia menyebut hal ini juga menjadi kemungkinan faktor virus corona saat ini dinyatakan 'pandemi'.

Sementara itu, laporan di negara lain terkait orang yang tidak menunjukkan gejala atau gejala minimal juga dijelaskan dr Sandra Ciesek, direktur Institute of Medical Virology di Frankfurt, Jerman. Ia memeriksa 24 penumpang yang baru saja melakukan perjalanan dari Israel.

Ditemukan, tujuh dari 24 penumpang tersebut dinyatakan positif corona. Empat di antaranya tidak memiliki gejala, dan ia terkejut saat melihat 'viral load' (jumlah virus dalam tubuh) spesimen dari pasien tanpa gejala lebih tinggi dibandingkan dengan yang menunjukkan gejala.

Meski begitu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam situsnya, kasus asimptomatik memang terjadi. Namun hal ini disebut bukan sebagai pendorong atau penularan utama virus corona Covid-19.

Ciesek, ahli virologi Jerman, menganggap bahwa CDC harus mengubah pernyataannya tersebut. "Aku membacanya sebelumnya, dan aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, mengapa mereka begitu yakin tentang ini?" pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/cast/vanessa-hudgens/

CEO Universal Music Group Positif Terinfeksi Virus Corona

Hollywood kini juga di gemparkan kabar kurang baik terkait virus corona COVID-19. Sir Lucian Grainge, CEO Universal Music Group (UMG) positif terinfeksi virus. Saat ini, Sir Lucian menjalani perawatan di Rumah Sakit Ronald Reagan Medical Center UCLA, Los Angeles.
Sampai saat ini, bagaimana Grainge tertular masih belum diketahui. Tapi, ia belum lama ini mengadakan pesta ulang tahun yang ke- 60 pada 29 Februari lalu di Madison Club di La Quinta, California.

Pesta tersebut dihadiri banyak tokoh eksekutif musik lain, termasuk CEO Apple Tim Cook. Dikutip dari Hollywood Reporter, perwakilan Universal Music Group (UMG) dan Apple tidak mau berkomentar terkait hal ini.

Grainge menjadi tokoh besar kedua di dunia entertainment yang terinfeksi virus corona setelah Tom Hanks. Setelah Grainge dinyatakan positif COVID-19, seluruh fasilitas yang ada di Madison Club ditutup.

Selain Madison Club, kantor pusat UMG yang berada di Santai Monica, California, juga ditutup sejak Jumat (13/3). Seluruh karyawan diminta bekerja di rumah.

"Kami segera menutup seluruh kantor di Santa Monica. Semua karyawan di Santa Monica wajib bekerja dari rumah hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis surat edaran dari UMG.

Cegah Corona, Seberapa Jauh Harus Jaga Jarak dengan Orang Lain?

 Social distancing atau menjaga jarak sosial jadi langkah yang disarankan ahli untuk menghambat laju penyebaran wabah virus corona COVID-19. Alasannya karena virus ini menular lewat droplet atau percikan air liur.
Terkait hal tersebut mungkin di antara kita ada yang penasaran seberapa jauh harus menjaga jarak dengan orang lain?

Ahi penyakit infeksi Syra Madad dari New York City Health + Hospitals menjelaskan resminya tiap wilayah bisa memiliki rekomendasi yang berbeda-beda. Namun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona bisa menyebar dalam radius sekitar 1,8 meter dari orang yang terinfeksi.

Atas dasar tersebut beberapa instansi seperti misalnya Harvard Medical School menyarankan agar orang-orang saling menjaga jarak minimal 1,8 meter.

"Untuk individu, social distancing artinya menjaga jarak (1,8 meter atau lebih) antara kamu dengan orang lain sehingga bisa mencegah risiko tertular atau menulari orang lain," tulis Harvard Health Publishing seperti dikutip pada Senin (16/3/2020).

Harvard Health juga merekomendasikan interaksi sosial untuk sementara dilakukan secara virtual lewat internet.

Karena Tak Sadar, Pasien Tanpa Gejala Lebih Berisiko Sebarkan Virus Corona

Beberapa kasus virus corona menunjukkan tidak ada gejala pada pasien, atau pasien menunjukkan gejala yang minimal. Mungkinkah pasien tanpa gejala berisiko menularkan lebih luas tanpa kita sadari?
Mengutip CNN, seorang ahli percaya kalau gejala 'asimptomatik' atau orang yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan berperan besar dalam penularan virus corona yang semakin luas tanpa disadari.

"Kita sekarang tahu bahwa penularan asimptomatik kemungkinan (memainkan) peran penting dalam menyebarkan virus ini," kata Michael Osterholm, direktur Infectious Disease Research and Policy di University of Minnesota.

Menurut Oestorholm, orang yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sangat sulit untuk dikendalikan. Ia menyebut hal ini juga menjadi kemungkinan faktor virus corona saat ini dinyatakan 'pandemi'.

Sementara itu, laporan di negara lain terkait orang yang tidak menunjukkan gejala atau gejala minimal juga dijelaskan dr Sandra Ciesek, direktur Institute of Medical Virology di Frankfurt, Jerman. Ia memeriksa 24 penumpang yang baru saja melakukan perjalanan dari Israel.

Ditemukan, tujuh dari 24 penumpang tersebut dinyatakan positif corona. Empat di antaranya tidak memiliki gejala, dan ia terkejut saat melihat 'viral load' (jumlah virus dalam tubuh) spesimen dari pasien tanpa gejala lebih tinggi dibandingkan dengan yang menunjukkan gejala.

Meski begitu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam situsnya, kasus asimptomatik memang terjadi. Namun hal ini disebut bukan sebagai pendorong atau penularan utama virus corona Covid-19.

Ciesek, ahli virologi Jerman, menganggap bahwa CDC harus mengubah pernyataannya tersebut. "Aku membacanya sebelumnya, dan aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, mengapa mereka begitu yakin tentang ini?" pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/cast/william-moseley/