Minggu, 02 Agustus 2020

Sstt...Ada Komunitas Pelakor Indonesia di Facebook, Ini Kata Pendirinya

Kaum hawa yang merasa rumah tangganya diganggu oleh pelakor alias perebut laki orang, kini ada wadah yang bisa menampung berbagai keluh kesah. Wadah itu adalah Komunitas Pelakor Indonesia di Facebook yang viral menjadi atensi warganet baru-baru ini.

Apa itu Komunitas Pelakor Indonesia? Menurut keterangan dalam grup Facebook, Komunitas Pelakor Indonesia adalah tempat mencurahkan isi hati tentang pelakor dan mengunggah foto pelakor yang meresahkan.

"Grup ini adalah ajang silaturahmi untuk para madu dan pembenci pelakor... shilakan baku hantam di sini asal tidak rasis. Dilarang keras mengunggah gambar gambar tidak senonoh, dilarang ber iklan, dilarang berpolitik,dilarang hoax dan di larang menebar berita bohong,, Apabila ada status dan gambar yg tidak berkenan di hati kalian shilakan laporkan ke admin, akan kami delete permanen dan di kluarkan dari anggota group secara tidak hormat.... terimakasih. NB... akun fake dilarang masuk," tulis grup Facebook Komunitas Pelakor Indonesia.

Saat dikonfirmasi Wolipop, admin sekaligus pendiri dari grup Komunitas Pelakor Indonesia, Ratih Ayu Pramudita menjelaskan tentang komunitas di Facebook yang viral itu. Seperti yang sudah ditulis di Facebook, kata Ratih, komunitas ini merupakan ajang curhat para wanita yang sudah dimadu oleh pasangannya.

"Grup ini hanya curahan hati para wanita yang telah di madu. Tapi sekarang sudah dimasuki oleh wanita wanita korban pelakor. Sehingga jadi ramai dah pada ribut di sini. Saya membuat grup ini karena saya merasa prihatin melihat banyak orang yang menikah siri tapi sama sekali tidak dihargai," ungkap Ratih Ayu Pramudita kepada Wolipop lewat Chat Facebook, Rabu (24/6/2020).

Ratih mengaku sudah membuat akun grup Komunitas Pelakor Indonesia sejak 2016. Namun grup tersebut baru dipublikasikannya satu tahun yang lalu. Grup yang berawal dari curhatan para wanita dimadu itu kini menjadi lebih kompleks.

"Awal grup ini hadir ya cerita tentang keluh kesah wanita yang dimadu. Tapi sekarang amburadul menjadi tempat hujatan dan hinaan kepada pelakor," ujarnya.

Dilihat dari aktivitas member yang dominasi adalah wanita, komunitas ini berisi postingan mereka yang mencari keberadaan pelakor beserta dengan foto pelakor. Ada juga yang mengunggah meme tentang pelakor dan yang curhat hubungannya diganggu oleh pelakor.

"LO SEMUA YG JADI PELAKOR. MANTEP LU? CANTIK LU AMBIL LAKINYA ORG? GAMAMPU SAMA YG LEBIH BAGUS MAKANYA AMBIL PUNYA ORG. SEMOGA SUSAH DAH ITU PAS ELU MATI. GW AAMIININ," ucap salah satu anggota grup Meiirvaa.

"Emangnya ada pelakor sholehah," tulis Tanti Lestari.

"Ada yg kenal sama ini Pelakor.. Dia udah rebut suami orang dan merasa dengan bangganya sudah merebut yang bukan hak miliknya," tulis Fitri Gunawan.

Jika ingin bergabung, Ratih menjelaskan tak ada syarat atau peraturan tertentu. "Silakan gabung ajah ka. Tanpa syarat apa-apa, grup ini publik dan gratis siapa pun boleh gabung," ujarnya.

Harapan Ratih membuat Komunitas Pelakor Indonesia ini sebenarnya agar wanita wanita korban poligami bisa dihargai dan tidak dikucilkan. "karena di manapun wanita tidak ada yang ingin dipoligami. Semua itu hanya keterpaksaan," tutupnya.
https://cinemamovie28.com/the-divine-move-2-the-wrathful/

Kisah Anak Gadis yang Menikah di Usia 12, Mau Sekolah Lagi Harus Izin Suami

Kisah miris pernikahan anak ini terjadi di Malaysia. Menikah di usia 12 tahun, gadis muda ini harus merasakan melahirkan di dalam mobil. Dan kini saat ingin sekolah lagi, dia harus mendapatkan izin suami.
Gadis muda yang menikah di usia 12 tahun itu bernama Mary yang tinggal di Sarawak, Malaysia. Mary diwawancara oleh para mahasiswi di Wee Kim Wee School of Communication and Information, Nanyang Technological University. Wawancara dengan Mary dimuat dalam situs theageofchange.net.

Mary merupakan satu dari ratusan anak di Sarawak yang menikah sebelum mencapai usia dewasa. Mary yang bercita-cita menjadi guru, untuk saat ini harus mengubur dulu mimpinya itu karena dia menikah dan hamil di usia 12 tahun.

Mary menikah dengan suaminya Franky Peter pada Juli 2018. Saat itu usia Franky baru 16 tahun. Pernikahan mereka digelar sederhana di sebuah gereja.

Hubungan cinta Mary dan Franky berawal pada 2018. Franky yang berasal dari desa lain sedang berpergian ke Long Menapa, desa tempat tinggal Mary. Dia datang ke desa tersebut untuk bermain bola bersama teman-temannya. Mereka juga sempat berjalan-jalan di desa tersebut. Saat jalan-jalan itulah dia bertemu Mary.

"Aku merasa: Wow dia sangat cantik. Saat aku pulang ke rumah, aku tidak bisa berhenti memikirkannya," kata Franky seraya tertawa.

Kisah asmara Mary dan Franky pun bersemi setelah pertemuan pertama itu. Dan setelah lima bulan pacaran, Franky melamar Mary. Saat itu Mary menolak lamaran Franky karena dia masih ingin meneruskan pendidikannya.

"Aku ingin terus sekolah dan bukan menikah, tapi dia marah dan bertanya kenapa. Karena orangtua kami sudah tahu soal hubungan kami, bagi mereka kami sudah dianggap menikah," ujar Mary.

Pada akhirnya karena kegigihan Franky hati Mary luluh. Dia menerima lamaran Franky untuk menikah. Dia menganggap pernikahan adalah sesuatu yang baik.

"Bagi kami, menikah itu baik. Berdasarkan kepercayaan kami, itu sudah menjadi kehendak Tuhan, untuk jatuh cinta dan menikah," ucapnya seperti dikutip South China Morning Post.

Kakek Mary, Tadang Anyop, juga menyetujui pernikahan Franky dan Mary. "Bagi kami suku Penan, inilah cara kami hidup sejak zaman nenek moyang kami. Selama mereka saling mencintai, dan ingin menikah, jadi izinkanlah mereka menikah," ujar Tadang.

Tiga bulan setelah menikah Mary hamil. Saat waktu persalinannya tiba, dia sama sekali tak menyadarinya. Saat itu adalah Juli 2019. Mary sedang istirahat di rumahnya dan tiba-tiba merasa perutnya sakit.

"Aku merasa seperti mau buang air besar, tapi saat pergi ke toilet, aku merasa punggungku sangat sakit, aku pun sadar aku sebenarnya akan melahirkan," kisahnya.

Semua orang di rumah Mary pun langsung panik saat mengetahui anak 12 tahun itu akan melahirkan. Mary pun segera dibawa ke rumah sakit dengan naik mobil yang dikendarai ayahnya. Di dalam mobil dia ditemani, ibu mertuanya dan saudara perempuannya. Namun karena rumah sakit terdekat jaraknya 270 km dari rumahnya dan membutuhkan enam jam perjalanan, pada akhirnya Mary melahirkan di dalam mobil.

Ibu mertuanya menggunting tali pusat bayinya dengan gunting seadanya yang mereka bawa dari rumah. Dan Mary dibawa ke rumah sakit oleh ambulans yang sudah menunggunya di meeting point yang sebelumnya sudah diinformasikan.

"Semuanya tampak blur buatku. Tapi aku merasa sangat bahagia punya bayi dan setelah melahirkan, aku merasa sangat lega karena rasa sakit itu berakhir," katanya mengenai proses persalinannya yang sungguh dramatis.

Mary mengatakan dia tidak mengetahui risiko hamil di usia anak-anak dan remaja. Dia baru mengetahuinya saat melakukan cek kehamilan pertamakalinya di klinik. Dia baru tahu kalau kehamilan bisa membahayakan untuk anak gadis seusianya.

Dan pada akhirnya Mary tidak mengasuh anaknya sendiri. Anaknya yang selalu disebutnya sebagai malaikat itu diadopsi saudaranya yang sudah bertahun-tahun tak bisa memiliki momongan. Untungnya saudaranya itu tinggal di dekat rumahnya sehingga dia bisa melihat bayinya kapanpun dia mau.

Mary yang saat ini berusia 14 tahun masih menyimpan harapan untuk bisa sekolah lagi. Namun katanya keputusannya untuk meneruskan pendidikan kini tak hanya bergantung dari dirinya saja.

"Aku ingin, tapi semuanya tergantung suamiku juga. Aku tidak yakin. Karena meskipun aku ingin sekolah lagi, suamiku bisa saja tidak mengizinkan," ujarnya.
https://cinemamovie28.com/our-ex-girlfriends-2/