Senin, 03 Agustus 2020

Orang Tua WNI yang Dikarantina Tiba di Lanud Halim, Siapkan Syukuran

Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dikarantina selama 14 hari di Natuna karena kekhawatiran virus corona diberangkatkan ke Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). Rencananya mereka akan dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Pantauan detikcom pada pukul 14.30 WIB beberapa anggota keluarga mulai terlihat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma. Salah satunya rombongan keluarga dari Bogor yang ingin menjemput mahasiswa inisial YA.

"Bahagia sekali, senang. Nanti baca-baca doa di rumah nanti syukuran menyambut anak-anak. Semua oramg tua (pasti -red) rasanya bahagia. Alhamdulillah," kata sang ibu, Aprilia (56), pada media.

Menurut pengakuan Aprilia nantinya tetap akan ada pengawasan oleh petugas di lingkungan rumah. Sang anak diwajibkan melapor untuk memastikan kondisi kesehatannya.

"Dari RT, RW, katanya juga harus diberitahu supaya 'aku sehat' katanya. 'Supaya tidak membawa penyakit aku ini," lanjutnya.

Pusat Pengendalian Penyakit AS Pesimis Laju Virus Corona Bisa Dihentikan

Hingga saat ini jumlah kasus virus corona (COVID-19) di China dan berbagai penjuru dunia terus meningkat. Data terakhir pada Sabtu (15/2/2020) menyebut sudah ada lebih dari 67 ribu kasus, sekitar 1.500 kematian, dan 8.000 dinyatakan sembuh.
Terkait hal tersebut Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Robert Redfield dalam wawancara eksklusif dengan CNN mengaku pesimis laju virus corona bisa dihentikan. Menurut Dr Robert, virus corona ini kemungkinan akan terus menyebar sepanjang tahun.

"Untuk saat ini kami dalam mode pengendalian agresif," kata Dr Robert seperti dikutip dari CNN, Sabtu (15/2/2020).

"Fase pengendalian ini sebenarnya hanya untuk mengulur waktu. Dalam satu titik virus ini akan menjadi virus komunitas, tahun ini atau berikutnya," lanjut Dr Robert.

AS saat ini menerapkan kebijakan isolasi dan larangan bepergian ke lokasi yang terkonfirmasi memiliki virus. Tujuannya agar laju penyebaran virus corona minimal bisa diperlambat sampai peneliti berhasil menguak lebih banyak tentang virus untuk mengembangkan vaksin serta obatnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik kebijakan larangan bepergian karena disebut hanya akan berdampak lebih buruk dan menyebabkan rasa takut serta stigma.

Terpopuler Sepekan: Benarkah 5 Alasan Ini Bikin Virus Corona 'Ogah' Masuk Indonesia?

Sampai saat ini virus corona jenis baru yaitu COVID-19 belum masuk Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga (12/2) menunjukkan sebanyak 75 spesimen dari total 77 dinyatakan negatif. Sedangkan dua di antaranya masih dalam pemeriksaan.
Fakta terkait belum masuknya COVID-19 ke Indonesia menimbulkan beragam spekulasi. Ada yang meragukan kemampuan deteksi, sampai muncul anggapan kemungkinan 'imunitas' Indonesia memang baik, dan kebal virus corona. Namun ada beberapa hal lain yang juga disebut sebagai faktor COVID-19 belum masuk Indonesia:

Berikut 5 alasan yang disebut sebagai penyebab virus corona baru belum masuk Indonesia dirangkum detikcom dari berbagai sumber:

1. Iklim tropis

Ahli mikrobiologi, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr R Fera Ibrahim, MSc, SpMK(K), PhD dalam wawancara dengan detikcom membenarkan bahwa virus corona tidak tahan panas. Ditunjang dengan pola hidup sehat yang bagus, risiko infeksi bisa ditekan.

2. Pengamanan ketat di bandara dan pelabuhan
Wakil Ketua DPR Komisi IX, Emanuel Melkiades Laka Lena, menilai penanganan dan pencegahan virus corona Wuhan di Indonesia jauh lebih baik dibanding wabah penyakit sebelumnya. Sedikitnya 135 pintu masuk negara telah dilengkapi thermal scanner sebagai deteksi awal.

"Di semua titik masuk negeri ini, itu dalam pengendalian Kemenkes dan pihak yang terkait. Keluar masuk Wuhan pun sudah dikontrol," katanya.

3. Kit deteksi standar WHO
Kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona Wuhan sempat mencuat ketika sebuah artikel di Sydney Morning Herald memuat pernyataan Prof Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, soal reagen yang tersedia.
https://indomovie28.net/the-divine-move-2-the-wrathful/

Lebih dari 1.700 Staf Medis di China Terinfeksi COVID-19

 Salah satu perawat di Wuhan bernama Ning Zhu terpaksa harus dikarantina karena menunjukkan gejala virus corona jenis baru yaitu COVID-19. Hingga kini, ia sedang dikarantina rumah selama berminggu-minggu. Hal ini menggambarkan betapa cepatnya penularan virus terjado di Wuhan.
Saat ini, korban meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia hampir mendekati 1.400 orang. Dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan pekerja medis, termasuk dokter.

Mengutip CNN, sebanyak 1.716 petugas kesehatan terinfeksi, dengan total yang terjangkit virus corona jenis baru hingga saat ini berjumlah 64.435 orang. Menanggapi hal ini, pihak berwenang China telah mengirimkan alat pelindung ke rumah sakit di Wuhan.

Staf medis yang terinfeksi tersebut diduga karena banyak dokter yang terpaksa menangani pasien positif corona tanpa menggunakan pelindung seperti masker. Bahkan sebagian staf medis memakai masker selama berhari-hari tanpa menggantinya.

Selain itu, menurut Zhu, dari 500 staf medis, sebanyak 130 orang di rumah sakit tempat ia bekerja dinyatakan terinfeksi virus corona jenis baru. 130 staf medis ini pun terpaksa harus dikarantina sampai masa inkubasi selesai. Hal ini membuat rumah sakit tersebut kewalahan dalam menangani pasien yang terus bertambah.

Diberitakan sebelumnya, dokter dan perawat yang menangani pasien COVID-19 sampai tidak sempat buang air kecil ke toilet. Akibatnya, mereka harus mengenakan popok dewasa.

Orang Tua WNI yang Dikarantina Tiba di Lanud Halim, Siapkan Syukuran

Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dikarantina selama 14 hari di Natuna karena kekhawatiran virus corona diberangkatkan ke Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). Rencananya mereka akan dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Pantauan detikcom pada pukul 14.30 WIB beberapa anggota keluarga mulai terlihat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma. Salah satunya rombongan keluarga dari Bogor yang ingin menjemput mahasiswa inisial YA.

"Bahagia sekali, senang. Nanti baca-baca doa di rumah nanti syukuran menyambut anak-anak. Semua oramg tua (pasti -red) rasanya bahagia. Alhamdulillah," kata sang ibu, Aprilia (56), pada media.

Menurut pengakuan Aprilia nantinya tetap akan ada pengawasan oleh petugas di lingkungan rumah. Sang anak diwajibkan melapor untuk memastikan kondisi kesehatannya.

"Dari RT, RW, katanya juga harus diberitahu supaya 'aku sehat' katanya. 'Supaya tidak membawa penyakit aku ini," lanjutnya.

Pusat Pengendalian Penyakit AS Pesimis Laju Virus Corona Bisa Dihentikan

Hingga saat ini jumlah kasus virus corona (COVID-19) di China dan berbagai penjuru dunia terus meningkat. Data terakhir pada Sabtu (15/2/2020) menyebut sudah ada lebih dari 67 ribu kasus, sekitar 1.500 kematian, dan 8.000 dinyatakan sembuh.
Terkait hal tersebut Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Dr Robert Redfield dalam wawancara eksklusif dengan CNN mengaku pesimis laju virus corona bisa dihentikan. Menurut Dr Robert, virus corona ini kemungkinan akan terus menyebar sepanjang tahun.

"Untuk saat ini kami dalam mode pengendalian agresif," kata Dr Robert seperti dikutip dari CNN, Sabtu (15/2/2020).

"Fase pengendalian ini sebenarnya hanya untuk mengulur waktu. Dalam satu titik virus ini akan menjadi virus komunitas, tahun ini atau berikutnya," lanjut Dr Robert.

AS saat ini menerapkan kebijakan isolasi dan larangan bepergian ke lokasi yang terkonfirmasi memiliki virus. Tujuannya agar laju penyebaran virus corona minimal bisa diperlambat sampai peneliti berhasil menguak lebih banyak tentang virus untuk mengembangkan vaksin serta obatnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik kebijakan larangan bepergian karena disebut hanya akan berdampak lebih buruk dan menyebabkan rasa takut serta stigma.
https://indomovie28.net/orang-kaya-baru/