Rabu, 02 September 2020

Cerita Makeup Artist Indonesia Bersiap Hadapi New Normal

 Di tengah pandemi COVID-19, semua sektor dan bidang usaha harus beradaptasi dengan era new normal alias kehidupan normal yang baru. Termasuk mereka yang menjual jasa makeup yaitu makeup artist.
Salah satu makeup artist yang sudah bersiap menghadapi new normal ini adalah Nadia Sabrina Dwiumami. Makeup artist yang populer di Instagram dengan followers lebih dari 322 ribu itu berbagi tips di media sosialnya untuk para makeup artist menjalani new normal.

"New Normal for makeup artist. Gengs, di zaman pandemi kayak gini, udah beres lebaran, pasti beberapa dari kalian udah mulai terima job make up pengantin. Aku mau sharing hal-hal yang harus diperhatikan kita sebagai MUA untuk menghadapi 'new normal" ini. Arti 'new normal' bagi MUA bukan cuma make up saja, tapi juga protokol kesehatannya harus diperhatikan," unggah Nanath di akun Instagramnya @nanathnadia pada Sabtu (30/5/2020).

Dikonfirmasi Wolipop mengenai unggahannya, Nadia mengatakan para makeup artist harus siap menjalani new normal setelah selama beberapa bulan kemarin tak bisa bekerja. Dalam menghadapi new normal ini kata Nadia, para makeup artist harus memahami risiko dari pekerjaan mereka.

"Berisiko karena pekerjaan kita sangat erat hubungannya dengan SALIVA atau air liur, air mata, dan phlegm (ingus). Sama seperti dokter gigi, pekerjaan kita sama riskonya. Rendah risiko karena klien yang kita handle, misal kalau aku pengantin. Pengantin pasti menjaga dirinya untuk tetap sehat menjelang hari-H. Besides, most of time kita juga sudah berhubungan dengan pengantin. So it's not like 'stranger' yang nggak tahu siapa, lalu kita makeupin aja tanpa tahu asal usulnya," ujar Nanath.

Selama pandemi Corona kemarin, kata Nanath, dia merasakan seperti kehilangan kepercayaan dari klien. Para makeup artist lainnya diyakininya merasakan hal serupa.

"Sebagai MUA, kita akan mengalami yg namanya loss trust dari klien soal kesehatan kita. Karena klien nggak tahu kita dari mana, ketemu siapa, makeupnya sudah bersih atau belum, sudah steril atau belum. karena kan kami sebagai MUA yang paling dekat denganklien, dan berhubungan langsung dengan saliva. Maka dari itu kami menjaganya dengan protokol "new normal" yang sudah saya jelaskan di story," ungkap Nanath saat diwawancara oleh Wolipop melalui Whatsapp, Selasa (2/6/2020).

Seperti dikutip dari Insta Story @nanathadia, berikut protokol new normal yang diterapkan Nanath sebagai makeup artis ketika merias klien:

1. Masker


Sebelum ada virus Corona, kata Nanath, memakai masker sudah menjadi kewajiban makeup artist saat mendadani klien.

2. Face Shield


Untuk perlindungan ganda, Nanath juga menyarankan agar memakai face shield.

3. Sarung Tangan


Menurut Nanath, pemakaian sarung tangan masih diperdebatkan karena sarung tangan merupakan APD untuk dokter. Dia pun mengembalikan keputusan kepada sesama rekan makeup artist.

"Kalau mau pakai silahkan untuk menambahkan rasa aman. Kalau tidak juga tidak apa-apa. Asal rajin cuci tangan. Tidak menyentuh wajah sebelum cuci tangan. Jika memang tetap mau tapi nggak mau menyelewengkan APD dokter, bisa memakai sarung tangan yang bisa dicuci kembali atau washable," tulisnya.

4. Baju


Nanath menerapkan berganti baju setiap menemui klien yang berbeda. "Aku prefer kalau mengganti baju untuk klienku yang kedua. Saranku mungkin kalian bisa bikin baju APD yang washable, untuk menghindari berganti-ganti baju setiap ganti klien. Sebisa mungkin ketika kita sudah berada di mobil untuk pindah ke klien kedua, sudah dalam keadaan steril supaya mobil kita juga nggak ikut terpapar. Inget genk, musuh kita ini gak kelihatan. We'll never know si Corona ini nempel di mana," tulisnya.

5. Penutup Kepala


Untuk makeup artist yang berhijab, menurut Nanath, tidak perlu memakai penutup kepala. Sedangkan untuk yang tidak berhijab, bisa menguncir rambut agar tidak menghiasi wajah untuk meminimalisir paparan virus Corona. "Bisa saja si virus nempel di rambut, lalu gak sengaja rambutnya ke depan-depan kena mulut, hidung atau mata. Ikat dulu saja rambutnya pas kerja ya genks,' tulisnya.

6. Alat makeup


Alat makeup juga tak luput dari perhatian karena menjadi alat yang paling vital. Kata Nanath, jangan sampai virus nempel di salah satu alat makeup, lalu malah terkena ke klien berikutnya.

"Waktunya diet alat makeup, maksudnya meminimalisir perlengkapan bawaan kamu. Bawa saja yang hanya dibutuhkan. Yang paling sering dipakai, agar bisa dibersihkan dengan mudah. Bersihkan, steril dan lakukan berulang kali agar peralatan makeup tetap terjaga," tulisnya.

Soal kuas, Nanath menyarankan agar menggunakan instan brush cleanser yang bisa disemprotkan. Lalu masukan kuas ke dalam UV sterilizer. Selanjutnya sponge, wajib untuk mencuci bersih dengan sabun, lalu keringkan di tempat terbuka dan kemudian masukkan ke dalam UV steril.
https://kamumovie28.com/rumah-kosong-2/

Selasa, 01 September 2020

Alhamdulillah! RI Dapat 10 Juta Vaksin Corona Halal dari Uni Emirat Arab

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI (BPOM) Penny Lukito mengungkap Indonesia tengah menempuh dua jalur pengembangan vaksin Corona. Selain memproduksi vaksin dalam negeri, kerja sama dengan pihak luar juga dilakukan sebagai upaya mempercepat ketersediaan vaksin di Indonesia.
Untuk kerja sama dengan pihak luar negeri, selain dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki peluang kolaborasi bersama perusahaan teknologi kesehatan G42 Uni Emirat Arab dengan Sinopharm.

"Ada kesepakatan di mana Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Indonesia melalui kerjasama G42 UEA dan Sinopharm dan Kimia Farma. Akhir 2020 diharapkan (tersedia) 10 juta vaksin," kata Penny dalam siaran pers di Youtube Sekertariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

Pihak BPOM juga menyebut telah berkunjung langsung ke Uni Emirat Arab untuk mendapatkan data dan informasi lebih detail mengenai pelaksanaan uji klinis vaksin Corona di sana. Disebutkan ada 119 kebangsaan yang terlibat dalam uji klinis vaksin Sinopharm di Uni Emirat Arab.

Diharapkan keberagaman populasi ini akan memberikan hasil uji klinik yang valid.

"Kandidat vaksin Sinopharm juga mendapat emergency use authorization dari regulator pengawas obat di Republik Rakyat Tiongkok dan pada Juli 2020 sudah dapat izin Penggunaan emergensi di national medication product administration berdasarkan uji klinis fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikat halal," jelas Penny.

Kandidat vaksin Sinopharm ini telah melewati uji klinis fase I dan fase II pada 12 April 2020 lalu. Berdasarkan dua fase uji klinis yang dilakukan, vaksin ini tidak menunjukkan adanya dampak yang buruk pada manusia.

Satgas COVID-19: Ada Eskalasi Penggunaan Tempat Tidur RS

Satgas penanganan COVID-19 mengakui adanya peningkatan penggunaan tempat tidur di rumah sakit rujukan, khususnya di DKI Jakarta. Keterpakaian ruang isolasi mencapai 69 persen.
"Keterpakaian ICU di 67 RS Rujukan mencapai 77 persen," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam siaran pers di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

Prof Wiku mengatakan, tingkat keterpakaian ruang perawatan akan diturunkan hingga di bawah 60 persen. Salah satunya adalah dengan mengalihkan pasien dengan gejala ringan dan sedang ke RS Wisma Atlet.

Terkait data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyebut sudah ada 100 dokter meninggal selama pandemi COVID-19, Prof Wiku menyinggung rasio dokter dan pasien yang harus diperbaiki. Juga terkait jam kerja, harus dibatasi agar tidak kelelahan.

Heboh Wabah Virus Corona, Rumah Sakit Juga Alami Kelangkaan Masker

Kelangkaan masker yang terjadi akibat hebohnya wabah virus corona 2019-nCoV, tak hanya dirasakan oleh masyarakat. Sebab hal ini pun berdampak pada ketersediaan masker di rumah sakit.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB-IDI), Dr dr Daeng M Faqih, SH, MH, mengakui bahwa rumah sakit mengalami kekurangan persediaan masker bedah atau yang biasa disebut dengan masker 'ojol'.

"Makanya saya meminta bantuan pemerintah, terutama ya pemerintah BUMN yang memproduksi (masker) itu untuk memperbanyak lah, menambah kapasitas produksinya," kata Daeng, kepada detikcom, Kamis (6/2/2020).

Ia pun merasa prihatin atas kelangkaan masker yang terjadi. Sebab kejadian ini membuat harga masker menjadi mahal.

"Biar nggak mahal tuh kasihan masyarakat, jadi tambah panik gitu kan jadinya seperti itu," tuturnya.
https://nonton08.com/spectral/