Jumat, 04 September 2020

Ini Alasan Face Shield Saja Tak Cukup untuk Cegah Penularan Corona

- Face shield atau pelindung wajah menjadi alternatif yang cukup populer karena dianggap sebagai salah satu cara melindungi diri dari paparan virus Corona. Sayangnya, sebuah penelitian menunjukkan menggunakan face shield saja tak cukup untuk cegah COVID-19.
Peneliti dari Florida Atlantic University meneliti kinerja pelindung wajah dalam menghambat penyebaran droplet berukuran aerosol. Hasilnya menunjukkan meski face shield mampu memblokir droplet yang besar, namun droplet yang berukuran kecil bisa tersebar dengan relatif mudah di semua sisi face shield.

Apabila memakai face shield saja, droplet aerosol yang lebih kecil dapat masuk ke bagian bawah pelindung wajah dan bisa terhirup dengan mudah. Para peneliti menemukan face shiled hanya 23 persen efektif untuk melindungi diri dari paparan virus.

Face shield cukup populer digunakan sebagai pengganti masker kain atau masker bedah karena memang penggunanya merasa lebih nyaman. Face shield mengurangi kelembapan dan membuat penggunanya lebih mudah bernapas. Hanya saja, memakai face shield saja tak mampu memberikan perlindungan yang cukup besar untuk penggunanya.

Dalam studi tersebut, peneliti juga menyoroti soal masker yang memiliki katup tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai salah satu cara untuk melindungi diri dari paparan virus Corona.

"Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan face shield dan masker dengan katup napas tidak seefektif masker wajah biasa dalam membatasi penyebaran droplet aerosol," tulis peneliti dikutip dari South China Morning Post.

Gao Xiaodong, spesialis infeksi rumah sakit dari Rumah Sakit Zhongshan Shanghai, yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut, mengatakan face shield diciptakan bukan untuk menangani pasien dengan penyakit pernapasan, tetapi untuk melindungi wajah pemakainya dari cipratan dan semprotan cairan tubuh.

Gao mengatakan pelindung wajah memiliki berbagai ukuran dan banyak orang tidak mengikuti instruksi tentang cara memakainya dengan benar.

"Lebih aman jika memakai masker berbarengan dengan face shield," papar Gao.

WHO Soroti Ruang Isolasi Pasien Corona di Jakarta Terisi 70 Persen

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti okupansi ruang isolasi pasien Corona di Jakarta yang sudah terisi 70 persen.
"Meningkatkan keprihatinan tentang kapasitas perawatan kesehatan untuk mengatasi peningkatan jumlah kasus baru setiap minggu," tulis WHO dalam laporan COVID-19 Indonesia Situation Report-21 yang diterbitkan pada Rabu (2/9/2020).

Dari data yang dihimpun WHO, Jakarta memiliki total 4.456 tempat tidur yang disiapkan untuk ruang isolasi dan 483 tempat tidur yang disediakan untuk ruang ICU yang tersebar di 67 rumah sakit rujukan COVID-19.

"Namun dengan hampir 5.000 kasus baru setiap minggu, tempat tidur terisi dengan cepat...Lonjakan kasus menyebabkan perluasan PSBB Transisi hingga 10 September," lapor WHO.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa pada 2 September, setengah dari kasus COVID-19 atau sekitar 59,1 persen berada di pulau Jawa. DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi teratas dengan jumlah kasus tertinggi dari total kasus yang dikonfirmasi.

Sulawesi Selatan adalah satu-satunya provinsi di luar Jawa yang termasuk dalam lima provinsi teratas dalam hal jumlah
kasus terkonfirmasi.

"Per 2 September, DKI Jakarta memiliki jumlah kematian COVID-19 tertinggi yang dikonfirmasi per satu juta penduduk," papar WHO.

WHO juga menyoroti soal peningkatan mobilitas akibat linur panjang yang diduga menjadi penyebab transmisi lokal Corona di Indonesia semakin meluas. Mereka menyuarakan keprihatinan
bahwa lonjakan infeksi dapat menyebabkan krisis di fasilitas kesehatan dan mendesak pemerintah mengambil tindakan serius untuk mengendalikan penularan.
https://kamumovie28.com/the-sea-of-trees/

Kamis, 03 September 2020

Cara Delevingne Ngaku Panseksual, Orientasi Seks Apa Itu?

- Cara Delevingne akhirnya secara resmi buka suara mengenai orientasi seksualnya. Saat wawancara bersama Variety, model dan aktris 27 tahun ini mengaku seorang panseksual.

Artinya, Cara Delevingne mencintai seseorang bukan berdasarkan gender, apakah dia laki-laki atau perempuan. Namun dia tertarik pada seseorang secara individu dan kepribadian.

Wanita berdarah Inggris ini juga bercerita tentang krisis identitas yang pernah dialaminya semasa kecil. Tinggal dalam keluarga konservatif, Cara sempat mempertanyakan identitasnya, sebagai orang yang terlahir perempuan.

"Dulu aku menggunakan kata 'gay' untuk menggambarkan banyak hal dan itu sangatlah buruk... Menurutku hal itu terjadi karena pada saat itu aku tidak mengakui diriku yang sebenarnya. Aku tidak mau membuat keluargaku sedih. Aku benar-benar tidak bahagia dan depresi. Ketika kamu tidak bisa menerima bagian dari dirimu atau mencintai dirimu sendiri, kamu seperti tidak berada di sana, hampir," katanya seperti dikutip dari Pop Sugar.

Cara pun sempat mempertanyakan gender-nya sendiri. Terkadang dia merasa seperti berada di tubuh yang salah tapi tak jarang juga ia menerima dirinya apa adanya.

"Kadang aku merasa lebih kewanitaan. Kadang aku merasa lebih seperti pria," tuturnya.

Pernyataan mengejutkan ini diungkapkan Cara Delevingne tak lama setelah hubungannya dengan aktris Ashley Benson. Keduanya menjalin hubungan asmara selama dua tahun sebelum akhirnya kandas.

Dalam sebuah wawancara lainnya beberapa waktu lalu, bintang film 'Paper Town' ini juga pernah mengatakan kalau dirinya tidak mencintai seseorang dari gender.

"Aku akan selalu, berpikir, kalau diriku panseksual. Bagaimanapun seseorang mendefinisikan dirinya, 'mereka' atau 'pria' atau 'wanita', aku jatuh cinta dengan individu. Dan itu saja. Aku tertarik pada individunya," pungkasnya.

Kata Pria Viral yang Relakan Utang Teman Rp 16 Jutaan, Kapok Pinjami Uang

Belum lama ini sebuah postingan pria asal Yogyakarta yang rela anggap lunas utang teman-temannya karena lelah menagih jadi viral di Facebook. Pria bernama Teja ini menuliskan tak ingin ada lagi drama sehingga ia memutuskan untuk melunaskan utang sepuluh temannya yang jika ditotal mencapai Rp 16 juta lebih.
Saat dihubungi Wolipop, pria berusia 36 tahun ini mengaku kesal karena setiap menagih utang pada teman-temannya tak pernah direspon. Teja pun merasa lelah karena teman-temannya itu aktif di media sosial, namun ketika ia ingin meminta uangnya kembali sama sekali tak digubris.

"Aku tahu mereka suka lihat story aku di IG di Whatsapp, di FB. Aku ngerasa mereka aktif banget kan, even mereka nggak pernah ngelike status aku, nggak pernah comment di status aku, jadi udah nggak ada interaksi aja, tapi aku tahu mereka itu lihat kan keliatan viewernya siapa aja. Jadi itu sih yang bikin aku lelah, udah capek, kalau dibilang berapa kali (nagih utang)?aduh udah berkali-kali deh apalagi yang gede-gede yang jutaan itu, udah nggak kehitung setiap bulan ditagih-ditagih, tapi sudah nggak ada respon yaudah capek," cerita Teja kepada Wolipop, Kamis (4/6/2020)

"Aku sih nggak ngikhlasin jadi lebih tepatnya itu merelakan biar nggak ada beban pikiran lah di kepala aku. Jadi yaudah selesai lah," ucapnya.
https://nonton08.com/gorgeous/