Sabtu, 31 Oktober 2020

5 Alur Pemberian Vaksin COVID-19, Harus Tunggu 30 Menit Sebelum Pulang

 Pemerintah berencana melakukan vaksinasi COVID-19 di bulan depan. Indonesia juga sudah mengamankan stok vaksin sekitar 6,6 juta dosis yang akan tiba pada November.

Kementerian Kesehatan selaku pelaksana program vaksinasi telah membuat alur pemberian vaksin COVID-19. Dikutip dari laman resmi Kemenkes, berdasarkan Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi COVID-19 Kemenkes, alur pemberian vaksin dilakukan melalui 5 tahapan.


Tahapan yang dimaksud adalah pendaftaran, skrining, pemberian vaksin, konsultasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), dan menunggu selama 30 menit sambil dipantau oleh tenaga kesehatan.


"Pada saat skrining, calon penerima vaksin didata identitasnya, gejala yang sama seperti COVID-19, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penggunaan obat, riwayat pemberian vaksin dalam waktu 1-14 hari terakhir, dan kondisi kehamilan," demikian dikutip dari laman tersebut, Jumat (30/10/2020).


Setelah itu, calon penerima vaksin menuju ruang tindakan untuk diberi suntikan. Vaksin diberikan 2 kali, yakni di hari pertama pemberian vaksin dan berikutnya pada hari ke-14.


Setelah itu penerima vaksin menuju ruang KIPI. Penerima vaksin dijelaskan apa itu KIPI, gejala yang timbul setelah diberi vaksin, dan penanganannya. Selanjutnya penerima vaksin diarahkan menuju ruang tunggu dan diarahkan menunggu selama 30 menit untuk melihat apakah ada gejala yang muncul.


Usai 30 menit, penerima vaksin bisa meninggalkan ruangan. Jika terjadi gejala pada saat sampai di rumah atau beberapa hari setelah vaksin, diharuskan segera memriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.


Saat ini Kemenkes telah melakukan simulasi vaksinasi COVID-19 di beberapa rumah sakit, salah satunya di RS J Leimena, Ambon, Maluku.


Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr. Andi Saguni, MA mengatakan simulasi vaksin harus teratur dan pasti, mulai dari jalur pertama orang masuk hingga keluar ruangan, termasuk kondisi gedung dan kemampuan SDM.


"Pelaksanaan pemberian vaksin harus dipastikan kelengkapan peralatan, gedung, dan SDM. Kita tunjukkan bahwa kita siap memberikan pelayanan yang baik," katanya.

https://cinemamovie28.com/tiran-mati-di-ranjang/


Bergadang Jangan Bergadang, Kalau Nggak Mau Sakit Jantung


 Kaum milenial pasti sangat akrab dengan kata bergadang. Di usia yang terbilang muda, tubuh memang tidak mudah protes jika harus diajak bergadang untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas perkuliahan Namun, tak sedikit pula yang hobi bergadang hanya untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti main game atau nonton drama korea. Hayo ngaku, pasti banyak kan?

Padahal bergadang memiliki efek yang buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari National Institute for Public Health and the Environment di Belanda menemukan manfaat dari tidur malam bagi kesehatan kardiovaskular.


Hanya dengan tidur malam yang cukup, sekitar 8 jam setiap malam, risiko cardiovascular disease (CVD) termasuk di dalamnya penyakit jantung koroner turun lagi sebanyak 8 persen. Risiko kematiannya juga turun sebanyak 16 persen.


Jika dibarengi dengan 4 gaya hidup sehat yang lain seperti olahraga teratur, diet sehat, mengurangi alkohol, dan tidak merokok, maka risiko CVD turun lagi menjadi 65 persen dan risiko kematian yang menyertainya juga turun lagi menjadi 83 persen.


Dokter, presenter, sekaligus relawan COVID-19 dr. Vito Damay juga mengatakan bergadang bisa memicu hormon stres yang membuat detak jantung makin kencang dan tekanan darah menjadi tinggi.


Selain itu, Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Cindiawaty Pudjiadi juga mengatakan bergadang membuat orang-orang yang melakukannya cenderung kacau dalam memilih makanan. Sebab, lanjutnya, di malam hari makanan yang tersisa biasanya makanan yang kurang sehat seperti mie instan, gorengan, dan camilan-camilan yang tinggi kolesterol. Kolesterol inilah yang menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko penyakit jantung koroner.

https://cinemamovie28.com/thank-you-cinta/

Kisah Viral Nakes di Medsos, Rontgen Susuk hingga Rebutan Pasang Kateter

  Belakangan ramai tenaga kesehatan dengan cerita mereka soal pasien yang mendadak viral di media sosial. Seperti yang terbaru, seorang bidan menceritakan kondisi pasien yang mengidap sifilis.

Beberapa netizen menilai cerita ini malah terkesan mengumbar aib pasien dan melanggar kode etik. Meski begitu, wanita tersebut mengaku hal ini tak termasuk pelanggaran kode etik karena tak menyebutkan identitas pasien.


Bahkan ada juga yang menganggapnya bermanfaat karena mengandung unsur edukasi. Terlebih jika disampaikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, sehingga bisa menambah wawasan.


Beberapa waktu lalu, sempat viral juga penampakan X-ray yang memperlihatkan susuk dalam tubuh seorang pasien. Berikut cerita-cerita viral kondisi pasien yang dirangkum detikcom dari berbagai sumber.

https://cinemamovie28.com/sundome/


1. Berebut pasang kateter demi melihat Mr P

Heboh potongan cerita seorang wanita diduga perawat menceritakan dirinya berebut ingin memasang kateter dengan teman. Ia mengaku hal ini dilakukan semata-mata ingin melihat penis pasien pria dewasa.


Meski begitu, cerita viral tersebut sudah tak ditemukan dalam akun TikTok milik wanita diduga perawat. Cerita ini malah ramai jadi perbincangan dalam akun @tubirfess yang diunggah pada Sabtu (24/10/2020).


"Gimana sih rasanya masang selang kateter ke pasien dewasa lelaki," tulis caption yang dilihat detikcom pada potongan gambar dari video TikTok, dari akun @tubirfess.


"Sampai berantem woy gua sama kawan gua, demi dapat tindakan ini," lanjut caption tersebut.


2. Cerita pasien mengidap sifilis

Seorang bidan dicibir netizen lantaran menceritakan kondisi pasien yang mengidap sifilis. Ia menceritakan hal ini dalam akun TikTok pribadinya @m*ria******.


"Jadi ada pasien yg kontrol dan blng terkena syphilis," jelasnya.


Wanita tersebut mengatakan kalau si pasien tidak tahu sejak kapan mengidap penyakit ini. Hingga ia tak tega mengatakan kondisi pasien lantaran menghindari kemungkinan masalah dengan suami.


"Pasien ini polos banget. Tapi enggak tega mau ngomong penyebabnya sama dia, takutnya berantem sama suaminya," lanjutnya.


Netizen menilai apa yang dilakukan bidan ini melanggar kode etik. Namun, ia meyakini tindakannya tak melanggar kode etik lantaran tak menyebutkan identitas pasien.


"Etikanya sebagai tenaga medis, Anda tidak perlu mengumbar masalah pasien Anda di sini," respons netizen @Nir***a.


3. Viral gambar X-Ray memperlihatkan susuk di dalam tubuh pasien

Viral gambar Xray yang memperlihatkan seorang pasien memiliki ratusan susuk. Gambar ini lantas viral di media sosial usai diunggah selebgram yang juga mahasiswa kedokteran lulusan 2019, Tasqia Syabira.


Dalam gambar Xray tersebut nampak jelas bahwa sang wanita yang kabarnya berusia 55 tahun itu memiliki ratusan susuk di tubuhnya. Susuk tersebut terlihat seperti garis-garis kecil berwarna putih yang cukup banyak dan menyebar di tubuhnya.


"Pasien wanita usia 55 tahun mau di X-ray. Nah kalo inisusuknya ada berapa?Itung sendiri deh ya:)" tulisTasqia dalamunggahannya.

https://cinemamovie28.com/texture-of-skin/