Senin, 02 November 2020

Per Hari Ini! Akun BPJS Kesehatan Bisa Dibekukan Jika Tak Lakukan Hal Ini

 Per hari ini (1/11/2020), pemerintah akan melakukan penonaktifan sementara peserta BPJS Kesehatan dengan data bermasalah. Hal ini berdasarkan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKB) 2018.

Peserta BPJS Kesehatan yang tidak dilengkapi Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada segmen peserta non penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (PBI JK) akan dibekukan per hari ini. Mengapa begitu?


"Bagi peserta JKN-KIS PPU PN yang datanya belum terisi NIK, status kepesertaannya akan dinonaktifkan sementara, pada saat dicek status kepesertaannya mulai tanggal 1 November 2020 akan muncul notifikasi untuk melakukan registrasi ulang," ujar Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf.


"Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keakurasian data sehingga dapat memberikan pelayanan jaminan kesehatan yang maksimal," jelas keterangan resmi BPJS Kesehatan, dikutip dari CNBC Indonesia.


Bagaimana mengecek peserta yang harus melakukan registrasi ulang? Berikut beberapa aksesnya.

Aplikasi Mobile JKN

BPJS Kesehatan Care Center 1500 400

Petugas BPJS SATU! di rumah sakit

Aplikasi Jaga KPK

Perlu dilakukan registrasi ulang jika ternyata status menjadi non-aktif, disertakan keterangan 'registrasi ulang kelengkapan administrasi untuk pemutakhiran data, lengkapi data KK/KTP'.


Bagaimana caranya registrasi ulang?

Bisa langsung menghubungi layanan administrasi di WA Pandawa, pilih pengaktifan kembali kartu

Mendatangi petugas BPJS SATU! di rumah sakit

Menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500 40

"Dalam proses registrasi ulang ini peserta menyampaikan pembaharuan NIK Dukcapil melalui pelayanan tatap muka dan tanpa tatap muka," lanjut keterangan BPJS.


Meski begitu, BPJS Kesehatan menegaskanpenonaktifan sementara tak akan mengurangi hak peserta agar bisa mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan.

https://kamumovie28.com/faith-anna-waters-2016/


COVID-19 Mengganas di Eropa, 2 Lagi Negara Lockdown Susul Jerman-Prancis


 - Kasus COVID-19 di Eropa kini menjadi perhatian seluruh dunia. Pasalnya, beberapa negara kembali mencatat lonjakan kasus COVID-19 dan kasus harian berlipat ganda.

Sempat 'sukses' menghadapi gelombang pertama COVID-19, kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut Eropa kini kembali menjadi episentrum pandemi COVID-19. Mengapa?


"Eropa kembali menjadi episentrum pandemi ini," sebut Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Dr Hans Kluge.


Menurutnya, kasus kematian karena COVID-19 pun meningkat lebih dari 30 persen selama minggu terakhir. Selain itu rawat inap pasien COVID-19 juga meningkat.


Usao Jerman dan Prancis, kini dua negara lain menghadapi lockdown baru. Seperti apa gelombang baru COVID-19 di sana? Berikut rangkuman detikcom dari berbagai sumber.


1. Austria

Austria menetapkan lockdown kedua usai pandemi COVID-19 menjadi tak terkendali di dua pekan terakhir. Pemerintah Rusia rencananya menerapkan beberapa tindakan untuk menekan lonjakan COVid-19 yang tengah dihadapi.


Kanselir Austria Sebastian Kurz mengumumkan lockdown kedua ini pada Sabtu (31/10/2020). Aturan lockdown yang kembali diterapkan mengikuti Jerman.


"Sekolah, penata rambut, dan toko non-esensial akan tetap buka kali ini, dan larangan meninggalkan rumah hanya berlaku pada malam hari," sebutnya.


"Restoran, kafe, dan hotel akan tutup kecuali makanan untuk dibawa pulang dan untuk pelancong bisnis. Gym, bioskop, dan teater juga akan ditutup. Aturan akan mulai berlaku pada hari Selasa dan tetap berlaku hingga akhir November," jelas Sebastian Kurz.


2. Inggris

Selain Autria, Inggris juga ikut menerapkan lockdown. Berdasarkan laporan worldometers terkini Inggris berada di peringkat 9 tertinggi di dunia.


Lebih dari 1 juta kasus COVID-19 tercatat dengan penambahan kasus baru terakhir lebih dari 20 ribu kasus yaitu 21.915. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan lockdown pada Sabtu (31/10/2020).


"Natal mungkin sangat berbeda," jelas Boris.


Lockdown disebut Boris akan berlaku hingga 2 Desember. Namun, lockdown kali ini berbeda dengan sebelumnya.


"Pub, restoran, gym, dan toko non-esensial harus tutup selama empat minggu mulai Kamis," kata Boris.


"Tetapi tidak seperti batasan di musim semi, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas dapat tetap buka. Setelah 2 Desember, pembatasan akan dilonggarkan dan daerah akan kembali ke sistem berjenjang,"pungkasnya.

https://kamumovie28.com/agoraphobia-2015/

Kondisi Terkini Wuhan, Tempat COVID-19 Pertama Merebak yang Jadi Pusat Wisata

 Tempat virus Corona pertama muncul, di Kota Wuhan, China, kini disebut sudah kembali normal. Hal ini dibuktikan setelah hampir setahun jadi tempat penyebaran virus, kini berubah menjadi pusat wisata utama di China.

Di perayaan raksasa Asia yang berlangsung dari 1-7 Oktober 2020, provinsi Hubei telah menarik lebih dari 52 juta wisatawan. Sementara di Wuhan, menurut departemen budaya dan pariwisata provinsi menerima pengunjung sebanyak 19 juta orang.


Namun disisi lain, virus di kota yang dijuluki sebagai 'kota heroik' oleh Presiden China Xi Jinping ini menjadi kenangan tidak menyenangkan. Dalam rangka Hari Nasional Republik Rakyat China, pemerintah Xi Jinping mengadakan flashmob di sebuah stasiun kereta di Wuhan.


"Wuhan terlahir kembali setelah COVID-19 dengan lebih banyak kekuatan dan vitalitas," kata Hua Chunying, wakil direktur Departemen informasi Kementerian Luar Negeri yang dikutip dari BBC, Sabtu (31/10/2020).


Agustus lalu, pemerintah Hubei mengumumkan sekitar 400 tempat wisata di sana akan dibuka untuk pengunjung dari seluruh negeri secara gratis. Sejak tanggal 8 Agustus kemarin hingga akhir tahun.


Meski begitu, jumlah pengunjung ke wisata Wuhan tetap dibatasi hingga 50 persen dari kapasitas maksimum. Pengunjung tetap harus dicek suhu tubuhnya.


Banyak turis yang memilih mengunjungi Menara Bangau Kuning bersejarah yang terletak di pusat kota Wuhan. Bangunan yang dibangun pada 1981 silam adalah salah satu situs masuk gratis yang disponsori pemerintah China.

https://kamumovie28.com/momentum-2015/


Dikutip dari Xinhua, setidaknya seribu agen perjalanan dan lebih dari 350 hotel bergabung dalam kampanye pemerintah. Mereka juga memberikan penawaran diskon wisata kepada pengunjung.


Beberapa ahli dan analisis menilai 'kebangkitan' Wuhan sebagai tujuan wisata menunjukkan kepercayaan orang China dalam penanganan pandemi COVID-19 yang berhasil oleh otoritas lokal. Sekaligus meningkatkan peluang emas untuk memperbaiki industri yang sempat terpukul imbas pandemi COVID-19.


Vincent Ni, seorang ahli di China untuk layanan dunia BBC, menunjukkan pemerintah China mungkin memang menggunakan Wuhan untuk tujuan propaganda. Tetapi, kampanye itu 'berdasarkan fakta' yang menunjukkan bahwa situasi COVID-19 telah membaik.


Sementara itu, 20 Oktober kemarin, ada 38 pasangan yang baru menikah menghadiri pernikahan secara kelompok, beberapa di antaranya telah menunda pernikahan mereka sebelumnya karena virus Corona.


"Orang-orang tahu bahwaWuhan lebih baik, tidak ada yang akan mengunjungi kota itu jika ada virus Corona. Orang-orang China itu bersedia melakukan perjalanan keWuhan, yang dulunya merupakan episentrumCOVID-19 dan ini, dari sudut pandang pemerintah, adalah kemenangan," kata Vincent Ni.


Kekhawatiran gelombang kedua COVID-19

"Saat musim dingin mendekat, ada keraguan tentang apakah kita akan memiliki gelombang kedua atau tidak. Saya pikir hal yang tidak diketahui ini hadir di benak semua orang China, tetapi untuk saat ini orang-orang menikmati pencabutan pembatasan dan kembali ke aktivitas normal," menurut Ni.


Tak lagi wajib pakai masker

Bagi lebih dari 20 juta penduduk Beijing, ibu kota, tidak lagi wajib memakai masker.


"Ini di satu sisi menunjukkan bahwa situasinya telah membaik secara dramatis, tetapi di sisi lain ini bisa menjadi pedang bermata dua karena virus belum menghilang, kami tidak memiliki vaksin yang efektif saat ini dan jika orang-orang lengah. dan gelombang kedua bisa menjadi bencana besar," lanjut Ni.


Banyak orang mungkin bepergian ke seluruh China, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa bayangan virus Corona masih ada.


"Orang-orang mengetahuinya, tetapi mereka berusaha untuk mengembalikan kehidupan sehari-hari menjadi normal. Itu niat yang baik, tetapi itu membutuhkan waktu dan kebenaran. Sulit untuk mendapatkan penjelasan objektif tentang apa yang sebenarnya terjadi," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/born-dance-2015/