Rabu, 04 November 2020

Satu Lagi Riset Tunjukkan Masker Kain Efektif Tangkal COVID-19

 Tim peneliti dari Universitas Cambridge menguji semua jenis kain, mulai dari kaos sampai jeans vakum untuk menentukan jenis bahan masker apa yang paling efektif tangkal COVID-19.

Mereka juga menguji keefektifan kain yang berbeda dalam menyaring partikel antara 0,02 dan 0,1 mikrometer. Studi ini dilakukan dengan menghitung kecepatan partikel yang cukup tinggi, sebanding dengan batuk atau sesak napas.


Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open ini menunjukkan sebagian besar kain yang biasa digunakan untuk masker wajah non-klinis efektif menyaring partikel ultra halus.


Untuk masker kain yang biasa diproduksi oleh usaha rumahan dinyatakan memiliki efektifitas lebih bila terdiri atas beberapa lapis kain. Efektifitas juga semakin meningkat apabila beberapa lapis kain tersebut dijahit kuat dan diberikan bahan tambahan yang kaku.


Para peneliti juga mempelajari kinerja kain yang berbeda saat lembab, dan setelah mereka melalui siklus pencucian dan pengeringan normal.


Mereka menemukan bahwa kain bekerja dengan baik saat lembab dan bekerja cukup baik setelah satu siklus pencucian, namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pencucian berulang dapat menurunkan kualitas kain, dan para peneliti mengingatkan bahwa masker tidak boleh digunakan kembali tanpa batas waktu.


Meskipun ada banyak informasi yang membantu setiap orang untuk membuat masker sendiri, tetapi hanya ada sedikit bukti ilmiah tentang bahan kain apa yang paling cocok.


"Masker yang memblokir partikel dengan sangat baik tetapi membuat Anda sesak bukanlah masker yang efektif. Jeans, misalnya, cukup efektif dalam memblokir partikel, tetapi sulit untuk bernapas. Jadi mungkin bukan ide yang baik untuk membuat masker dari kain jeans," kata salah satu peneliti Eugenia O'Kelly dari Fakultas Teknik Cambridge.

https://nonton08.com/never-said-goodbye-2016/


Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta, Inggris Umumkan Lockdown Kedua!


 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan lockdown kedua di Inggris yang bakal di mulai Kamis (05/11/2020) dan berakhir tanggal 2 Desember.

Langkah ini diambil setelah kasus COVID-19 di Inggris mencapai lebih dari satu juta. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah kolapsnya tenaga kesehatan dan rumah sakit.


"Natal tahun ini akan sangat berbeda. Namun saya berharap dan percaya dengan mengambil langkah keras sekarang, para keluarga dapat berkumpul (saat Natal)," kata PM Johnson dikutip dari BBC.


Keputusan ini diterapkan di setelah adanya satu studi yang menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 di Inggris diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan puncak pertama.


Menurut permodelan tersebut angka kematian pasien COVID-19 di Inggris bisa mencapai lebih dari 4.000 orang sehari jika langkah tegas tidak dilakukan.


Pub, restoran, gym, dan toko non-esensial harus tutup selama empat minggu mulai Kamis. Namun tidak seperti lockdown sebelumnya, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas dapat tetap buka.


Tingkat infeksi di negara itu telah meningkat tajam selama berminggu-minggu. Kantor Statistik Nasional memperkirakan bahwa 1 dari 100 orang di Inggris mengidap Covid-19, dibandingkan dengan 1 dari 2.300 pada Juli dan 1 dalam 200 pada awal Oktober.


Sebagai catatan, Inggris adalah negara kesembilan yang mencapai angka kasus satu juta, setelah Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia, Prancis, Spanyol, Argentina dan Kolombia. Jumlah penularan diperkirakan lebih tinggi karena kurangnya tes pada awal pandemi.

https://nonton08.com/the-honeymoon-phase-2019/

Alergi Dingin Bikin Pria Ini Hampir Kehilangan Nyawa di Kamar Mandi

 Seorang pria asal Colorado, Amerika Serikat hampir kehilangan nyawa saat melangkah keluar dari ruang pancuran air panas ke kamar mandi dingin. Menurut sebuah laporan, pria tersebut memiliki alergi dingin dengan reaksi serius yang dapat menyebabkan kematian atau anafilaksis.

Menurut laporan kasus yang diterbitkan pada 27 Oktober di The Journal of Emergency Medicine, pria berusia 34 itu ditemukan pingsan di lantai kamar mandi oleh keluarganya. Pria tersebut mengalami kesulitan bernapas dan kulitnya gatal-gatal.


Dikutip dari laman Live Science, ia mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa di seluruh tubuh yang dikenal sebagai anafilaksis. Saat paramedis tiba, keluarganya memberitahu mereka bahwa pria tersebut memiliki riwayat alergi terhadap cuaca dingin.


Dia sebelumnya mengalami gatal-gatal sebagai reaksi terhadap dingin, tetapi bukan anafilaksis. Kejadian ini dimulai setelah dia pindah dari Mikronesia yang merupakan negara kepulauan di Amerika yang memiliki iklim tropis, ke Colorado yang suhunya lebih dingin.


Setelah dilarikan ke rumah sakit, paramedis merawat pria itu dengan epinefrin dan oksigen dan membawanya ke ruang gawat darurat. Ketika sampai di rumah sakit, dia berkeringat banyak dan merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya.

https://nonton08.com/jeepers-creepers-3-2017/


Dokter mendiagnosisnya dengan urtikaria dingin, reaksi alergi pada kulit setelah terkena suhu dingin, termasuk udara dingin atau air dingin, menurut Mayo Clinic. Orang juga dapat mengembangkan gejala setelah mengonsumsi makanan atau minuman dingin, lapor Live Science.


Gejala yang paling umum dirasa adalah ruam merah dan gatal (gatal-gatal) setelah terpapar dingin, tetapi dalam kasus yang lebih serius, orang dapat mengembangkan anafilaksis yang dapat menyebabkan tekanan darah turun dan saluran udara menyempit, sehingga sulit bernapas.


Reaksi yang lebih parah ini biasanya terjadi dengan kulit seluruh tubuh terpapar dingin, seperti saat orang berenang di air dingin. Dalam kasus pria tersebut, seluruh tubuhnya terkena udara dingin setelah keluar dari kamar mandi.


Dokter mengkonfirmasi diagnosis pria tersebut dengan menggunakan "tes es batu," yang melibatkan penempatan es batu di kulit selama sekitar 5 menit. Jika pasien mengembangkan benjolan merah yang menonjol pada kulit tempat es batu berada, mereka didiagnosis dengan urtikaria dingin.


Belum diketahui seberapa umum kondisi ini, namun satu studi di Eropa menemukan prevalensi 0,05 persen, menurut National Institutes of Health. Reaksi anafilaksis lebih jarang terjadi daripada reaksi seperti alergi lainnya.


Dalam kebanyakan kasus, penyebab dari kondisi ini tidak diketahui lebih lanjut. Namun terkadang dapat diturunkan, yang berarti orang-orang memiliki kecenderungan genetik. Pada orang lain, urtikaria dingin dipicu oleh sesuatu yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti infeksi virus atau kanker tertentu.


Reaksi alergi terjadi akibat paparan dingin yang menyebabkan sistem kekebalan melepaskan bahan kimia yang disebut histamin, ini bisa memicu respons peradangan.


Di rumah sakit, pria itu dirawat dengan antihistamin dan steroid, dan kondisinya membaik. Sebelum ia meninggalkan rumah sakit, ia dinasehati untuk menghindari paparan dingin atau situasi lain di mana seluruh tubuhnya akan terkena hawa dingin. Dia juga diresepkan oleh dokter berupa injektor otomatis epinefrin, yang dapat mengobati anafilaksis dalam situasi darurat.

https://nonton08.com/killer-number-7-2016/