Rabu, 04 November 2020

Gejala COVID-19 Anosmia Disebut Lebih Meyakinkan daripada Batuk

  Sebuah penelitian menunjukkan anosmia atau kehilangan indera penciuman jadi gejala COVID-19 yang lebih meyakinkan daripada batuk atau demam.

Studi oleh University College London (UCL) pada 590 orang yang kehilangan indera penciuman atau perasa secara tiba-tiba menemukan sebanyak 80 persen atau empat dari lima di antara mereka memiliki antibodi COVID-19, artinya mereka pernah terinfeksi penyakit tersebut.


Dari mereka yang memiliki antibodi, 40 persen tak memiliki gejala COVID-19 lainnya. Hal ini jadi bukti bahwa kehilangan indera penciuman merupakan tanda-tanda terinfeksi virus corona mulai pada April.


Kehilangan indera penciuman secara resmi dimasukkan sebagai gejala COVID-19 pada pertengahan bulan Mei.


"Temuan kami menunjukkan bahwa hilangnya bau dan rasa adalah indikator yang sangat dapat diandalkan bahwa seseorang kemungkinan besar mengidap COVID-19," kata penulis utama penelitian, Profesor Rachel Batterham, dikutip dari laman UCL.


Walau tidak semua pasien COVID-19 akan kehilangan indera penciuman atau perasa, jika seseorang kehilangan indera penciuman kemungkinan besar itu disebabkan virus corona, kata penelitian ini.


Prof Rachel Batterham, mengatakan, meski anosmia jadi pertanda yang lebih meyakinkan, batuk dan demam masih dilihat banyak orang sebagai gejala utama yang harus diwasapadai.


Meskipun kehilangan indera penciuman dianggap sebagai gejala ringan dan tak perlu dibawa ke rumah sakit, Prof Batterham menunjukkan potensi bahaya dari hilangnya indera penciuman, di antaranya tak mampu untuk mendeteksi asap, gas yang bocor atau makanan yang sudah busuk.


Jika diderita dalam jangka waktu yang lama, hal tersebut juga dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup masyarakat.


"Temuan ini menekankan pentingnya orang untuk mewaspadai perubahan pada indera penciuman dan perasa, kemudian melakukan isolasi mandiri ketika mereka menyadari tak bisa mencium bau seperti parfum, pemutih, pasta gigi, atau kopi," jelas Prof Batterham.

https://nonton08.com/red-flag-2012/


Pangeran William Positif COVID-19 Bulan April, Sengaja Dirahasiakan


Cucu Ratu Elizabeth, Pangeran William, dilaporkan sempat terinfeksi COVID-19. Ia tertular pada bulan April bersamaan dengan sang ayah, Pangeran Charles.

Kabar tersebut, menurut sumber di Istana Kensington, sengaja dirahasiakan agar tidak memicu kegaduhan.


"Ada hal penting yang sedang terjadi dan saya tidak ingin membuat siapapun khawatir," kata Pangeran William, dikutip oleh The Sun.


Pangeran William dirawat oleh dokter-dokter istana dan mengikuti panduan pemerintah dengan mengisolasi diri di kediaman keluarga di Anmer Hall, Norfolk.


Diberitakan BBC, kondisi Pangeran William saat ini belum diungkap. Kemungkinan karena menghendaki tidak terjadi kegaduhan.


"Namun istana juga berusaha untuk menjaga privasi keluarga kerajaan," kata koresponden BBC Jonny Dymond.


Sementara itu, Pangeran Charles juga sempat terinfeksi COVID-19 pada 25 Maret. Ia menjalani isolasi di kediamannya di Skotlandia selama 7 hari dengan gejala sedang.


Inggris saat ini tengah menghadapi lonjakan kasus virus Corona COVID-19 dengan jumlah kematian lebih dari 46 ribu kasus, yang didefinisikan sebagai kematian dalam 28 hari setelah dinyatakan positif. Definisi yang lebih luas mencatatkan 58.925 kematian di negara tersebut.

https://nonton08.com/coriolanus-2011/

Senin, 02 November 2020

Istri Kedua Sebut Sean Connery Mengidap Demensia

  Aktor legendaris 'James Bond 007' Sean Connery meninggal di usia 90 tahun di Bahama. Istri keduanya, Micheline, mengungkap pria kelahiran Skotlandia tersebut mengidap demensia atau pikun.

"Dia mengidap demensia dan ini membuatnya menderita. Keinginan terakhirnya adalah berlalu tanpa keributan," kata Micheline yang menikahi Sean di tahun 1970-an, dikutip dari Dailymail.


Demensia (dementia) atau pikun merupakan sekelompok gejala yang mempengaruhi daya ingat, daya pikir, dan kemampuan sosial. Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang banyak dikenal.


Dikutip dari Mayo Clinic, ada berbagai gejala yang menyertai demensia. Namun yang paling umum antara lain:


Perubahan kognitif:

Hilang ingatan, biasanya disadari oleh orang terdekat

Sulit menemukan kata yang sesuai saat berkomunikasi

Sering nyasar saat berkendara

Sulit mengerjakan hal-hal rumit

Sulit merencanakan sesuatu atau menyusunnya

Sulit mengendalikan koordinasi gerak

Bingung dan disorientasi.

Perubahan psikologis:

Perilaku berubah

Depresi

Gelisah

Perilaku tidak semestinya

Paranoia atau ketakutan berlebih

Agitasi atau mudah marah

Halusinasi.

Ini bukan kali pertama Sean Connery dikaitkan dengan kepikunan. Pada 2013, rumor menyebut sang aktor mengidap Penyakit Alzheimer, meski muncul bantahan tidak lama kemudian.

https://kamumovie28.com/get-hard-2015/


Kalau Masturbasi Bagus untuk Imun Tubuh, Perlukah Weekend Ini Berolahraga?


Banyak anggapan bahwa masturbasi bisa merangsang imun tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Jika benar, samakah manfaatnya dengan olahraga?

Sebuah penelitian memang pernah dilakukan untuk mengamati efek masturbasi terhadap sistem imun. Dipublikasikan di jurnal Neuroimmunomodulation pada 2004, penelitian ini melibatkan 11 partisipan pria.


Hasilnya menunjukkan bahwa orgasme yang didapat saat masturbasi berhubungan dengan peningkatan sel darah putih. Dalam sistem imun, sel darah putih merupakan komponen yang menangkal dan memerangi infeksi.


Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hasil serupa. Meski demikian, belum ada penelitian yang cukup kuat membuktikan bahwa peningkatan sel darah putih tersebut bisa menangkal penyakit.


"Sepengetahuan saya tidak ada penelitian yang secara spesifik mengatakan bahwa masturbasi merangsang sistem imun dalam arti bisa mencegah atau membantu memerangi infeksi," kata Gail Saltz, MD, dari New York-Presbyterian Hospital Weill-Cornell School of Medicine, dikutip dari Health.


Bukan berarti tidak ada manfaatnya sama sekali. Hormon-hormon yang dilepaskan saat melakukan aktivitas seksual bagaimanapun bisa merangsang perasaan rileks dan bahagia, yang memang berhubungan dengan sistem imun tubuh.


Namun untuk benar-benar bugar, organisasi kesehatan dunia menyarankan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit tiap pekan. Anjuran ini setara dengan 30 menit perhari selama 5 hari dalam sepekan.


"Cara paling penting untuk menjaga sistem imun berfungsi normal adalah cara lama yang orang sering bicarakan: diet dan olahraga," kata Timothy Mainardi, seorang pakar imunologi.

https://kamumovie28.com/we-are-your-friends-2015/