Rabu, 11 November 2020

Lebih dari 6.000 Orang Terinfeksi di China, Apa Itu Wabah Brucellosis?

 China kembali diserang wabah brucellosis yang menyebabkan lebih 6.000 orang di Lanzhou sakit. Menurut keterangan pemerintah setempat, hal ini disebabkan karena adanya kebocoran di pabrik vaksin lebih dari setahun lalu.

Pemerintah China mengatakan 6.620 warganya positif brucellosis. Jumlah ini didapatkan setelah menguji lebih dari 55.725 warga di kota tersebut.


Apa itu brucellosis?

Wabah penyakit brucellosis yang biasa dikenal dengan demam malta atau mediterania ternyata cukup umum terjadi di China, tepatnya sejak tahun 1980-an. Tetapi, wabah ini mulai mereda seiring ditemukannya vaksin serta pencegahan dan pengendalian wabah ini dengan baik.


Tak hanya di China, wabah ini juga menyebar di seluruh dunia, contohnya di Bosnia. Wabah ini menginfeksi sekitar seribu orang pada tahun 2008, sehingga banyak domba dan hewan ternak lain yang harus dimusnahkan karena terinfeksi.


Wabah ini juga pernah menyerang Amerika Serikat hingga merugikan pemerintah federal dan industri peternakan hingga miliaran dolar. Selain itu, sekitar 60 persen bison betina yang ada di Taman Nasional Yellowstone juga harus dimusnahkan karena membawa bakteri tersebut.


Bagaimana cara penularannya?

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, penularan bakteri brucellosis dari manusia ke manusia masih jarang terjadi. Tapi, kebanyakan orang yang terinfeksi disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau menghirup udara yang telah terkontaminasi.


Selain itu, bakteri ini juga bisa terjadi dari hewan ternak ke manusia lewat daging yang tidak dimasak sempurna. Bisa juga melalui produk susu dari hewan yang terkontaminasi, yang tidak disterilkan.


Apa saja gejalanya?

Ada berbagai gejala brucellosis yang bisa muncul, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga kelelahan. Menurut CDC, meski gejalanya sudah mereda, ada beberapa gejala lain yang bisa muncul, menjadi kronis, bahkan tidak akan hilang.


Gejala tersebut di antaranya radang sendi atau pembengkakan pada organ tubuh tertentu, seperti testis, jantung, hati, dan limpa.

https://nonton08.com/movies/bottom-of-the-world/


Diundang WHO, Terawan Bakal 'Sepanggung' Sama Deretan Menkes Negara Ini


 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam konferensi pers virtual yang akan membahas soal penanganan COVID-19, khususnya terkait Intra-Action Review (IAR) COVID-19.

Dalam undangan tersebut, Menkes Terawan disebut akan berdiskusi langsung dengan petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dan menteri kesehatan dari negara lainnya.


"Para menteri kesehatan dari Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, dan Uzbekistan akan bergabung dengan Direktur Jenderal WHO untuk berbagi pengalaman mereka dalam melakukan tinjauan aksi kesiapsiagaan dan respons COVID-19 mereka," tulis WHO dalam pernyataannya seperti yang dilihat detikcom, Jumat (6/11/2020).


Panduan WHO untuk melakukan Intra-Action Review (IAR) bertujuan untuk meningkatkan respons negara agar tidak melewatkan peluang dalam menanggapi wabah COVID-19 di wilayah mereka.


Intra-Action Review (IAR) sendiri, menurut ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, adalah perencanaan kegiatan Indonesia dalam menanggulangi pandemi COVID-19.


Pertemuan tersebut biasanya akan membahas apa saja yang sudah dilakukan oleh negara-negara terkait respons pandemi COVID-19.


"Jadi Indonesia membuat rencananya, lalu direview oleh WHO. Kemudian, dilihat ada yang bertentangan atau tidak dengan rencana yang dilakukan negara-negara lain," jelas Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).

https://nonton08.com/movies/hidden-in-the-woods/

Rabu, 04 November 2020

Diam-diam, Pangeran William Terinfeksi COVID-19 Sampai Sesak Napas

  Bangsawan Inggris, Pangeran William, membuat pengakuan tentang kondisi kesehatannya. Ternyata ia terinfeksi virus Corona COVID-19 pada April lalu dan harus menjalani isolasi di Anmer Hall, Norfolk.

Dikutip dari Dailystar, Pangeran William sampai susah bernapas akibat infeksi tersebut. Namun keluhan ini disembunyikan karena tidak ingin terjadi kegaduhan, dan baru diungkap baru-baru ini.


Pangeran William terinfeksi COVID-19 pada April, tak lama setelah sang ayah, Pangeran Charles terdiagnosis.


"William terdampak virus itu sangat berat'," sebut seorang sumber kepada The Sun.


"Pada satu masa ia susah bernapas, jelas semua orang di sekitarnya sangat panik," lanjutnya.


Fakta bahwa Pangeran William terinfeksi COVID-19 dinilai mengejutkan karena ia dikenal sehat dan bugar. Ia sempat meliburkan diri dari kegiatan selama 7 hari sejak 9 April.


Belum ada tanggapan dari Istana Kensington soal kabar ini.

https://nonton08.com/punisher-war-zone/


WHO Soroti Data Kematian Terkait COVID-19 di Indonesia


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan catatan terkait penanganan COVID-19 di Indonesia. Saat ini ada 412.784 kasus COVID-19 yang dikonfimasi dengan 341.942 sembuh dan 13.943 kematian.

Berdasarkan ketersediaan data yang dihimpun WHO, hanya kematian COVID-19 yang dikonfirmasi yang dimasukkan.


"Sesuai definisi WHO, kematian akibat penyakit yang kompatibel secara klinis dalam kasus COVID-19 yang mungkin atau terkonfirmasi adalah kematian terkait COVID-19," kata WHO dalam Situation Report Indonesia yang diterbitkan 28 Oktober.


"Kecuali ada penyebab kematian alternatif yang jelas yang tidak dapat dikaitkan dengan COVID-19 (misalnya trauma)," lanjutnya.


Selain itu, dari hasil pengamatan WHO selama tiga pekan disebutkan ada empat provinsi di Jawa dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak yang dikonfirmasi atau menempati porsi 58,9 persen dari total kasus, yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.


"Sampai 28 Oktober, angka kematian akibat COVID-19 di DKI Jakarta per satu juta penduduk dipastikan tertinggi di negara ini, disusul Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara," sebut WHO.


COVID-19 Mengganas di Eropa, Total Kasus Tembus 10 Juta


Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Eropa melonjak tajam dalam 5 pekan. Jumlah kasusnya saat ini telah menembus angka 10 juta secara akumulatif, Rusia dan Prancis di urutan paling atas.

Dikutip dari Reuters, Eropa butuh waktu 9 bulan untuk mencatatkan total 5 juta kasus pertamanya. Tambahan 5 juta kasus berikutnya didapatkan hanya dalam waktu sebulan lebih.


Dengan populasi 10 persen dari penduduk dunia, Eropa meyumbang 22 persen jumlah kasus COVID-19 global yang totalnya mencapai 46,3 juta. Dengan 269 ribu kematian, Eropa juga menyumbang 23 persen kematian global yang totalnya 1,2 juta.


Di tengah lonjakan kasus, beberapa negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris mengumumkan lockdown selama sedikitnya sebulan ke depan. Portugal menerapkan lockdown parsial, sedangkan Spanyol dan Italia memperketat pembatasan.


Dalam sepekan terakhir, Eropa melaporkan 1,6 juta kasus baru dengan 16.100 kematian.

https://nonton08.com/creepy/