Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengundang Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam konferensi pers virtual yang akan membahas soal penanganan COVID-19, khususnya terkait Intra-Action Review (IAR) COVID-19.
Dalam undangan tersebut, Menkes Terawan disebut akan berdiskusi langsung dengan petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dan menteri kesehatan dari negara lainnya.
"Para menteri kesehatan dari Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, dan Uzbekistan akan bergabung dengan Direktur Jenderal WHO untuk berbagi pengalaman mereka dalam melakukan tinjauan aksi kesiapsiagaan dan respons COVID-19 mereka," tulis WHO dalam pernyataannya seperti yang dilihat detikcom, Jumat (6/11/2020).
Panduan WHO untuk melakukan Intra-Action Review (IAR) bertujuan untuk meningkatkan respons negara agar tidak melewatkan peluang dalam menanggapi wabah COVID-19 di wilayah mereka.
Intra-Action Review (IAR) sendiri, menurut ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko, adalah perencanaan kegiatan Indonesia dalam menanggulangi pandemi COVID-19.
Pertemuan tersebut biasanya akan membahas apa saja yang sudah dilakukan oleh negara-negara terkait respons pandemi COVID-19.
"Jadi Indonesia membuat rencananya, lalu direview oleh WHO. Kemudian, dilihat ada yang bertentangan atau tidak dengan rencana yang dilakukan negara-negara lain," jelas Miko saat dihubungi detikcom, Kamis (5/11/2020).
https://nonton08.com/movies/three-sexy-meals/
FDA Tarik Obat Diabetes Metformin karena Cemaran Berpotensi Picu Kanker
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tanggal 2 November 2020 mengumumkan penarikan sebagian obat metformin. Alasannya karena obat yang biasa dipakai untuk diabetes itu terdeteksi memiliki cemaran n-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang berpotensi memicu kanker.
Obat metformin yang ditarik ini merupakan produk perusahaan farmasi Nostrum Laboratories. Jenis obat yang ditarik spesifiknya adalah Metformin HCl Extended Release Tablets, USP 750 MG.
"Metformin HCl Extended Release Tablets, USP 750 MG, ditemukan mengandung tingkat cemaran nitrosamin di atas batas aman 96 ng per hari yang ditetapkan sesuai pedoman FDA pada September 2020," tulis FDA dalam situs resminya dan dikutip pada Jumat (6/11/2020).
"NDMA masuk dalam kelompok senyawa yang kemungkinan bisa memicu kanker (karsinogen) berdasarkan tes laboratorium," lanjutnya.
Dikutip dari situs Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR), paparan NDMA dalam dosis berlebih berisiko merusak fungsi hati. NDMA bisa masuk ke dalam tubuh melalui udara, obat, dan makanan.
Waduh! Ada Mutasi Corona Baru dari Cerpelai, Berisiko Menular Antarmanusia
Otoritas Denmark berencana akan memusnahkan 15 juta cerpelai di seluruh peternakan setelah ditemukannya laporan bahwa hewan tersebut menyebabkan mutasi Virus Corona ke manusia.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, mengatakan pada Rabu (4/11/2020), virus yang bermutasi berisiko menyebar ke negara lain dan menurutnya berisiko juga untuk keefektifan vaksin di masa depan.
"Kami memiliki tanggung jawab besar terhadap populasi kami sendiri, tapi dengan mutasi yang telah ditemukan ini, kami memiliki tanggung jawab yang lebih besar pula untuk seluruh dunia," ujar Mette dikutip dari laman NBC News.
Menteri Kesehatan Magnus Heunicke melaporkan bahwa virus yang bermutasi ditemukan pada belasan orang yang terinfeksi oleh cerpelai. Setengah dari 783 kasus COVID-19 di Denmark bagian utara terkait dengan cerpelai.
Lebih lanjut, Kepala Program Keadaan Darurat untuk WHO, Mike Ryan, mengatakan, saat ini tengah dilakukan penyelidikan ilmiah terkait cerpelai yang disebut dapat menularkan virus SARS-CoV-2 atau virus Corona COVID-19.
Direktur di Pusat Penelitian Statens Serum Institut, Kare Molbak, mengatakan skenario terburuk dari permasalahan tersebut adalah 'pandemi baru' dan Denmark harus memulainya dari awal lagi.
"Itu mengapa kita harus menanggapi ini dengan sangat serius," kata Molbak.
Sebelumnya, di Belanda dan Spanyol pun menghadapi kondisi yang serupa, saat ditemukannya mutasi virus Corona dari cerpelai ke manusia di negara tersebut.
Di Amerika Serikat, hampir 10.000 cerpelai di sembilan peternakan di Utah meninggal karena COVID-19, kata dokter hewan negara bagian Dean Taylor kepada NBC News bulan lalu.