Demam kerap disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, serta kehilangan nafsu makan. Selain gejala umum yang disebutkan, sebagian orang juga mengalami dehidrasi, tubuh lemas, bahkan menggigil. Demam terjadi sebagai gejala penyakit lain seperti flu atau saat kondisi tubuh sedang tidak fit.
Jika demam semakin parah lebih dari tiga hari, kemungkinan besar disebabkan oleh chikunguya, malaria, atau virus demam berdarah. Dalam kasus tersebut, segera berobat ke dokter untuk mendapatkan pengobatan intensif.
Berikut 6 resep alami yang dapat digunakan di rumah untuk mengobati demam:
1. Kemangi
Ambil sekitar 20 lembar daun kemangi dan rebus, tambahkan 1 sendok teh jahe ke dalamnya. Biarkan air rebusan berkurang hingga setengahnya lalu tambahkan sedikit madu. Minum teh ini dalam waktu 2 sampai 3 kali sehari untuk meredakan demam.
2. Bawang putih
Hancurkan 1 siung bawang putih, masukkan ke dalam secangkir air panas. Diamkan selama 10 menit kemudian saring. Minum dalam dua kali sehari untuk hasil terbaik.
3. Jahe
Unsur antivirus dan antibakter pada jahe membantu melawan penyakit serta meningkatkan kekebalan tubuh. Selain demam, jahe juga dapat mengobati pilek, radang, dan sakit tenggorokan.
Tambahkan 1/2 sendok teh jahe parut ke dalam secangkir air mendidih kemudian campurkan madu untuk menambah cita rasa. Minum dalam 3 sampai 4 kali sehari agar ramuan bekerja lebih optimal.
4. Daun ketumbar
Masukkan segenggam daun ketumbar ke dalam 1/3 cangkir air, lalu blender sampai halus, kemudian saring hasilnya. Minum sebanyak 2 sendok teh dalam 3 kali sehari untuk menurunkan demam.
5. Cuka sari apel
Sifat asam pada cuka membantu menurunkan panas. Vitamin di dalamnya juga membantu menambah mineral dalam tubuh. Campurkan 2 sendok teh cuka sari apel dan 1 sendok makan madu ke dalam segelas air dan minum setidaknya 2 sampai 3 kali sehari.
https://kamumovie28.com/movies/my-sisters-in-law/
Ilmuwan Teliti Jenazah Pasien COVID-19, Ini yang Ditemukan di Paru-paru
Penelitian pada jenazah pasien COVID-19 mengungkap petunjuk baru tentang kerusakan paru-paru akibat infeksi virus. Ini menjelaskan kenapa banyak pasien mengalami long covid.
Long covid merupakan fenomena yang dialami beberapa pasien. Mereka tetap mengeluhkan berbagai gejala khas COVID-19 hingga beberapa bulan setelah dinyatakan sembuh.
Dipublikasikan dalam jurnal eBioMedicine, para ilmuwan menemukan adanya karakteristik unik pada SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, yang membuat pasien mengalami gejala hingga jangka panjang.
Hasil analisis organ pada 41 pasien yang meninggal karena COVID-19 di University Hospital of Trieste, Italia, menunjukkan ada kerusakan khas pada paru-paru. Hampir 90 persen mengalami dua karakteristik yang membedakannya dari pneumonia pada umumnya.
Pertama, ada penggumpalan darah meluas pada arteri dan vena jantung atau thrombosis. Kedua, beberapa sel paru membesar dengan tidak normal.
"Temuan ini mengindikasikan bahwa COVID-19 tidak sesimpel penyakit yang disebabkan oleh kematian sel terinfeksi tetapi kemungkinan adalah konsekuensi dari ketidaknormalan sel yang berlangsung lama di dalam paru," kata Prof Mauro Giacca dari King's College London, dikutip dari Sciencedaily.