Jumat, 04 Desember 2020

Dituding Netizen Suntik Putih, Apa Kata Kesha Ratuliu?

 Kesha Ratuliu sering mendapatkan berbagai komentar mengenai dirinya. Apalagi saat ia memposting foto atau video di akun Instagram miliknya.

Baru-baru ini, netizen kembali memberi komentar tidak enak kepada Kesha. Ia dituding melakukan suntik putih saat mengunggah sebuah foto bersama teman-temannya.


"Kak Kes putih banget kakinya, suntik putih ya?" tanya salah satu netizen.


Hal itu langsung ditanggapi oleh Kesha. Ia hanya menjawab dengan santai perihal komentar dari netizen mengenai dirinya.


"Wkwkwkwkw bibit bebet bobotku memang sudah tercipta putih bun, benar benar putih yang cuma kalau berjemur sepanjang hari aja cuma merah, pernah juga item tapi seminggu putih lagi," ungkap Kesha Ratuliu dalam Instagram Stories miliknya.


Kesha mengatakan, bahwa ia memiliki keturunan Belanda dari neneknya. Selain itu, marga 'Ratuliu' pun ia dapat karena keturunan Manado juga.


Kesha Ratuliu mengungkapkan bahwa ia tidak ingin terlihat terlalu putih. Maka dari itu, ia sering berjemur dan tetap merawat kulitnya agar terlihat bersih.


TERUSKAN MEMBACA, KLIK DI SINI.

https://cinemamovie28.com/movies/the-mermaid/


Kabar Baik! Obat HIV Rasa Stroberi Segera Tersedia untuk Anak-anak


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, setiap tahun ada 160.000 anak di dunia yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV). Tanpa adanya akses tes dan pengobatan, 50 persen anak akan meninggal di usia 2 tahun dan 80 persen tak akan bisa bertahan hidup sampai ulang tahun ke-lima.

Selain itu, data WHO menunjukkan, sekitar 80.000 balita dan anak-anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit acquired immune deficiency syndrome (AIDS), yang disebabkan oleh infeksi HIV.


Demi meningkatkan harapan hidup, orang yang terinfeksi HIV harus rutin mengonsumsi obat. Namun, bagi anak-anak, obat yang selama ini mereka konsumsi terlalu pahit dan sulit untuk ditelan.


Hal inilah yang memicu para ahli untuk mengembangkan obat HIV untuk anak. Kabar baiknya, tidak lama lagi obat ini akan hadir dalam bentuk tablet yang dapat larut dalam air atau jus, sehingga bayi tetap bisa menelannya.


Dolutegravir menjadi formula obat HIV pertama untuk bayi dan juga anak-anak. Obat tersebut akan segera tersedia berdasarkan kesepakatan antara sejumlah perusahaan farmasi dan inisiatif kesehatan global.


Tak hanya itu, obat HIV ini akan memiliki rasa stroberi.


"Ini benar-benar kemajuan," kata Kepala pediatri ICAP, global health outreach arm Columbia University's Mailman School of Public Health, sekaligus pemimpin WHO bagian treatment guidelines panel, Dr Elaine J Abrams, dikutip dari New York Times.


"Produk perawatan anak yang saat ini tersedia kurang optimal. Ada beberapa formula baru, tetapi belum sesukses yang diharapkan," jelasnya.


Meski begitu, obat HIV ini baru bisa diberikan setelah anak berusia satu bulan, sehingga pada bayi yang baru lahir masih perlu menggunakan sediaan sirup.


Sederet Fenomena Orang Nekat Telanjang di Tengah Pandemi COVID-19


Seorang wanita mendadak viral setelah terlihat bersepeda sambil telanjang berkeliling di sekitar wilayah London, dengan menempuh jarak 16 kilometer. Aksi wanita bernama Kerri Barnes (25) dilakukan bukan hanya karena iseng semata.

Ia melakukan ini setelah melihat banyaknya orang yang memilih bunuh diri di tengah pandemi COVID-19, termasuk sepupunya sendiri.


"Saya benar-benar ingin melakukan sesuatu tahun ini untuk menyoroti peningkatan kesadaran pencegahan bunuh diri dan mengumpulkan sejumlah uang untuk beberapa yang mengalami gangguan kesehatan mental," jelasnya, dikutip dari Daily Star.


Wanita yang bersepeda hanya menggunakan pakaian dalam ini telah mengumpulkan lebih dari pound 8.000 dari target pound 10.000 atau sekitar Rp 190 juta, yang akan dibagikan pada orang-orang yang mengidap gangguan kesehatan mental.


Ternyata selain Kerri, sebelumnya sudah ada beberapa fenomena orang-orang yang telanjang di tengah pandemi COVID-19, dengan alasan dan tujuan yang berbeda-beda. Berikut sederet fenomena orang yang telanjang di tengah pandemi COVID-19 yang dirangkum detikcom.

https://cinemamovie28.com/movies/maleficent-mistress-of-evil/

Studi Golongan Darah soal Risiko COVID-19, Ini yang Paling Rentan hingga Kebal

 Virus Corona COVID-19 hingga kini masih diteliti oleh sejumlah ilmuwan di dunia. Salah satu yang diteliti adalah golongan darah disebut dapat mempengaruhi tingkat risiko infeksi COVID-19.

Dari sejumlah penelitian yang ada, disebutkan bahwa golongan darah O yang paling kecil risikonya terhadap infeksi COVID-19. Sementara golongan darah A menjadi yang paling rentan terhadap virus Corona.


Apakah benar begitu? Dirangkum detikcom, berikut berbagai penelitian tentang kaitan golongan darah dengan risiko infeksi COVID-19.


Golongan darah A

Studi di China menyebut golongan darah A lebih rentan terinfeksi COVID-19, dibandingkan dengan golongan darah tipe lain. Studi ini dilakukan pada 2.173 pasien Corona di Wuhan dan Shenzhen.


Dalam studi tersebut juga dilaporkan, pasien Corona dengan golongan darah A lebih rentan mengembangkan gejala COVID-19 yang lebih parah. Dari 206 pasien yang meninggal karena COVID-19 di Wuhan, 85 di antaranya memiliki golongan darah A.


"Orang-orang dari golongan darah A mungkin perlu memperkuat perlindungan pribadi untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi," tulis para peneliti yang dipimpin oleh Wang Xinghuan, dikutip dari South China Morning Post.

https://cinemamovie28.com/movies/unfaithful/


Mereka menambahkan, pasien Corona dengan golongan darah A perlu menerima perawatan yang lebih ketat dan perawatan yang jauh lebih intensif.


Studi ini pun telah diterbitkan di MedRxiv.org pada 11 Maret lalu.


Golongan darah AB

Dalam studi yang sama, para peneliti juga meneliti perbandingan golongan darah antara 2.173 pasien Corona yang diteliti dengan populasi normal di wilayah tersebut.


Pada populasi normal di Wuhan, ditemukan orang dengan golongan darah A sebesar 31 persen, 24 persen tipe B, 9 persen tipe AB, dan 34 persen tipe O.


Sementara pada kelompok yang terinfeksi COVID-19, golongan darah A sebesar 38 persen, 26 persen tipe B, 10 persen tipe AB, dan 25 persen tipe O. Observasi di Shenzhen juga mendapat hasil kurang lebih mirip.


Selain itu, apabila dilihat dari hubungan golongan darah dengan penyakit lain, ditemukan bahwa golongan darah AB secara umum berisiko terhadap gangguan kognitif dan risiko stroke.


Golongan darah O

Dikutip dari Reuters, sebuah studi yang dilakukan di Kanada mengungkap bahwa pemilik golongan darah O maupun Rh-negatif mungkin berisiko sedikit lebih rendah untuk terinfeksi COVID-19.


Penelitian ini melibatkan 225.556 orang di Kanada yang menjalani tes Corona. Hasilnya, orang dengan golongan darah O 12 persen lebih rendah terinfeksi COVID-19 dibandingkan golongan darah lainnya.


Selain itu, orang dengan golongan darah O juga berpeluang 13 persen lebih rendah meninggal karena COVID-19.


Menurut penulis studi, dr Joel Ray dari Rumah Sakit St Michael di Toronto, orang-orang dengan golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari COVID-19.


"Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi semacam itu, dan apakah mereka menjelaskan efek perlindungan," kata Ray.

https://cinemamovie28.com/movies/istanbul-story/