Perusahaan farmasi AvKARE di Amerika Serikat (AS) mengumumkan penarikan sebagian produk obatnya pada hari Rabu (9/12/2020). Ini karena diketahui ada masalah pengemasan obat disfungsi ereksi dan obat depresi yang tidak sengaja saling tertukar.
Dalam keterangannya AvKARE menyebut kekeliruan terjadi saat vendor selaku pihak ketiga melakukan pengemasan. Obat disfungsi ereksi yang mengandung bahan aktif sildenafil dikemas sebagai obat depresi, sementara obat depresi yang mengandung bahan aktif trazodone dikemas sebagai obat disfungsi ereksi.
Sildenafil diketahui berbahaya bila dikonsumsi sembarangan karena dapat menyebabkan efek samping penurunan tensi darah. Trazodone juga tak bisa dikonsumsi tanpa mengikuti aturan pakai karena dapat menyebabkan efek bius, pusing, konstipasi, hingga pandangan kabur.
"AvKARE secara sukarela melakukan penarikan satu lot produk tablet Sildenafil 100 mg dan satu lot tablet Trazodone 100 mg di tingkat konsumen. Produk-produk ini ditarik karena ada kekeliruan dalam proses pengemasan di fasilitas pihak ketiga," tulis AvKARE seperti dikutip dari situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanana AS (FDA), Kamis (10/12/2020).
Sejauh ini AvKARE mengaku belum mendapat laporan ada orang yang menderita efek samping akibat kekeliruan obat.
https://cinemamovie28.com/movies/hantu-jeruk-purut-reborn/
Bos Bio Farma Beberkan Alasan Pemilihan Vaksin COVID-19 Sinovac
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir membeberkan dasar-dasar utama pemilihan vaksin COVID-19, salah satunya vaksin yang dipilih dan digunakan harus dapat dibuktikan aman dan terjamin hingga memenuhi aspek mandiri. Selain itu, serangkaian pengujian klinis pada vaksin juga wajib dilakukan oleh lembaga yang berwenang.
"Adapun dasar pemilihan vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa faktor. Vaksin yang terpilih harus memiliki unsur keamanan khasiat dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang dan dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian yang dimulai dari pengujian praklinis, uji klinis tahap satu, dua dan tiga," ujarnya dalam keterangan tertulis Kamis (10/12/2020).
Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers 'Perencanaan Distribusi dan Quality Control Vaksin COVID-19' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (8/12).
Honesti menilai proses pengembangan calon vaksin COVID-19 dari Sinovac termasuk satu dari 10 kandidat yang paling cepat dan sudah masuk ke uji klinis tahap 3. Dari sisi platform ataupun metode pembuatan vaksin menggunakan platform inactivated atau virus yang sudah dimatikan itu sudah terbukti pada jenis-jenis vaksin lainnya.
"Platform tersebut sudah dikuasai oleh Bio Farma," jelasnya.
Kemudian, kata dia, faktor penentu lainnya adalah sistem mutu yang dimiliki oleh Sinovac sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dalam kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac, terdapat juga transfer teknologi dalam hal pengujian-pengujian yang dibutuhkan.
Diketahui jumlah total vaksin Sinovac yang akan didatangkan Bio Farma adalah 3 juta dosis. Setelah datang 1,2 juta dosis pada 6 Desember lalu, 1,8 juta dosis akan datang pada akhir Desember atau awal Januari 2021. Pada Desember, Bio Farma juga akan menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin dan tambahan 30 juta bahan baku vaksin pada Januari 2021.