Meski sebagian besar orang sudah tak lagi main FarmVille sejak beberapa tahun lalu, para penggemarnya mesti tahu kalau 31 Desember 2020 game ini resmi berakhir. Mengawali 2021, FarmVille dimatikan.
Zynga selaku kreator game ini mengumumkan keputusan yang berat tersebut itu pada awal September 2020. Game ini dimatikan karena kebijakan Adobe yang tidak akan lagi mendistribusikan dan mengupdate Flash Player.
Hal ini tidak begitu mengejutkan mengingat pada Juni lalu Facebook mengumumkan akan menghentikan dukungan untuk game berbasis Flash pada 31 Desember 2020. Setelah itu, semua game berbasis Flash termasuk FarmVille tidak akan bisa lagi dimainkan.
"Kami tahu bahwa banyak di antara kalian telah bersama kami sejak awal, membantu membangun komunitas pemain global yang luar biasa selama bertahun-tahun yang telah menikmati game ini sama seperti kami," kata Zynga seperti dikutip dari Gizmodo.
Sejak diluncurkan pada 2009, FarmVille membawa kesuksesan besar bagi Zynga. Dalam waktu dua bulan setelah diluncurkan, game simulasi bercocok tanam ini memiliki lebih dari 10 juta pengguna aktif.
Di puncak popularitasnya, hampir 30 juta orang memainkan FarmVille setiap harinya. Zynga kemudian merilis versi mobile dan sekuel FarmVille, tapi versi selanjutnya tidak sesukses versi originalnya.
Jika masih ingin memainkan FarmVille meski telah menghilang dari Facebook, masih ada beberapa opsi lainnya. Zynga mengatakan akan tetap mengoperasikan FarmVille 2: Tropic Escape dan FarmVille 2: Country Escape. Selain itu mereka juga akan meluncurkan Farmville 3 untuk mobile secara global.
https://tendabiru21.net/movies/film-stars-dont-die-in-liverpool/
Peluang dan Ancaman Sekolah Online di 2021
Terobosan terjadi di tahun 2020 ketika sekitar 1,5 miliar siswa tak dapat sekolah akibat pandemi Corona. Sistem pendidikan di seluruh dunia pun mengalami perubahan signifikan dengan sekolah online. Pengajar dipaksa menguasai platform seperti Zoom, tanpa kehilangan kualitas pendidikan.
Digitalisasi pendidikan kemungkinan akan terus lanjut, bisa jadi hal baik sekaligus buruk. Di satu sisi, ada berbagai kemungkinan dan platform baru, termasuk yang awalnya tak ditujukan untuk pendidikan. Contohnya Tiktok, awalnya pengajar tak menggunakan platform ini, lebih ke YouTube, tapi tahun 2020 TikTok jadi platform populer untuk konten pendidikan.
Di sisi lain, banyak dari alat pendidikan digital baru tak hanya meningkatkan pengalaman dalam pendidikan, tapi juga ancaman. Berikut dalam keterangannya, Kaspersky ungkap beberapa potensi risiko terbesar yang dapat terjadi di sektor pendidikan di tahun 2021:
1. Pengembangan Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System) Pendidikan
LMS memungkinkan pengajar melacak proses pembelajaran siswa, menunjukkan perkembangan mereka dan aspek yang membutuhkan perhatian dari pengajar. Meski sudah ada beberapa sistem terkenal (Google Classroom, Frog, dll), pasar sistem LMS baru terlihat masih akan terus berkembang.
Seiring dengan bertambahnya jumlah dan popularitas LMS, jumlah situs phishing yang terkait dengan layanan pendidikan dan konferensi video juga akan bertambah. Tujuan utama mereka adalah mencuri data pribadi atau menyebarkan spam di komunitas pendidikan.
Di pertengahan 2020 saja, 168.550 pengguna unik menghadapi ancaman yang didistribusikan dengan kedok platform pembelajaran online/aplikasi konferensi video populer, naik 20,455% dibanding tahun 2019. Sistem LMS juga membuka potensi untuk hal baru tak terduga lain, seperti ancaman Zoombombing. Jika sekolah terus melakukan pembelajaran jarak jauh, sistem ini akan terus menjadi vektor serangan populer.