Jumat, 02 April 2021

Efektif 100 Persen, Anak di RI Bakal Divaksin Pakai Vaksin Pfizer Nggak Nih?

 - Vaksin Corona Pfizer terbukti efektif melawan Corona di rentang usia anak 12-15 tahun. Tercatat 18 kasus positif COVID-19 pada kelompok plasebo, dan tak ada satupun kasus COVID-19 di penerima vaksin Pfizer.

Sementara, efek samping pada uji klinis vaksin Pfizer yang melibatkan 2.260 anak usia 12-15 tahun belum diumumkan. Vaksin juga disebut ditoleransi dengan baik dengan efek samping dalam batas aman di usia 16-25 tahun.


Menanggapi hal ini, akankah vaksin Pfizer dipakai untuk vaksinasi anak di Indonesia?


Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi belum bisa memastikan hal tersebut. Hingga kini, pemerintah disebutnya masih menunggu arahan atau rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE).


"Kita menunggu rekomendasi WHO/Sage tentang vaksinasi pada anak dan vaksin apa saja yang bisa digunakan ya," kata dr Nadia dalam pesan singkat kepada detikcom Jumat (2/4/2021).


"Selanjutnya nanti ITAGI akan merekomendasikan kepada pemerintah," bebernya.


Seperti diketahui, pelaksanaan sekolah tatap muka akan kembali dimulai Juli mendatang. Kekhawatiran anak belum divaksinasi mencuat meski pemerintah memastikan guru sudah selesai divaksinasi akhir Juni, sebelum sekolah tatap muka dimulai.


Meski begitu, dr Nadia menegaskan agar orang tua yang mendapat kesempatan disuntik, untuk segera menerima vaksin Corona. Hal ini demi mempercepat herd immunity yang juga bisa melindungi anak-anak saat belum divaksinasi Corona.


"Orang tua bersabar, cara untuk bagaimana melindungi anak-anak kita yang belum mendapat vaksin adalah kita harus mendapatkan vaksin," kata dr Nadia.


"Maka kita jika bersama-sama mendapatkan kekebalan kelompok maka kita akan melindungi pada kelompok yang saat ini belum mendapat vaksin," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/mortal-kombat-annihilation/


Diidap Thalita Latief, Ini 5 Fakta Mengejutkan Kanker Tiroid


Artis cantik Thalita Latief mengaku dirinya telah mengidap kanker tiroid sejak tahun 2020. Hal ini ia ungkapkan ketika sedang menjalani kasus perceraian dengan suaminya.

"Saya ini yang tersakiti, saya yang terzalimi, saya yang jatuh bangun gitu untuk di kehidupan saya pribadi. Sampai saya sakit terkena kanker tiroid itu," papar Thalita.


Kanker tiroid merupakan kanker yang berkembang di kelenjar tiroid, yang menyebabkan pertumbuhan sel-sel di kelenjar tersebut menjadi tidak terkendali. Umumnya kanker ini terjadi di leher bagian depan.


Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut sederet fakta tentang kanker tiroid yang perlu diketahui.


1. Wanita lebih rentan

Kanker tiroid umum terjadi pada orang berusia di bawah 55 tahun, 2 persen di antaranya merupakan anak-anak dan remaja. Menurut dokter bedah endokrin di Santa Monica, Melanie Goldfarb, penyakit ini kerap ditemui pada wanita berusia 15-29 tahun.


Sementara itu, ketua riset klinis di University of Texas, Steven Sherman, pun mengatakan sebanyak 75 persen wanita mengidap kanker tiroid.


"Sekitar 75 persen wanita terjangkit kasus kanker tiroid, tetapi para pakar tak yakin mengapa," kata Steven Sherman, seperti dikutip dari Health.com.


Sejumlah studi menyebut hormon estrogen menjadi salah satu faktor tumbuhnya sel tiroid ini. Selain itu, jenis kelamin juga memiliki peran dalam munculnya kanker tiroid, namun diperlukan riset lebih lanjut untuk mengklaim hal tersebut.


2. Gejalanya sukar dideteksi

Direktur bagian Endokrin di Washington Hospital Center, Kenneth D Burman, mengatakan gejala kanker tiroid sukar dideteksi. Maka dari itu, tak sedikit pasien yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini.


"Kebanyakan pasien malah tak memiliki gejala, tapi hanya merasakan ketidaknyamanan di lehernya atau merasa ada bengkak," kata Burman.

https://movieon28.com/movies/the-founders/

4 Jenis Kanker Tiroid, Salah Satunya Dialami Thalita Latief

 Diidap sejak 2020 lalu, Thalita Latief harus berjuang melawan kanker tiroid. Di tengah kasus perceraiannya dengan suami, ia menceritakan perjuangan melawan kanker tiroid seorang diri.

"Saya ini yang tersakiti, saya yang terzalimi, saya yang jatuh bangun gitu untuk di kehidupan saya pribadi. Sampai saya sakit terkena kanker tiroid itu," ucapnya.


Kanker tiroid seperti yang dialami Thalita Latief memiliki beberapa perbedaan. Dari kanker tiroid papiler hingga foliker, apa sih bedanya?


Berikut penjelasannya, dikutip dari Mayo Clinic.


1. Kanker tiroid papiler

Kondisi paling umum yang ditemukan adalah kanker tiroid papiler. Muncul dari sel foliker yang memproduksi dan menyimpan hormon tiroid.


Biasanya paling banyak nenyerang usia 30 hingga 50 tahun. Dokter terkadang memasukkan jenis kanker tiroid papiler sebagai kanker tiroid yang dibedakan.


2. Kanker tiroid folikuler

Kanker tiroid folikuler juga muncul dari sel folikel tiroid. Berbeda dengan kanker tiroid papiler, ia menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun.


Kanker ini adalah jenis kanker tiroid folikel yang langka dan berpotensi paling agresif atau berbahaya.


3. Kanker tiroid anaplastik

Kanker tiroid anaplastik merupakan jenis kanker tiroid langka yang mulai muncul di sel folikel. Ia tumbuh dengan cepat dan sangat sulit diobati.


Kanker tiroid anaplastik biasanya terjadi pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.


4. Kanker tiroid meduler

Kanker tiroid meduler berkembang di bagian sel tiroid yang disebut sel C, yang menghasilkan hormon kalsitonin. Peningkatan kadar kalsitonin dalam darah dapat mengindikasikan kanker tiroid meduler pada tahap yang sangat awal.


Sindrom genetik tertentu meningkatkan risiko kanker tiroid meduler, meskipun hubungan genetik ini jarang terjadi.


Sementara jenis langka lainnya termasuk limfoma tiroid, yang dimulai di sel sistem kekebalan tiroid. Serta sarkoma tiroid, yang dimulai di sel jaringan ikat tiroid.


Ciri-ciri terkena kanker tiroid tak selalu mudah diidentifikasi lantaran gejalanya tidak khas. Namun, jika memiliki benjolan yang bisa dirasakan melalui kulit di leher, sulit menelan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening di leher, perlu waspada!

https://movieon28.com/movies/mortal-kombat/


Efektif 100 Persen, Anak di RI Bakal Divaksin Pakai Vaksin Pfizer Nggak Nih?


- Vaksin Corona Pfizer terbukti efektif melawan Corona di rentang usia anak 12-15 tahun. Tercatat 18 kasus positif COVID-19 pada kelompok plasebo, dan tak ada satupun kasus COVID-19 di penerima vaksin Pfizer.

Sementara, efek samping pada uji klinis vaksin Pfizer yang melibatkan 2.260 anak usia 12-15 tahun belum diumumkan. Vaksin juga disebut ditoleransi dengan baik dengan efek samping dalam batas aman di usia 16-25 tahun.


Menanggapi hal ini, akankah vaksin Pfizer dipakai untuk vaksinasi anak di Indonesia?


Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi belum bisa memastikan hal tersebut. Hingga kini, pemerintah disebutnya masih menunggu arahan atau rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE).


"Kita menunggu rekomendasi WHO/Sage tentang vaksinasi pada anak dan vaksin apa saja yang bisa digunakan ya," kata dr Nadia dalam pesan singkat kepada detikcom Jumat (2/4/2021).


"Selanjutnya nanti ITAGI akan merekomendasikan kepada pemerintah," bebernya.


Seperti diketahui, pelaksanaan sekolah tatap muka akan kembali dimulai Juli mendatang. Kekhawatiran anak belum divaksinasi mencuat meski pemerintah memastikan guru sudah selesai divaksinasi akhir Juni, sebelum sekolah tatap muka dimulai.


Meski begitu, dr Nadia menegaskan agar orang tua yang mendapat kesempatan disuntik, untuk segera menerima vaksin Corona. Hal ini demi mempercepat herd immunity yang juga bisa melindungi anak-anak saat belum divaksinasi Corona.


"Orang tua bersabar, cara untuk bagaimana melindungi anak-anak kita yang belum mendapat vaksin adalah kita harus mendapatkan vaksin," kata dr Nadia.


"Maka kita jika bersama-sama mendapatkan kekebalan kelompok maka kita akan melindungi pada kelompok yang saat ini belum mendapat vaksin," pungkasnya.

https://movieon28.com/movies/the-raid/