Jumat, 02 April 2021

Diabetes Bisa Dipengaruhi Lingkungan? Ini Alasannya

 Pasti ada di antara kaum milenial yang bertanya, apa kaitan antara anak muda, diabetes, dan perubahan iklim? Jangan salah, ternyata ada hubungan yang erat antara diabetes dan perubahan iklim. Sayangnya, masih sedikit yang anak muda khususnya di Indonesia yang mengetahui keterkaitan antara diabetes dan perubahan iklim.

Sebuah hasil survei terhadap anak muda di Indonesia menunjukkan proporsi responden yang setuju dan sangat setuju adanya hubungan antara perubahan iklim dan diabetes bahkan kurang dari setengah jumlah responden.

https://movieon28.com/movies/mortal-kombat-rebirth/


Padahal, sesungguhnya ada banyak faktor yang saling berkaitan antara diabetes dan perubahan iklim. Seperti dilaporkan pada jurnal Early Human Development, keduanya merupakan masalah besar yang dihadapi dunia, dan dapat memengaruhi kesejahteraan, tingkat kesehatan, dan kondisi keamanan masyarakat.


Keduanya juga memiliki beberapa faktor penyebab yang saling beririsan seperti urbanisasi, pola hidup tidak aktif, dan peningkatan konsumsi makanan olahan. Pengaruh kedua masalah ini akan berdampak mulai generasi sekarang hingga ke generasi berikutnya.


Sebuah data dari Amnesty International menunjukkan anak muda sudah menyadari besarnya masalah perubahan iklim saat ini. Hasil sebuah survei tahun 2019 menunjukkan tingginya tingkat kekhawatiran kaum muda terhadap masalah perubahan iklim.


Sebanyak 41% responden berusia 18-25 tahun yang berasal dari 22 negara memilih perubahan iklim sebagai masalah paling penting yang sedang dihadapi dunia.


Tingginya kesadaran anak muda terhadap masalah perubahan iklim ini juga teramati di Indonesia. Survei terhadap 129 responden berusia 20-34 tahun di Indonesia menunjukkan 85.2% responden setuju dan sangat setuju bahwa perubahan iklim sudah terjadi.


Walaupun sama-sama masalah besar yang dihadapi dunia, kesadaran mengenai diabetes sayangnya belum setinggi kesadaran akan perubahan iklim. Survei yang sama menunjukkan hanya 16,3% responden dari 129 anak muda Indonesia berusia 20-34 tahun yang percaya bahwa dirinya berisiko tinggi terhadap diabetes.


Hal ini jelas mengkhawatirkan karena kasus diabetes juga mengintai kaum muda. Bahkan, data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan sekitar 1 dari 5 orang yang berusia 25-44 tahun ternyata menderita gangguan toleransi glukosa yang bisa berkembang menjadi diabetes jika tidak segera ditangani dengan baik.


Karenanya, sebagai anak muda jelas perlu segera bertindak untuk mengatasi kedua masalah ini. Ingat, semua pastinya akan memengaruhi masa depan!


Ayo ikut aktif menjaga lingkungan, di antaranya dengan bijak menggunakan listrik, bahan bakar, dan air. Tak kalah penting, juga harus menjaga kesehatan untuk menekan risiko diabetes,salah satu yang penting dilakukan tentunya menjalankan pola makan sehat termasuk memperbanyak buah dan sayur, membatasi asupan gula dan lemak harian, serta memilih cemilan yang sehat.


Pilih cemilan bebas gula yang rasanya enak namun rendah kalorinya, seperti Tropicana Slim Korean Garlic Cookies yang bebas gula dan hanya 100 kalori/saji. Dengan Tropicana Slim Korean Garlic Cookies, kita bisa ngemil bebas khawatir!

https://movieon28.com/movies/the-snow-queen-4/

Diidap Thalita Latief, Ini 5 Fakta Mengejutkan Kanker Tiroid

 Artis cantik Thalita Latief mengaku dirinya telah mengidap kanker tiroid sejak tahun 2020. Hal ini ia ungkapkan ketika sedang menjalani kasus perceraian dengan suaminya.

"Saya ini yang tersakiti, saya yang terzalimi, saya yang jatuh bangun gitu untuk di kehidupan saya pribadi. Sampai saya sakit terkena kanker tiroid itu," papar Thalita.


Kanker tiroid merupakan kanker yang berkembang di kelenjar tiroid, yang menyebabkan pertumbuhan sel-sel di kelenjar tersebut menjadi tidak terkendali. Umumnya kanker ini terjadi di leher bagian depan.


Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut sederet fakta tentang kanker tiroid yang perlu diketahui.


1. Wanita lebih rentan

Kanker tiroid umum terjadi pada orang berusia di bawah 55 tahun, 2 persen di antaranya merupakan anak-anak dan remaja. Menurut dokter bedah endokrin di Santa Monica, Melanie Goldfarb, penyakit ini kerap ditemui pada wanita berusia 15-29 tahun.


Sementara itu, ketua riset klinis di University of Texas, Steven Sherman, pun mengatakan sebanyak 75 persen wanita mengidap kanker tiroid.


"Sekitar 75 persen wanita terjangkit kasus kanker tiroid, tetapi para pakar tak yakin mengapa," kata Steven Sherman, seperti dikutip dari Health.com.


Sejumlah studi menyebut hormon estrogen menjadi salah satu faktor tumbuhnya sel tiroid ini. Selain itu, jenis kelamin juga memiliki peran dalam munculnya kanker tiroid, namun diperlukan riset lebih lanjut untuk mengklaim hal tersebut.

https://movieon28.com/movies/mortal-kombat-legends-scorpions-revenge/


2. Gejalanya sukar dideteksi

Direktur bagian Endokrin di Washington Hospital Center, Kenneth D Burman, mengatakan gejala kanker tiroid sukar dideteksi. Maka dari itu, tak sedikit pasien yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini.


"Kebanyakan pasien malah tak memiliki gejala, tapi hanya merasakan ketidaknyamanan di lehernya atau merasa ada bengkak," kata Burman.


3. Ada banyak jenisnya

Ada beberapa jenis kanker tiroid, sekitar 80 persennya merupakan jenis karsinoma papiler. Ini merupakan jenis yang mudah ditangani dan jarang fatal.


Kemudian ada jenis karsinoma meduler, yang hanya terjadi pada 4 persen dari keseluruhan kanker tiroid. Jenis ini masih tergolong mudah dikontrol dan ditangani apabila dapat dideteksi lebih awal sebelum ia menyebar ke bagian tubuh lain.


Selain itu, ada karsinoma anaplastik yang merupakan tipe langka, namun lebih agresif. Jenis ini terjadi pada 2 persen dari keseluruhan kasus kanker tiroid.


Terakhir, kanker tiroid folikuler yang muncul dari sel folikel tiroid. Jenis ini umumnya menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun.


kanker tiroid folikuler pun termasuk yang langka terjadi, namun disebut lebih agresif atau berbahaya.


4. Ada faktor risikonya

Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi Burman mengatakan bahwa kanker tiroid memiliki beberapa faktor risiko. Salah satunya adalah terkena radiasi tingkat tinggi di area kepala dan leher.


Meski begitu, Burman mengaku belum mengetahui secara spesifik radiasi seperti apa yang dapat memicu kanker tiroid.


5. Dapat dideteksi dengan USG dan PET scan

Dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) di New York University Langone Medical Center, David Myssiorek, mengatakan bahwa kanker tiroid saat ini sudah dapat dideteksi melalui USG (ultrasonography).


Selain itu, positron emission tomography atau PET scan juga dapat membantu mendeteksi lokasi kanker tiroid dan penyebarannya di tubuh.


"Ultrasonography (USG) tiroid telah disarankan pada kehamilan sejak 30 tahun lalu tapi kini disarankan juga untuk segala jenis bengkak di leher," kata Myssiorek.

https://movieon28.com/movies/the-founder-2/