Sabtu, 03 April 2021

NASA Siapkan Rp 5,7 Triliun untuk Bangun Stasiun Antariksa

 - NASA menawarkan kucuran dana pada perusahaan swasta yang ingin mengembangkan dan membangun stasiun luar angkasa baru. Badan antariksa nasional AS tersebut menjanjikan dana hingga USD 400 juta (sekitar Rp 5,7 triliun).

Sejauh ini, penawaran tersebut telah diajukan ke empat perusahaan swasta. Adapun pendanaan ditawarkan di bawah proyek Commercial LEO Destinations (CLD).


Privatisasi perjalanan luar angkasa dan penempatan satelit ke orbit sejatinya sangat bagus bagi NASA dan AS pada umumnya. NASA ingin meniru keberhasilan program Commercial Cargo and Commercial Crew lewat proyek CLD. NASA memperkirakan pprogram Commercial Cargo and Commercial Crew bisa menghemat anggaran sekitar USD 20 miliar hingga USD 30 miliar.


Dikutip dari Slash Gear, kucuran dana ini akan diberikan di bawah proyek CLD mulai Q4 2021 bagi perusahaan swasta terpilih yang bersedia memulai pengembangan stasiun luar angkasa mereka.


Direktur NASA LEO Phil McAllister melihat ada tiga aktivitas utama di orbit rendah Bumi, yakni transportasi kargo, transportasi awak, dan tujuan. Perusahaan swasta sudah menangani pengangkutan kargo dan awak, dan sekarang NASA ingin mereka menangani tujuan.


"Jika NASA memiliki kepemilikan penuh atas ketiga aktivitas tersebut, aspirasi manusia di orbit rendah Bumi akan selalu dibatasi oleh besarnya anggaran NASA," ujarnya.


Karena alasan tersebut, NASA berpikir bahwa melibatkan perusahaan swasta ke dalam sektor ini akan memperluas peluang menempatkan lebih banyak orang ke orbit Bumi yang rendah.


Di luar itu, motivator utama untuk program CLD adalah potensi penghematan biaya bagi NASA, dengan menjadi pengguna stasiun luar angkasa swasta daripada menjadi pemilik dan operator. Untuk diketahui, mengoperasikan ISS membebani NASA dengan biaya sekitar USD 4 miliar per tahun.


Pengembangan dan pembangunan ISS sendiri menelan biaya sekitar USD 150 miliar. NASA menanggung sebagian besar tagihan itu dengan Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada ikut berkontribusi. NASA juga mendorong program CLD seiring bertambahnya usia ISS setelah berada di orbit sejak 1990-an.


"Meskipun ISS adalah sistem yang luar biasa, ISS tidak akan bertahan selamanya. Sewaktu-waktu stasiun luar angkasa dapat mengalami anomali yang tidak dapat dipulihkan kapan saja," tutupnya.

https://maymovie98.com/movies/heart-of-the-holidays/


Mi 11i Dirilis, Jadi Versi Global dari Redmi K40 Pro+


 Xiaomi tak cuma merilis Mi 11 Ultra pada acara yang digelar Senin (29/3/2021), karena ada sejumlah produk lain yang juga dirilis. Salah satunya Mi 11i, yang merupakan versi global dari Redmi K40 Pro+.

Redmi K40 Pro+, dengan spesifikasi yang seperti itu, adalah ponsel flagship. Begitu juga dengan Mi 11i, yang punya sejumlah kemiripan dengan Mi 11 namun dengan perbedaan yang sangat terasa pada bagian layar. Ya, layarnya datar, bukan melengkung seperti Mi 11 dan Mi 11 Ultra.


Soal performa, Mi 11i tentu bakal punya performa kencang karena menggunakan chip flagship Qualcomm, yaitu Snapdragon 888 yang punya modem X60 terintegrasi. Storagenya 128GB atau 256GB berjenis UFS 3.1.


Jenis layar yang dipakai sama-sama AMOLED E4 berukuran 6,67 inch, dengan refresh rate 120Hz touch sampling rate 360Hz, hole punch untuk kamera depan. Layar bikinan Samsung ini punya tingkat kecerahan maksimal 1300 nits dan mendukung HDR10+.


Bodi Mi 11i tipis, hanya 7,8mm, dan punya sensor sidik jari di samping. Kamera belakangnya ada tiga, kamera utama 108 megapixel, kamera ultra wide 119 derajat, dan kamera telemacro setara lensa 50mm.


Meski bodinya tipis, baterai yang dibenamkan tetap besar. Mencapai 4.520 mAh dan bisa diisi ulang sampai penuh selama 52 menit dengan charger 33W. Lalu ada sensor NFC dan juga IR blaster layaknya ponsel Xiaomi lain. Harga ponsel ini di Eropa untuk varian 8GB/128GB dan 8GB/256GB adalah 649 euro dan 699 euro, atau sekitar Rp 11 juta dan Rp 11,9 juta.

https://maymovie98.com/movies/the-high-frontier/

Cerita di Balik Viral Meme 'Overly Attached Girlfriend', Pacar Posesif yang Seram!

 Kalau kamu orang yang suka dengan meme, kamu pasti sudah tidak asing dengan meme overly attached girlfriend. Meme ini sering digunakan untuk candaan tentang pacar posesif yang menyeramkan.

Ternyata, asal muasal meme ini memiliki cerita unik. Dikutip dari Grunge, ada alasannya mengapa foto ini bisa viral.


Sebenarnya, foto ini merupakan sebuah screenshot dari Laina Morris yang saat itu berusia 20 tahun. Kala itu, ia mengunggah video parodi Justin Bieber 'Boyfriend' dan menggantinya dengan perspektif 'pacar stalker'.


Sehari setelah dia mengunggahnya, screenshot tersebut mendarat di Reddit, dan meme 'overly attached girlfriend' pun lahir. Ia mendadak viral, bahkan sampai sekarang meme dengan wajah dirinya itu masih sangat populer.


Namun, terjadi hal yang mengerikan karena viralnya meme tersebut. Dalam beberapa jam, sejumlah penguntit mencoba menyusup ke dalam kehidupan pribadi Morris. Ada yang masuk ke akun YouTube-nya dan bahkan ada yang menggunakan halaman Facebook pribadinya. Hacker itu pun sempat-sempatnya mengirim pesan kepada teman-temannya.


Untungnya, Morris berhasil memiliki lagi akunnya dan mencegah masalah yang lebih serius. Ia juga menggunakan momentum baik ini dengan menyalurkan semua perhatian ke channel YouTube-nya dan terus membuat video.


Akhirnya, dia mendapatkan cukup banyak subscriber sehingga dia dapat berhenti dari pekerjaannya dan menjadi YouTuber.


"Mungkin suatu hari ini akan menjadi hal keren yang terjadi pada saya, tetapi saya akan membuat video selama saya menikmatinya dan orang-orang menonton," ujarnya saat ia sedang viral-viralnya.

https://maymovie98.com/movies/holidays-3/


NASA Siapkan Rp 5,7 Triliun untuk Bangun Stasiun Antariksa


- NASA menawarkan kucuran dana pada perusahaan swasta yang ingin mengembangkan dan membangun stasiun luar angkasa baru. Badan antariksa nasional AS tersebut menjanjikan dana hingga USD 400 juta (sekitar Rp 5,7 triliun).

Sejauh ini, penawaran tersebut telah diajukan ke empat perusahaan swasta. Adapun pendanaan ditawarkan di bawah proyek Commercial LEO Destinations (CLD).


Privatisasi perjalanan luar angkasa dan penempatan satelit ke orbit sejatinya sangat bagus bagi NASA dan AS pada umumnya. NASA ingin meniru keberhasilan program Commercial Cargo and Commercial Crew lewat proyek CLD. NASA memperkirakan pprogram Commercial Cargo and Commercial Crew bisa menghemat anggaran sekitar USD 20 miliar hingga USD 30 miliar.


Dikutip dari Slash Gear, kucuran dana ini akan diberikan di bawah proyek CLD mulai Q4 2021 bagi perusahaan swasta terpilih yang bersedia memulai pengembangan stasiun luar angkasa mereka.


Direktur NASA LEO Phil McAllister melihat ada tiga aktivitas utama di orbit rendah Bumi, yakni transportasi kargo, transportasi awak, dan tujuan. Perusahaan swasta sudah menangani pengangkutan kargo dan awak, dan sekarang NASA ingin mereka menangani tujuan.


"Jika NASA memiliki kepemilikan penuh atas ketiga aktivitas tersebut, aspirasi manusia di orbit rendah Bumi akan selalu dibatasi oleh besarnya anggaran NASA," ujarnya.


Karena alasan tersebut, NASA berpikir bahwa melibatkan perusahaan swasta ke dalam sektor ini akan memperluas peluang menempatkan lebih banyak orang ke orbit Bumi yang rendah.


Di luar itu, motivator utama untuk program CLD adalah potensi penghematan biaya bagi NASA, dengan menjadi pengguna stasiun luar angkasa swasta daripada menjadi pemilik dan operator. Untuk diketahui, mengoperasikan ISS membebani NASA dengan biaya sekitar USD 4 miliar per tahun.


Pengembangan dan pembangunan ISS sendiri menelan biaya sekitar USD 150 miliar. NASA menanggung sebagian besar tagihan itu dengan Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada ikut berkontribusi. NASA juga mendorong program CLD seiring bertambahnya usia ISS setelah berada di orbit sejak 1990-an.

https://maymovie98.com/movies/amerigeddon/