Senin, 05 April 2021

Apakah Vaksinasi Corona Saat Puasa Bikin Tubuh Lemah? Begini Penjelasannya

 Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan vaksinasi akan tetap dilanjutkan selama bulan puasa. Kegiatan ini terus dilakukan dan akan tetap memperhatikan kondisi umat islam yang menjalankan puasa.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi COVID-19 menyebutkan vaksinasi tidak membatalkan puasa, dan boleh dilakukan pada umat Islam yang sedang berpuasa.


"Fatwa tersebut direkomendasikan MUI agar pemerintah dapat melakukan vaksinasi di bulan Ramadhan demi mencegah penularan COVID-19," katanya dalam konferensi pers virtual, Minggu (4/4/2021).


Menurut dr Nadia, dari sisi kesehatan berpuasa berfungsi untuk detoksifikasi tubuh, sehingga bermanfaat bagi kesehatan. Ia juga yakin bahwa pemberian vaksin COVID-19 saat berpuasa juga tidak akan berpengaruh pada kondisi tubuh saat puasa.


"Walaupun dalam kondisi berpuasa, kondisi tubuh tidak berpengaruh terhadap pemberian vaksinasi. Ada mekanisme tertentu yang menurun secara kesehatan, kita tahu bahwa kalau berpuasa menghentikan makan," jelas dr Nadia.


"Jadi, kita lihat bahwa puasa bukan suatu beban atau membuat tubuh kita jadi tidak aktif atau jadi lebih lemah pada saat berpuasa," lanjutnya.


dr Nadia mengatakan, tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan sebelum vaksinasi yang dilakukan di bulan puasa. Namun, ia mengingatkan untuk cukup beristirahat dan tidak melewatkan makan sahur sebelum berpuasa.


"Tidak ada persiapan khusus untuk orang yang sedang berpuasa dalam menerima vaksinasi. Artinya, kita memang harus istirahat yang cukup, jangan lupa sahur. Kalau ada gejala sistemik seperti pusing dan mual, bisa segera beristirahat," jelasnya.

https://nonton08.com/movies/lights-out/


TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation Galang Dana untuk Sulbar-Kalsel


 Silih berganti, musibah datang di awal tahun ini. Gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar), dan banjir melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).

Beban berat tengah dihadapi para pengungsi. Karenanya, TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation membuka dompet amal untuk menampung semangat saling berbagi.


Bantuan donasi bisa disalurkan melalui rekening DOMPET AMAL TRANSMEDIA


Bank Mega: 01 074 00 11 111 889

Bank Mega Syariah: 10 000 100 100 100 4

Bank BNI: 70 123 70 321

Bank BCA: 375 0500 888

Bank Mandiri: 127 0000 2 7777 0

Bank BRI: 034 10 100 1617 301


Sekecil apapun bantuan Anda, jika dilakukan bersama akan mampu membuat Indonesia kembali pulih.


Berikut jumlah donasi yang sudah masuk per 5 April 2021:


Bank Mega = 126.588.809

Bank BCA = 330.428.369

Bank Mandiri = 137.120.937

Bank BNI = 248.653.353

Bank Mega Syariah = 15.152.254

Bank BRI = 113.109.166

TOTAL PENERIMAAN = 971.052.888


Korea Selatan Dihantui Gelombang Keempat Virus Corona!


 Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwon Deok-cheol memperingatkan bahwa Korea Selatan kini sedang dalam fase menuju gelombang keempat pandemi COVID-19.

"Selama sepekan terakhir, jumlah kasus harian baru berada di kisaran 500 kasus. Ini jelas menandakan adanya tren penularan yang meningkat," kata Kwon dalam briefing mingguan, seperti dikutip dari laman CNN.


Dia mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna untuk menekan laju penyebaran virus Corona COVID-19.


Selain itu, Kwon juga meminta masyarakat untuk membatalkan semua pertemuan non-esensial dan berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi virus Corona COVID-19.


Pada kesempatan yang sama, pejabat Kemenkes Korsel Son Young-rae mengatakan pemerintah terus memantau tren penularan dalam sepekan ke depan, dan nantinya akan memutuskan apakah akan meningkatkan level pembatasan sosial.


Sejauh ini, pembatasan sosial level 2 diterapkan di area Seoul, Busan, dan Jeonju, sedangkan wilayah lain di negara itu berada pada level 1,5.

https://nonton08.com/movies/rio/

Minggu, 04 April 2021

Setahun Alami Long COVID, Wanita Ini Ceritakan Membaik Usai Divaksin

 Beberapa pasien virus Corona mengalami gejala yang tak kunjung membaik usai dinyatakan negatif COVID-19. Salah satunya dialami oleh Jessamyn Smyth.

Ia bercerita bahwa sejak didiagnosis virus Corona pada Maret 2020. Sejak saat itu Jessamyn terus mengalami masalah pada kesehatannya.


Bercerita kepada CNN, selama berbulan-bulan, dia mengidap sesak napas, detak jantung tidak teratur dan cepat, diare, dan ruam kulit yang tidak biasa. Seperti banyak pasien long COVID lainnya, ia terus menerus mengalami kelelahan yang luar biasa.


Profesor penulis dan humaniora di Holyoke, Massachusetts ini mengatakan bahkan mengalami kesulitan untuk mengingat kata-kata dasar yang dia gunakan sehari-hari. Hidupnya pun kian hancur akibat long COVID yang ia idap.


"Pada akhirnya, saya kehilangan dua pekerjaan, akhir dari kehidupan kognitif ibu saya dan transisinya ke perawatan demensia, pasangan dan rumah, semua keamanan finansial, dan saya khawatir, hidup dan identitas saya," katanya.


Tapi kemudian dia mendapatkan suntikan vaksin Corona.


Dalam beberapa minggu, kelelahan dan masalah kognitifnya jauh lebih baik. Ruamnya hilang, dan setelah dosis Pfizer keduanya, pada 24 Februari, gejalanya terus membaik.


Beberapa pasien long COVID juga mengaku membaik setelah divaksin. Namun, para ahli belum yakin tentang berapa lama perbaikan ini bisa berlangsung.


"Saya mulai merasa seperti diri saya sendiri untuk pertama kalinya dalam setahun," paparnya.

https://indomovie28.net/movies/lost-girls-love-hotels/


Dialami Aurel Hermansyah, Ini 5 Mitos Kista Ovarium yang Tak Perlu Dipercaya


 Aurel Hermansyah sempat melakukan check up kesehatan reproduksi sebelum melangsungkan pernikahannya. Setelah diperiksa, dokter mengatakan wanita 22 tahun ini memiliki kista ovarium.

"Kita harapnya sih kista hormonal," kata dokter dalam vlog yang diunggah ke kanal YouTube The Hermansyah A6, Kamis (1/4/2021).


Mendengar dokter mendiagnosis Anda dengan 'kista ovarium' dapat wanita memikirkan skenario kasus terburuk, tetapi ini sebenarnya diagnosis yang cukup umum.


Hampir semua wanita didiagnosis dengan kista ovarium di beberapa titik kehidupan mereka. Perbedaannya terletak pada jenis dan ukuran kista yang didiagnosis.


Berikut sederet mitos soal kista ovarium yang tak perlu dipercayai, dikutip detikcom dari beberapa sumber.


1. Perlu dioperasi

Bertentangan dengan apa yang awalnya Anda pikirkan, tidak semua kista ovarium berbahaya. Dalam kebanyakan kasus, kista ini berukuran kecil, tidak bersifat kanker dan akan sembuh dengan sendirinya.


Pembedahan diperlukan hanya jika kista berukuran besar secara tidak normal atau di mana kista tersebut didiagnosis sebagai kista dermoid atau sebagai endometrioma. Oleh karena itu, jika telah didiagnosis dengan kista ovarium, cari tahu seberapa besar kista itu dan jenis kista apa itu.


2. Menyebabkan kemandulan

Didiagnosis dengan kista di ovarium tidak akan membuat wanita menjadi mandul. Namun, hal itu dapat menyebabkan komplikasi yang dapat menimbulkan kemandulan.


Jika kista terinfeksi, dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba. Ini adalah salah satu penyebab infertilitas yang paling umum. Situasi lain di mana kista ovarium dapat menyebabkan kemandulan adalah jika dikaitkan dengan endometriosis.


3. Menyebabkan kanker

Dengan kista ovarium, setiap kasus akan menjadi tak sama pada setiap wanita. Namun, dalam banyak kasus, kista tidak berkembang menjadi sel kanker dan juga tidak bersifat kanker.


Ultrasonografi panggul dapat membantu dokter mendiagnosis jenis kista yang ada di tubuh. Jika dokter menganggapnya kanker, dia biasanya akan menyarankan operasi untuk segera mengangkatnya.

https://indomovie28.net/movies/the-lovebirds/