Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwon Deok-cheol memperingatkan bahwa Korea Selatan kini sedang dalam fase menuju gelombang keempat pandemi COVID-19.
"Selama sepekan terakhir, jumlah kasus harian baru berada di kisaran 500 kasus. Ini jelas menandakan adanya tren penularan yang meningkat," kata Kwon dalam briefing mingguan, seperti dikutip dari laman CNN.
Dia mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna untuk menekan laju penyebaran virus Corona COVID-19.
Selain itu, Kwon juga meminta masyarakat untuk membatalkan semua pertemuan non-esensial dan berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi virus Corona COVID-19.
Pada kesempatan yang sama, pejabat Kemenkes Korsel Son Young-rae mengatakan pemerintah terus memantau tren penularan dalam sepekan ke depan, dan nantinya akan memutuskan apakah akan meningkatkan level pembatasan sosial.
Sejauh ini, pembatasan sosial level 2 diterapkan di area Seoul, Busan, dan Jeonju, sedangkan wilayah lain di negara itu berada pada level 1,5.
https://nonton08.com/movies/a-bad-moms-christmas/
Prediksi Pakar Soal Berapa Lama Tubuh Kebal dari Corona Usai Divaksin
Seperti influenza, COVID-19 dikhawatirkan akan membutuhkan pembaharuan vaksin setiap tahun akibat perkembangannya yang cepat, mengalahkan durasi kekebalan tubuh yang bisa diciptakan oleh vaksin.
Misalnya vaksin Corona Pfizer/BioNTech. Bulan lalu, pihak Pfizer melaporkan bahwa orang yang sudah disuntik 2 dosis Pfizer memiliki kekebalan tubuh selama minimal 6 bulan. Artinya setelah 6 bulan tersebut, ada kemungkinan tubuh masih memiliki kekebalan.
Bahkan menurut pakar, kemungkinan besar antibodi bertahan lebih lama dari prediksi waktu yang dilaporkan Pfizer bulan lalu.
"Saya tidak heran jika setahun ke depan, kita melihat masih adanya respon imun yang kuat pada tubuh penerima vaksin," ujar imunologis dan pakar vaksin di Universitas Pennsylvania Scott Hensley, dikutip dari CNN, Senin (5/4/2021).
Menurutnya, vaksin Corona ini lebih menyerupai vaksin campak dibanding vaksin influenza. Berbeda dengan vaksin influenza, vaksin campak disebut bisa melindungi 96 persen orang dari infeksi seumur hidup.
Memang klaim perusahaan, vaksin Pfizer 91 persen sukses memberikan kekebalan hingga minimal 6 bulan. Jika klaim tersebut benar, para pakar percaya, hal itu mengindikasikan potensi imunitas yang tahan lama.
"Respon antibodi yang ditimbulkan vaksin mRNA (Pfizer) ini sangat tinggi. Apa yang kita ketahui pada model hewan dengan vaksin mRNA lain yang telah diuji sebelumnya, kita tahu bahwa respons antibodi tersebut sangat tahan lama dan tidak menurun seiring waktu," imbuh Hensley.
Lainnya pada Januari, penelitian oleh dr Alicia Widge dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit menular menyatakan, 2 dosis vaksin Corona Moderna menciptakan antibodi dalam jumlah banyak yang hanya menurun sedikit seiring waktu.
Menurut dr Widge, vaksin Moderna menimbulkan sel kekebalan bernama sel T dan sel B yang dapat menciptakan imunitas tubuh hingga bertahun-tahun.