Senin, 05 April 2021

Heboh di Jepang, Kemenkes Sebut COVID-19 Varian 'Eek' Sudah Masuk RI

 Kementerian Kesehatan RI memastikan bahwa varian 'Eek' atau mutasi E484K dari virus Corona sudah ada di Indonesia. Disebutkan, sudah ada satu kasus yang terdeteksi.

"Iya betul ada 1 kasus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi detikcom, Senin (5/4/2021).


'Eek' atau mutasi E484K baru-baru ini menggemparkan Jepang, karena kasusnya merebak di tengah persiapan olimpiade musim panas Juli mendatang. Mutasi E484K juga diyakini bisa mengurangi efektivitas vaksin Corona.


Baru-baru ini, mutasi 'Eek' ditemukan pada 10 dari 14 pasien COVID-19 di Tokyo Medical and Dental University, Jepang, sepanjang Maret 2021. Kasus-kasus tersebut ditemukan pada pasien yang tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri, maupun kontak dengan orang yang habis bepergian ke luar negeri.


Mutasi E484K sebenarnya bukan hal yang baru. Beberapa varian memiliki mutasi ini, di antaranya varian Inggris B117 dan varian Afrika Selatan B1351.


Di kalangan beberapa ilmuwan, mutasi ini dikenal dengan julukan 'Eek' atau 'Eric'.

https://nonton08.com/movies/the-swap-3/


Daftar Lokasi Vaksinasi Corona untuk Lansia dan Guru di DKI dan Kota Lainnya


Oma dan opa berusia 60 tahun ke atas dan belum mendapat vaksinasi Corona, atau bahkan bingung tidak tahu cara daftar vaksin lansia? Tak perlu khawatir, terdapat berbagai program vaksinasi gratis yang diselenggarakan bagi para lansia di berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta dan kota lainnya.

Menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka secara terbatas pada Juli 2021, prioritas vaksinasi kini juga diberikan pada para guru dan tenaga pendidik. Beberapa lokasi vaksinasi sudah melayani vaksinasi guru, baik secara kolektif maupun individual.


Praktis dan relatif cepat, berikut daftar program vaksinasi COVID-19 untuk lansia dan tenaga pendidik di berbagai tempat di DKI Jakarta dan kota lainnya:


(Update 5 April 2021)


- JIEP Pulomas (Jakarta Timur)

Target: Guru dan lansia


Jadwal: 5-9 April 2021 pukul 09.00-16.00 WIB


Syarat:


Menggunakan kendaraan (roda dua atau empat) karena sistem drive-thru

Mendaftar online di aplikasi My Health Diary atau tautan vaksinasi.org

Jadwal vaksinasi akan diberikan berupa QR Code setelah melakukan pendaftaran.


- Kecamatan Ciracas (Jakarta Timur)

Jadwal: 5-9 April 2021 pukul 08.00-15.00 WIB


Target: Lansia, ASN (PJLP), Tokoh Agama, Tenaga Medis.


Lokasi:


SDN 10 Cibubur (Kelurahan Cibubur)

SDN 11 Ciracas (Kelurahan Ciracas)

SMPN 174 Susukan (Kelurahan Susukan)

Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua Wetan

Puskesmas Kelurahan Rambutan (khusus tanggal 6-9 April 2021)

Syarat:


Membawa fotokopi KTP

Teruntuk lansia: berusia 60 tahun ke atas

Tokoh Agama yang terdaftar di biro DIKMENTAL Provinsi DKI Jakarta

Hanya untuk KTP DKI Jakarta atau membawa bukti surat domisili dari RT/RW setempat.


(Update per 3 April 2021)


- RSUD Taman Sari (Jakarta Barat)

Jadwal: Senin-Jumat pukul 08.00-12.00 WIB


Syarat:


Lansia (usia 60 tahun ke atas)

Mendaftarkan diri dengan datang ke RSUD Taman Sari dan untuk mendapatkan jadwal vaksinasi

Datang ke RSUD Taman Sari sesuai jadwal yang ditentukan dengan membawa kartu vaksin dan KTP

Informasi lebih lanjut dapat hubungi 0858 9248 1576.

https://nonton08.com/movies/l-o-r-d-legend-of-ravaging-dynasties/

Hebohkan Dunia 'Per-COVID-an' Jepang, Sebenarnya Varian 'Eek' Itu Apa Sih?

  Varian 'Eek' alias mutasi E484K kini ramai diperbincangkan. Setelah dilaporkan ditemukan di Jepang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kini baru saja melaporkan 1 temuan kasus di Indonesia, yang belum disebutkan lokasinya.

Di Jepang, khususnya Tokyo, varian ini ditemukan pada 70 persen kasus yang ditemukan bulan lalu. Pada 10 kasus yang ditemukan di Tokyo Medical and Dental University, pasien tidak punya riwayat perjalanan ke luar negeri.


Beberapa fakta terkait varian Eek adalah sebagai berikut.


1. Sebenarnya bukan varian virus Corona

Sebenarnya Eek alias E484K bukanlah sebuah varian virus Corona, melainkan mutasi yang terjadi pada virus Corona. Beberapa varian memiliki mutasi ini, di antaranya varian Inggris B117 dan varian Afrika Selatan B1351.


Di kalangan beberapa ilmuwan, mutasi ini dikenal dengan julukan 'Eek' atau 'Eric'.


Dikutip dari 9News, mutasi mengubah protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia. Yang dikhawatirkan, mutasi ini tidak dikenali oleh sistem kekebalan tubuh sehingga virus tidak dapat dilawan, meski tubuh telah menerima vaksin COVID-19 sebelumnya.


E484K ini disebut 'escaped mutant', yakni versi mutan virus Corona yang terbukti dapat lepas dari antibodi pada tubuh yang dibentuk oleh vaksin.


2. Varian yang mengandung 'Eek'

Awalya, mutasi E484K ditemukan pada mutasi virus Corona asal Afrika Selatan yakni B1351. Namun seiring perkembangannya, mutasi ini juga ditemukan pada varian di Inggris B117 dan varian P1 di Brazil.


3. Pengaruh Eek pada efektivitas vaksin

Menurut penelitian di Afrika Selatan, ada kemungkinan varian Eek membentuk kombinasi dengan mutasi lain. Maka itu dikhawatirkan, vaksin Corona yang ada kini tak mempan mengatasi infeksi oleh mutasi E484K.


Uji coba University of Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan menunjukkan, vaksin AstraZeneca mengurangi gejala COVID-19 ringan hingga sedang hanya sebanyak 22 persen.


Lainnya, vaksin Novavax mengklaim vaksinnya 89 persen terbukti efektif melalui uji coba Fase 3 di Inggris. Namun dalam uji coba Fase 2b lainnya di Inggris, Novavax terbukti hanya bekerja efektif 60 persen.


Sedangkan berdasarkan uji coba Fase 3 vaksin Johnson & Johnson, terdapat sejumlah laporan berbeda soal efektivitas vaksin. Uji coba di Amerika Serikat menunjukkan efektivitas 72 persen, sementara di Afrika Selatan tercatat 57 persen.

https://nonton08.com/movies/back-to-the-90s-2/


Heboh di Jepang, Kemenkes Sebut COVID-19 Varian 'Eek' Sudah Masuk RI


Kementerian Kesehatan RI memastikan bahwa varian 'Eek' atau mutasi E484K dari virus Corona sudah ada di Indonesia. Disebutkan, sudah ada satu kasus yang terdeteksi.

"Iya betul ada 1 kasus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi detikcom, Senin (5/4/2021).


'Eek' atau mutasi E484K baru-baru ini menggemparkan Jepang, karena kasusnya merebak di tengah persiapan olimpiade musim panas Juli mendatang. Mutasi E484K juga diyakini bisa mengurangi efektivitas vaksin Corona.


Baru-baru ini, mutasi 'Eek' ditemukan pada 10 dari 14 pasien COVID-19 di Tokyo Medical and Dental University, Jepang, sepanjang Maret 2021. Kasus-kasus tersebut ditemukan pada pasien yang tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri, maupun kontak dengan orang yang habis bepergian ke luar negeri.


Mutasi E484K sebenarnya bukan hal yang baru. Beberapa varian memiliki mutasi ini, di antaranya varian Inggris B117 dan varian Afrika Selatan B1351.


Di kalangan beberapa ilmuwan, mutasi ini dikenal dengan julukan 'Eek' atau 'Eric'.

https://nonton08.com/movies/back-to-the-90s/