Selasa, 06 April 2021

Penasihat WHO Kecewa Teori Virus Corona dari Lab Diabaikan

 Tim WHO yang telah menggelar investigasi di China melaporkan asal muasal virus Corona, salah satunya menyebut cenderung tidak mungkin virus ini bocor dari laboratorium di Wuhan. Akan tetapi kesimpulan itu dianggap mengecewakan oleh salah satu pejabat WHO sendiri.

Laporan 120 halaman itu disusun ilmuwan WHO dan koleganya dari China. Salah satunya memuji Wuhan Institute of Virology merupakan fasilitas yang dikelola dengan baik dan virus Corona lebih cenderung berasal dari kelelawar kemudian ke hewan perantara sebelum melompat ke manusia.


Jamie Metzl selaku salah satu penasihat WHO menyatakan kesimpulan tersebut kurang komprehensif. "Mereka bekerja dengan baik mempertimbangkan kemungkinan lompatan (virus Corona) antara perantara hewan dan transmisi melalui makanan beku," kata Metzl yang dikutip detikINET dari Fox News.


"Namun mereka tidak melakukan apapun untuk bahkan mempertimbangkan kebocoran yang tidak disengaja. Dan memalukan bahwa mereka menyatakan bahwa (teori itu) sangat tidak mungkin ketika mereka bahkan tidak memperhatikannya," tambah dia.


Teori bahwa virus Corona berasa atau bocor dari laboratorium di Wuhan sudah lama beredar, bahkan beberapa ilmuwan mencurigainya. Akan tetapi pada umumnya, konsensus ilmuwan menyatakan virus Corona berasal dari hewan dan tidak ada bukti sama sekali tentang kebocoran dari lab.


Menurut Metzl, studi ini tidak murni dari WHO. "Orang merasa ini adalah investigasi WHO. Tidak, ini bukan investigasi dan WHO tidak melakukannya. Ini adalah komite independen dengan kolega pemerintah China. Jadi apapun yang keluar adalah kompromi, konsensus antara komite ini dengan pemerintah China," lanjutnya.


Ia menilai penelitian harus dilakukan menyeluruh terhadap seluruh teori, termasuk soal virus Corona bocor dari lab Wuhan. "Mungkin saja COVID-19 berasal dari hewan perantara. Bisa juga berasal dari kebocoran lan yang tidak disengaja dari lab," katanya lagi.


Pihak WHO memang mengatakan kebocoran laboratorium Wuhan 'sangat tidak mungkin' jadi asal virus Corona. Mereka meyakini virus Corona menyebar dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain. Namun, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan hipotesis terkait kebocoran laboratorium itu masih perlu diselidiki lebih lanjut.


"Saya tidak percaya bahwa penilaian ini cukup ekstensif. Data dan studi lebih lanjut akan dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat," kata Tedros.

https://movieon28.com/movies/london-town/


Google Siap-siap Balik Ngantor di Bulan April


- Google kabarnya telah memberi tahu para karyawannya terkait rencana untuk sebagian dari mereka bisa kembali ke kantor pada bulan April.

"Sepertinya kami akan mulai menyambut karyawan Google kembali di beberapa kantor AS kami secara sukarela," tulis Google dalam email yang dikutip detikINET dari Engadget.


Google mengatakan, pembukaan kembali kantor akan bergantung pada kriteria khusus yang mencakup peningkatan ketersediaan vaksin dan tren penurunan kasus COVID-19, namun juga tidak mengharuskan karyawan untuk divaksinasi.


Tahun lalu, Google memulangkan karyawan, memberikan tunjangan untuk membeli peralatan yang diperlukan, dan sebagainya. Ini berlangsung selama setahun. Lalu pada satu titik, Google juga mempertimbangkan untuk membuka kembali kantor paling cepat Juli 2020. Namun penyebaran COVID-19 membuat rencana tersebut ditunda dan Google menutup sebagian besar kegiatan di kantor.


Sejauh ini, strategi pembukaan kantor Google dijadwalkan bisa dilakukan paling molor di bulan September. Namun itu pun dengan catatan jika sudah lebih banyak orang divaksin agar memungkinkan kegiatan perkantoran berjalan dengan lancar dan meminimalkan risiko penularan.

https://movieon28.com/movies/blackpink-light-up-the-sky/

Senin, 05 April 2021

Bayinya Kena TBC, Ibu Ini Berpesan Jangan Sembarangan Cium Anak Orang

  Rima Amalia (27) bercerita pengalaman anaknya, Terra, yang harus berjuang melawan tuberkulosis (TB/TBC) di usia 1 tahun. Wanita yang berdomisili di Tangerang ini mengimbau agar orang-orang tak sembarangan menciumi bayi atau anak orang lain karena bisa menularkan penyakit.

Dalam video yang viral di TikTok, Rima menduga sang anak tertular TBC ketika dicium oleh orang lain. Ini karena menurut pengakuan orang tua dan dokter, lingkungannya memang memiliki angka kasus TBC yang cukup tinggi.



Peringatan buat semuanya. Waspada anak stunting. yuk bisa yuk bun!. ##stunting ##fyp ##foryourpage ##tiktokpintar ##tiktoksamasamabelajar

♬ Bahasa Kalbu - Raisa & Andi Rianto

"Di rumah saya tetangganya ramah-ramah. Saking ramahnya ya mungkin itu jadi suka cium-cium dan pegang anak orang," kata Rima pada detikcom, Senin (5/4/2021).


"Saya bukan nyalahin orang ya. Cuma memang menurut dokter anak yang periksa anak saya, cium itu salah satu media penyebaran bakteri yang paling umum pada anak-anak," lanjutnya.


Terra disebut pertama kali menunjukkan tanda-tanda sakit ketika berat badannya stagnan di usia yang seharusnya mengalami pertumbuhan pesat. Rima menyebut Terra tampak begitu kurus ketika difoto hingga keluarga akhirnya memutuskan untuk cek kesehatan.


Terra kemudian didiagnosis positif TBC pada Agustus 2020. Ia harus rutin mengonsumsi obat antibiotik setiap hari selama sekitar sembilan bulan.


Tiap bulan Rima rutin membawa Terra kontrol ke dokter untuk memastikan perkembangannya.


"Yang pasti saya bikin postingan itu buat mengingatkan banyak orang aja kalau sama anak orang jangan sembarangan dipegang-pegang kalau enggak diizinin orang tuanya. Apalagi kalau dirinya lagi sakit," pungkas Rima.

https://nonton08.com/movies/my-best-friends-wedding-3/


Tonton di Sini! Online Festival Lawan Diabetes


 Tahukah Anda ternyata ada keterkaitan antara perubahan iklim dengan diabetesi? Berdasarkan laporan US EPA (Environmental Protection Agency) tahun 2016 perubahan iklim ternyata akan memengaruhi makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, air yang kita minum, serta kondisi cuaca ekstrim.

Hal ini juga memicu tiga faktor yang harus diwaspadai. Pertama, kenaikan suhu akibat perubahan iklim dapat menyebabkan seseorang akan semakin rentan terkena diabetes. Seperti dilaporkan pada jurnal Early Human Development, diperkirakan bahwa untuk setiap peningkatan suhu sebesar 1OC, prevalensi diabetes dapat meningkat sebesar 0.17%2.


Kedua, perubahan iklim menyebabkan peningkatan risiko keterbatasan persediaan dan tingginya harga produk-produk segar. Akibatnya, produk makanan olahan cenderung menjadi pilihan karena tersedia lebih banyak dengan harga yang lebih murah.


Peningkatan konsumsi produk makanan olahan dengan kandungan nutrisi yang umumnya lebih rendah, namun lebih tinggi kalori ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Ketiga, terganggunya kestabilan pangan juga meningkat kan risiko gangguan kesehatan pada ibu dan anak di masa depan.


Oleh karenanya, di masa pandemi ini penting sekali, aktif menjaga lingkungan guna membantu mengatasi masalah pemanasan global ini. Selain itu, menjalankan hidup sehat guna menekan risiko diabetes juga harus dilakukan dengan rutin menjaga pola makan sehat serta rutin berolahraga.


Nah, dalam menyambut Hari Kesehatan Dunia pada 7 April mendatang, Tropicana Slim menggelar online festival bertajuk 'Beat Diabetes'. Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk belajar memulai hidup sehat dengan cara sederhana sehingga mampu mencegah serta melawan diabetes melalui aksi nyata.

https://nonton08.com/movies/the-bfg/