Selasa, 06 April 2021

Fitur Baru Facebook, Bikin News Feed Lebih Asyik

 - Facebook meluncurkan sederet fitur baru yang memudahkan pengguna mengontrol konten yang ditampilkan di News Feed. Salah satunya adalah fitur filter bar atau bilah filter beranda yang memungkinkan pengguna melihat konten yang disusun secara kronologis.

Dalam keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (3/4/2021) fitur ini adalah pengembangan dari fitur 'Favorites' yang diluncurkan Facebook Oktober lalu. Fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk memilih 30 teman dan halaman dan memprioritaskan konten dari mereka di News Feed.


Facebook juga menawarkan pengguna opsi untuk melihat konten terbaru yang disusun secara kronologis. Kedua fitur ini sebelumnya telah tersedia, tapi pengguna harus mencari menu yang agak tersembunyi untuk mengaksesnya.


Dengan update terbaru ini, Facebook menampilkan kedua filter ini dengan lebih menonjol dan menempatkannya di atas News Feed. Pengguna bisa memilih antara tab 'Home', 'Favorites', atau 'Recent' untuk melihat konten yang disusun oleh algoritma, konten dari teman dekat, atau konten terbaru.


Filter ini akan tersedia bagi pengguna aplikasi Facebook di Android dalam waktu dekat, dan akan diuji di iOS dalam beberapa minggu ke depan.


Selain itu, Facebook juga menghadirkan tool yang memudahkan pengguna untuk membatasi siapa saja yang boleh meninggalkan komentar di postingan mereka.


Jadi pengguna Facebook bisa memilih jika mereka ingin postingan itu bisa dikomentari oleh semua orang yang melihat postingan, teman, atau profil dan halaman yang telah ditandai.


Perusahaan besutan Mark Zuckerberg ini juga memperluas tool 'Mengapa saya melihat ini?' ke lebih banyak konten. Fitur ini pertama kali dikenalkan April tahun lalu dan memungkinkan pengguna untuk melihat kenapa postingan yang disarankan oleh algoritma Facebook muncul di News Feed mereka.


Kini konteks tambahan tersebut juga akan muncul di saran postingan dari teman, halaman dan grup yang tidak diikuti pengguna. Konteks ini akan menjelaskan bagaimana postingan ini disarankan karena mengikuti topik terkait, interaksi dan lokasi.

https://movieon28.com/movies/the-last-recipe/


Proyek Kabel Laut RI-Amerika, Asosiasi Ingin Terlibat Aktif


Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) menanggapi soal rencana penggelaran kabel bawah laut yang menghubungkan Amerika Utara dan Indonesia.

Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) itu dilakukan dua perusahaan raksasa teknologi, yaitu Facebook dan Google. Mereka kemudian menggandeng perusahaan telekomunikasi dalam menggarap proyek tersebut, XL Axiata, Telin, dan Keppel.


Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Askalsi, Eky S Pratomo-Tedjo mengatakan pada dasarnya Askalsi menyambut baik jalan tol internet garapan Facebook-Google itu.


"Namun berharap agar pihak Google dan Facebook memberikan peluang kemitraan yang signifikan kepada para anggota Askalsi," kata Eky saat dihubungi detikINET.


Askalsi mengungkapkan bahwa permintaan terkait kabel bawah laut di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yakni berada di nomor lima.


"Jangan sampai para anggota Askalsi hanya mendapatkan kue bisnis yang sangat kecil atau bahkan lebih parah lagi, dibiarkan hanya menjadi penonton," tambahnya.


Sebagai informasi, anggota Askalsi terdiri dari Telkom, Telin, Indosat, XL Axiata, Moratel, Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, Palapa Ring Timur, JMP, Pgascom, NAP Info, SSO, dan Mega Akses Persada.


Sementara itu, dalam proyek SKKL ini digendeng perusahaan telekomunikasi regional. Google bekerjasama dengan XL Axiata untuk menggelar Echo. Lalu, Facebook bermitra dengan Telin yang merupakan anak perusahaan Telkom dan Keppel, membangun Bifrost.

https://movieon28.com/movies/bravetown/

4 Vaksin Corona Sedang Diuji untuk Anak-anak dan Bayi

 Jelang tahun ajaran baru di masa pandemi, pemerintah mengumumkan rencana sekolah tatap muka secara terbatas pada Juli 2021. Berbarengan dengan itu, sejumlah vaksin Corona sedang diuji untuk anak-anak dan bayi.

Vaksin Corona memang diprediksi belum akan siap untuk digunakan secara luas bagi anak-anak setidaknya sampai tahun ajaran 2022-2023. Namun sudah ada beberapa negara yang memberi izin darurat penggunaan vaksin untuk kelompok usia remaja ke atas.


Di Indonesia sendiri, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hingga saat ini, belum ada uji klinis yang dilakukan seluruh produsen vaksin COVID-19 terkait dengan anak-anak.


"Soal vaksinasi anak, sampai sekarang belum ada uji klinis yang dilakukan oleh seluruh vaksin yang ada terkait dengan anak. Baru diawali saja kajiannya," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual yang digelar Kemendikbud, Selasa (30/3).


Namun setidaknya, saat ini ada tiga vaksin Corona yang menjanjikan bisa segera diberikan pada anak-anak. Berikut ini perkembangan dari ketiga vaksin tersebut, dikutip detikINET dari berbagai sumber, Sabtu (3/4/2021):


Pfizer - BioNTech

Pfizer dan BioNTech yang telah mendapatkan izin edar darurat atas vaksinnya pada Desember lalu, menyertakan remaja berusia 12 tahun hingga 15 tahun dalam uji klinisnya.


Sebanyak 2.259 relawan remaja sudah direkrut Pfizer untuk uji klinis vaksin tersebut dan diperkirakan hasil uji klinis baru tersedia di bulan Juni.

https://movieon28.com/movies/traffic-2/


"Berpindah fokus pada orang-orang di bawah usia 12 tahun akan membutuhkan studi baru dan kemungkinan formulasi atau jadwal dosis yang dimodifikasi," kata juru bicara Pfizer Keanna Ghazvini.


Moderna

Moderna, yang mendapatkan lisensi di bulan Desember juga menempuh jalur yang sama dengan Pfizer. Pada bulan Desember, Moderna mulai menguji vaksin itu ke remaja yang berusia di antara 12 hingga 17 tahun.


"Dengan merekrut 3.000 orang sukarelawan, Moderna berharap hasil pengujian akan diperoleh sekitar pertengahan tahun 2021," tutur Colleen Hussey, juru bicara Moderna.


Hasil penelitian tersebut akan menjadi pertimbangan Moderna untuk menilai kelayakan pemberian vaksin pada anak usia 6 bulan hingga 11 tahun, di akhir tahun ini.


AstraZeneca - Oxford

University of Oxford yang bermitra dengan AstraZeneca pun mulai menggelar uji klinis vaksinnya ke kelompok umur yang lebih muda pada Februari lalu. Pengujian itu akan menentukan apakah vaksin efektif untuk anak-anak berusia antara 6 tahun dan 17 tahun.


Penelitian ini melibatkan 300 partisipan dan dilakukan secara bertahap untuk melihat interval waktu paling tepat dari pemberian dosis 1 ke dosis selanjutnya. Dalam waktu 12 bulan, akan dilakukan 5 kali tes darah untuk melihat berapa lama respons imun bertahan.


"Walaupun sebagian besar anak-anak cenderung tidak terdampak oleh virus Corona dan cenderung tidak terdampak oleh infeksi, penting untuk menjaga keamanan dan respons imun terhadap vaksin pada anak-anak dan anak muda untuk melihat manfaat vaksin pada anak-anak," ujar Chief Trial Investigator Vaksin Oxford Profesor Andrew Pollard.


Biotec - Sinopharm

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG), anak perusahaan Sinopharm, diklaim aman digunakan bagi anak usia 3 hingga 17 tahun. Vaksin ini diharapkan bisa segera disetujui pemerintah China sehingga bisa langsung digunakan.


Chairman CNBG Yang Xiaoming mengatakan, keamanan ini berdasarkan hasil data uji klinis yang telah dilakukan CNBG.


"Penggunaan vaksin dapat diperluas untuk mereka yang berusia antara tiga dan 17 tahun sebelum Maret,"


Menurutnya, anak-anak berusia tiga hingga lima tahun yang sistem kekebalannya masih berkembang, harus diawasi dengan cermat dan ketat selama vaksinasi.

https://movieon28.com/movies/traffic/