- Kualitas sperma yang sehat dan subur memiliki peran penting dalam pembuahan sel telur. Faktanya, meski pria mengeluarkan jutaan sperma saat ejakulasi, tak semua memiliki kualitas yang baik.
Pasangan suami-istri yang tengah mendambakan momongan perlu memahami hal itu. Pasalnya, semakin baik kualitas sperma, semakin besar pula kemungkinan sang istri menjadi cepat hamil.
Bagaimana ciri-ciri sperma subur?
Dikutip dari Healthline, ada sejumlah ciri sperma yang bisa dikatakan subur. Di antaranya sebagai berikut.
- Kuantitas (volume)
Jumlah sperma yang subur adalah sekitar 15 juta per mililiter air mani. Semakin banyak jumlah sperma pria, maka semakin besar kemungkinannya untuk bisa membuahi sel telur.
- Gerakan (motilitas)
Sperma yang subur harus bisa bergerak atau berenang untuk mencapai dan membuahi sel telur.
- Bentuk (morfologi)
Sperma yang sehat memiliki bentuk kepala bulat dan ekor yang panjang dan juga kuat. Dengan bentuk yang ideal, kemungkinan sperma bisa membuahi sel telur menjadi lebih besar.
Selain itu, ada juga cara lain untuk mengetahui tingkat kesuburan pria, yakni dengan mengikuti tes kesuburan.
Tes Kesuburan Pria
Dikutip dari WebMD, tes kesuburan pria bisa dilakukan dengan konsultasi kepada dokter spesialis urologi. Umumnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan medis secara umum hingga menyeluruh.
Berikut rangkaian pemeriksaan medis secara umum.
Riwayat operasi
Pengobatan yang sedang dijalani
Kebiasaan olahraga
Perokok atau tidak
Kehidupan seksual dengan pasangan
Riwayat penyakit menular seksual.
Kemudian dokter akan melakukan serangkaian tes kesuburan secara lebih mendalam, di antaranya sebagai berikut.
Analisis sperma dan air mani
Pemeriksaan hormon testosteron dan hormon lain yang berperan dalam pembentukan sperma
Pengujian genetik
Pengecekan ada tidaknya penyumbatan di saluran sperma.
Meski begitu, kamu tak perlu takut untuk melakukan tes kesuburan. Pasalnya, jika ada masalah dengan kesuburanmu, maka pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin.
https://maymovie98.com/movies/my-all-american/
Sunat Model 'Jengger Ayam' Bisa Dongkrak Kepuasan Seks? Ini Kata dr Boyke
Salah satu mitos yang beredar adalah bentuk Mr P dapat mempengaruhi kepuasan seksual saat bercinta. Tak heran, ada tren sunat dengan model aneh-aneh, salah satunya model 'jengger ayam'.
Sirkumsisi sendiri atau yang sering disebut dengan sunat merupakan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kulup penis. Di Indonesia, sunat biasanya dilakukan pada anak berusia 5-12 tahun meski ada banyak yang melakukannya saat dewasa.
Ada banyak alasan melakukan sunat di usia dewasa, mulai dari keyakinan hingga sekadar menjaga kebersihan. Yang unik, ada yang sunat untuk meningkatkan performa seksual, dengan model yang 'custom' alias sesuai pesanan. Macam-macam modelnya, ada yang bentuk jengger ayam, 'shock breaker', hingga bentuk bunga.
Pakar seks dr H Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS, mengingatkan, melakukan hal-hal yang tidak biasa pada area genital justru bisa berbahaya, terutama pada saat berhubungan seksual. Salah satunya dapat menimbulkan infeksi yang bisa menyebabkan keputihan pada wanita.
"Kalau secara seksologi, kita harus tahu, bahwa yang namanya titik peka rangsang pada wanita itu ada di sepertiga bagian atas vagina, termasuk G-spot. Nah, penggunaan bahan-bahan tambahan (custom), daging berlebih, itu secara medis justru akan membuat luka pada daerah vagina," ujar dr Boyke dalam webinar sunat dewasa, Kamis (8/4/2021).
"Jadi, itu (custom) tidak akan menambah kepuasan seksual. Tetapi justru menimbulkan penyakit. Itu harus diperhatikan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Prof Dr dr Andi Asadul Islam, SpBS(K) menambahkan bahwa model sunat 'custom' seperti jengger ayam tersebut juga bisa membahayakan laki-laki dan perempuan saat berhubungan intim. Sehingga ia menghimbau untuk tidak melakukan hal yang tidak dianjurkan oleh dokter.
"Itu kalau diminta yang bersangkutan (custom) sih ya dokternya bisa membuat yang seperti itu. Tapi saya sendiri tidak melakukannya. Terus terang itu berbahaya, untuk laki-lakinya dan perempuannya. Mohon jangan melakukannya, yang biasa-biasa aja," tambah Prof Andi.