Salah satu protein nabati yang bisa dikonsumsi oleh wanita selama masa kehamilannya adalah susu kedelai. Terkait hal tersebut, beredar mitos yang menyebutkan bahwa susu olahan dari kedelai ini bisa membuat kulit bayi putih saat dilahirkan.
Olahan kedelai seperti susu kedelai memang baik dikonsumsi selama masa kehamilan. Namun, kedelai dilarang dikonsumsi secara berlebihan. Sebab, kedelai mengandung isoflavon, yaitu fitoestrogen yang bisa meniru hormon estrogen dalam tubuh.
Menurut sejumlah ahli, mengonsumsi terlalu banyak kedelai justru bisa membahayakan kesehatan ibu hamil serta perkembangan janinnya, lho. Akan tetapi, kandungan gizi dalam kedelai memang cukup baik untuk dikonsumsi selama masa kehamilan. Kedelai merupakan sumber protein rendah lemak dan juga mengandung tinggi mineral.
"Selain protein berkualitas tinggi, kedelai juga mengandung asam folat, zat besi, kalsium, seng, dan mineral lain," ujar Elizabeth Somer, MA, RD, penulis Eat Your Way to Happiness, dikutip dari HaiBunda.
Selain itu, kata Somer, kedelai juga mengandung tinggi serat dan sumber asam lemak omega-3. Mengonsumsi kedelai selama masa kehamilan juga diketahui bisa mencegah depresi selama hamil. Berdasarkan sebuah studi di European Journal of Nutrition tahun 2018, kedelai bisa meningkatkan suasana hati seseorang.
Namun, apakah benar mengonsumsi kedelai saat hamil bisa membuat kulit bayi putih?
Menurut dokter spesialis kandungan dr Fredrico Patria, SpOG, hal tersebut ternyata hanya mitos. Disebutkan, kulit bayi tidak bisa berubah hanya dengan dipengaruhi makanan.
"Makanan tidak berpengaruh pada kulit bayi dalam kandungan," tutur dr Fredrico dalam buku Dahsyatnya Hamil Sehat dan Normal.
Di sisi lain, memang terdapat sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi warna kulit bayi saat dilahirkan. Apa saja faktornya?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://movieon28.com/movies/harry-potter-and-the-philosophers-stone/
Sindrom Langka Guillain Barre di Balik Lumpuhnya Guru Susan Usai Vaksin Corona
Seorang guru di Sukabumi, Susan, mengalami kelumpuhan sehabis menerima vaksinasi COVID-19. Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyebut Guru Susan mengidap sindrom langka Guillain Barre Syndrome (GBS).
Sindrom langka yang menyerang saraf ini menyebabkan otot-otot di tubuh melemah, bahkan hingga lumpuh. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi banyak kasus dikaitkan dengan infeksi virus maupun bakteri.
Beberapa fakta yang terangkum adalah sebagai berikut.
Berkaitan dengan vaksin?
Komnas KIPI menyatakan, tidak ada cukup bukti untuk mengaitkan Guillain Barre Syndrome yang diidap Guru Susan dengan vaksinasi COVID-19. Sindrom ini juga beberapa kali ditemukan dalam penelitian vaksin, termasuk vaksin flu maupun COVID-19, namun peluangnya tidak berbeda secara signifikan dibandingkan yang tidak divaksin.
Imbauan Kemenkes
Perwakilan Komda KIPI Jabar Rodman Tarigan mengaku sulit mengetahui riwayat GBS yang diidap Guru Susan melalui screening. Tidak adanya gejala yang muncul secara langsung menjadi kendala utamanya.
"Dia datang dalam kondisi sehat, tapi sudah terpapar oleh sesuatu, inflamasi yang ternyata setelah divaksinasi muncul kondisi tersebut," jelasnya.
Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan Guillain-Barre Syndrome disebabkan oleh virus lain dan bukan karena vaksinasi COVID-19. Karenanya, ia mengimbau untuk tidak cemas berlebihan.
"Ini sudah berbeda perjalanan penyakitnya," kata dr Nadia.