Terlalu banyak melakukan aktivitas saat masa kehamilan kerap kali membuat perut menjadi terasa kencang. Biasanya, kondisi ini menjadi pemicu kontraksi palsu atau Braxton Hicks, yakni kondisi perut kencang yang terjadi secara tidak teratur atau hilang timbul.
Kontraksi palsu tersebut umumnya mulai dirasakan pada usia kehamilan 20 minggu dan sering kali terjadi ketika ibu hamil kelelahan lantaran terlalu banyak melakukan aktivitas berat.
Penyebab lain yang bisa menyebabkan kondisi kontraksi palsu adalah ketika ibu hamil terlalu banyak berdiri. Saat kontraksi palsu terjadi, biasanya terjadi dalam waktu singkat dan bisa terasa setiap jam.
Selama kondisi tersebut muncul, ibu hamil juga biasanya akan merasakan bagian perut dari pinggang ke depan terasa kram. Pada usia kehamilan yang memasuki 34 minggu, kontraksi yang kencang dan tidak teratur ini bisa menjadi teratur.
Pada kondisi kontraksi menjadi teratur tersebut, ibu hamil akan mendapati bercak darah yang menjadi tanda persalinan. Namun, tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi palsu. Angka kejadian kondisi tersebut biasanya ditemukan pada wanita yang sering beraktivitas selama hamil.
Penyebab kontraksi palsu
Kontraksi palsu bisa disebabkan lantaran ibu hamil terlalu banyak bergerak selama masa kehamilan. Kelelahan juga bisa menjadi penyebab lain mengapa kontraksi palsu muncul.
Lebih lanjut, kontraksi palsu juga bisa disebabkan oleh aktivitas seksual selama hamil. Sebab, sperma yang masuk ke dalam organ intim ibu hamil mengandung cairan atau zat prostaglandin yang bisa memicu kontraksi palsu.
Meski berhubungan seksual selama masa kehamilan tidak ada salahnya, sebaiknya pria membuang sperma di luar sebelum mencapai klimaks untuk mencegah terjadinya kontraksi palsu.
Tips mengatasi kontraksi palsu
Ketika kontraksi palsu terjadi, ibu hamil dapat mengatasi kondisi tersebut dengan sejumlah cara, yaitu:
Mengurangi aktivitas berat atau jangan terlalu banyak bergerak
Cukup bersantai apabila kontraksi palsu mulai dirasakan
Jangan memijat daerah yang kontraksi karena bisa membahayakan kandungan
Tidur dengan posisi miring ke kiri untuk mengurangi rasa sakit saat kontraksi
Berendam atau mandi air hangat.
Dengan mengurangi aktivitas berat, maka kontraksi palsu bisa hilang dengan sendirinya. Jika kontraksi terjadi secara teratur dan terasa semakin sakit hingga keluar lendir darah, maka sebaiknya segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Lalu, bagaimana cara membedakan kontraksi palsu dan tanda melahirkan?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://indomovie28.net/movies/mr-vampire/
Jepang Akan Perpanjang Status Darurat Corona, Jumlah Pasien Kritis Cetak Rekor
Jepang berencana memperpanjang status darurat Corona di Tokyo dan daerah perkotaan besar lainnya. Status darurat Corona sebelumnya mulai berlaku sejak 25 April 2021 saat kasus COVID-19 kembali meningkat.
Rencananya, setelah 11 Mei, pemerintah setempat akan tetap menerapkan status darurat COVID-19 demi menekan lonjakan kasus. Namun, belum diketahui persis berapa lama status darurat COVID-19 diperpanjang dan ketentuan pembatasan seperti apa yang berlaku.
Seperti sejumlah negara lainnya, kasus COVID-19 di Jepang kembali meledak. Per kemarin, ada penambahan 4.764 kasus, sehingga total akumulatif positif COVID-19 mencapai 607.626 kasus.
Di bawah status darurat Corona, Tokyo dan daerah perkotaan lain menutup restoran, bar, dan tempat karaoke. Begitu pula dengan toserba besar hingga bioskop, penutupan ini juga berlaku pada acara olahraga besar.
Wacana perpanjangan status darurat Corona dikhawatirkan membuat olimpiade Tokyo di musim panas yang rencananya digelar 23 Juli lantas batal.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan bertemu dengan menteri senior pemerintah pada hari Rabu untuk membahas pertimbangan perpanjangan. Kabar ini juga menyusul data jumlah pasien COVID-19 bergejala kritis yang mencetak rekor per 2 Mei 2021.
Ada 1.050 kasus pada hari Minggu, naik 30 dari hari sebelumnya, ketika negara itu bergulat dengan gelombang baru virus Corona. Rekor sebelumnya tercatat sebanyak 1.043 kasus pada 27 Januari ketika sekitar dua belas prefektur berada di bawah keadaan status darurat COVID-19 kedua.
Lonjakan kasus serupa terjadi Malaysia, yang memicu peningkatan hunian RS. Penyebabnya disebut Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah dikarenakan pandemic fatigue. Artinya, masyarakat sudah lelah pada pandemi Corona yang tak kunjung usai.
"Selain itu, aturan dilonggarkan, sektor ekonomi dibuka kembali, diadakan temu massal. Ini berkontribusi terhadap lonjakan kasus di mana-mana," kata dia.