Sabtu, 29 Mei 2021

Satgas Angkat Bicara Soal Isu Vaksin COVID-19 Mengandung Magnet

 Belakangan ini, isu soal vaksin COVID-19 yang mengandung magnet sedang ramai diperbincangkan. Hal ini muncul setelah sebuah video yang viral di media sosial.

Video tersebut disertai dengan narasi menyesatkan yang mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang disuntikkan mengandung microchip bermagnet. Sehingga ini bisa membuat koin menempel pada kulit manusia.


Menanggapi hal ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin Corona yang tengah diberikan saat ini sama sekali tidak mengandung magnet.


"Perlu diketahui, bahwa vaksin tidak mengandung magnet," tegas Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Jumat (28/5/2021).


"Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya, sehingga menimbulkan daya magnet," lanjutnya.


Melihat isu ini, Prof Wiku mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima pada sumber yang kredibel. Jika itu terjadi, sama saja dengan menyebarluaskan berita bohong atau hoax.


"Kesalahan kita dalam menyebarkan informasi yang belum diverifikasi sama saja dengan menyebar berita bohong atau hoax dan ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi di Indonesia," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/vice-and-virtue/


Kapan Anak-anak di RI Divaksin COVID-19? Ini Kata Satgas


 Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan pemerintah Indonesia tak menutup kemungkinan soal vaksinasi Corona pada anak.

Ia menyebutkan, banyak negara yang belum melakukan vaksinasi COVID-19 disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya, kasus Corona pada anak cukup rendah dibandingkan proporsi infeksi di usia dewasa.


"Untuk saat ini, Indonesia masih berfokus melakukan vaksinasi kepada kelompok rentan yaitu dilihat dari kontribusi terbesar pada kasus nasional, dan secara statistik didominasi oleh usia di atas 19 tahun," Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Jumat (28/5/2021).


"Sedangkan persentase kontribusi kasus positif pada anak, antara umur 0 sampai dengan 18 tahun tidak sampai dengan 10 persen," tambahnya.


Selain itu, ia juga mengatakan, ke depannya tidak menutup kemungkinan dan secara bertahap populasi anak-anak akan mendapatkan vaksinasi karena sesuai dengan amanah pak Presiden, untuk berupaya keras setiap orang mendapatkan haknya untuk divaksin.


4 Hari Berturut-turut Cetak Rekor Kasus Baru, Malaysia Didesak Lockdown Nasional


Lagi-lagi COVID-19 di Malaysia mencetak rekor penambahan kasus terbanyak. Ini adalah hari keempat negara itu secara berturut-turut mencatatkan rekor kasus baru Corona.

Dikutip dari Malay Mail, Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan ada sebanyak 8.290 kasus Corona yang terkonfirmasi di Malaysia pada hari ini, Jumat (28/5/2021).


Berikut detail perkembangan rekor kasus harian Corona di Malaysia sejak 25 Mei 2021:


25 Mei: 7.289 kasus

26 Mei: 7.478 kasus

27 Mei: 7.857 kasus

28 Mei: 8.290 kasus.

Dengan penambahan kasus hari ini, total kasus Corona di Malaysia sudah mencapai 549.514 kasus.


Selangor masih menjadi penyumbang COVID-19 harian tertinggi di Malaysia, yakni 2.052 kasus. Kemudian disusul Kelantan dengan 851 kasus dan Kuala Lumpur 830 kasus.


Sebelumnya penguasa Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia untuk mempertimbangkan kebijakan lockdown secara nasional. Hal ini untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin parah di Malaysia.


"Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini. Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah, untuk memutuskan rantai penularan," kata Sultan Ibrahim, Rabu (26/5/2021), dikutip dari CNA.


"Oleh karena itu, harus ada disiplin di seluruh jajaran agar semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk melakukan lockdown untuk mencegah hal terburuk terjadi pada kita semua. Pemerintah juga harus mempertimbangkan lockdown penuh, jika angka COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," tuturnya.

https://trimay98.com/movies/le-mans/

Polemik Ustaz Khalid Larang Nyanyi Indonesia Raya, PBNU Minta Umat Tahan Diri

  Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud meminta publik menahan diri terkait ramai beredarnya video ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang berisi larangan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Marsudi menilai belum tentu Ustaz Khalid melarang untuk menyanyikan lagu kebangsaan.

"Itu kan belum tentu juga melarang (menyanyikan Indonesia Raya). Menurut saya, teorinya, bagi yang belum bisa menyanyikan Indonesia Raya, ya diajari. Bagi yang belum mau, ya diajak. Bagi yang masih benci, ya dikasih tahu, mestinya sikap kita begitu," kata Marsudi saat dihubungi, Sabtu (29/5/2021).


"Nggak usah dengan hanya kalimat begitu kemudian jadi persoalan," imbuhnya.


Marsudi turut menyoroti video ceramah Ustaz Khalid yang dipotong dan diributkan banyak orang. Dia berharap publik bersabar dan mencari tahu kebenaran terkait potongan video Ustaz Khalid tersebut.


"Ya sabar, jangan bikin ribut. Sabar tapi juga mendidik, jangan dipotong cuma kayak begitu," ungkap Marsudi.


"Nggak usah dibikin jadi permusuhan intinya, tapi diajak yang belum bisa diajak," tambahnya.


Sebelumnya, Ustaz Khalid Basalamah mengklarifikasi soal potongan video ceramah dirinya pada 2017 yang viral di media sosial dan menuai kontroversi. Potongan video ceramah itu mengenai larangan menyanyikan lagu wajib nasional Indonesia Raya.


Dalam video yang beredar viral, Khalid Basalamah membacakan pertanyaan dari salah seorang penanya. Sang penanya saat itu menanyakan agenda rutin di sekolah anaknya, yakni menyanyikan lagu Indonesia Raya.


Sang penanya khawatir anaknya ditegur guru bila tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kala itu, Ustaz Basalamah menjawab:


"Saran saya, nggak usah ikut! Nggak usah ikut (menyanyikan Indonesia Raya)," kata Ustaz Khalid Basalamah dalam potongan video tersebut.


Dalam klarifikasinya, Ustaz Khalid mengaku saat itu tengah membahas keluhan si penanya, bukan membahas syair Indonesia Raya. Ia memahami bahwa lagu Indonesia Raya diciptakan para pahlawan untuk memberikan motivasi kepada setiap generasi bangsa agar siap berjuang.


"Saya pribadi sangat memahami masalah itu dan kalau bukan karena mencintai dan memperjuangkan negeri tercinta Indonesia, maka mungkin kami tidak akan selalu mengadakan live setiap hari menyampaikan agama Allah dan agama Allah itu isinya kebaikan," kata Ustaz Khalid dalam akun YouTube Khalid Basalamah Official, seperti dilihat detikcom, Sabtu (29/5).


"Dengan cuplikan ini, saya berharap isu yang sedang tersebar yang menyatakan bahwasanya kesannya 'saya ini melarang mengikuti nyanyian atau lantunan syair Indonesia Raya' ini bisa dipahami dengan akal yang sehat," lanjutnya.

https://trimay98.com/movies/robinson-and-his-tempestuous-slaves/


Satgas Angkat Bicara Soal Isu Vaksin COVID-19 Mengandung Magnet


Belakangan ini, isu soal vaksin COVID-19 yang mengandung magnet sedang ramai diperbincangkan. Hal ini muncul setelah sebuah video yang viral di media sosial.

Video tersebut disertai dengan narasi menyesatkan yang mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang disuntikkan mengandung microchip bermagnet. Sehingga ini bisa membuat koin menempel pada kulit manusia.


Menanggapi hal ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa vaksin Corona yang tengah diberikan saat ini sama sekali tidak mengandung magnet.


"Perlu diketahui, bahwa vaksin tidak mengandung magnet," tegas Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Jumat (28/5/2021).


"Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya, sehingga menimbulkan daya magnet," lanjutnya.


Melihat isu ini, Prof Wiku mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima pada sumber yang kredibel. Jika itu terjadi, sama saja dengan menyebarluaskan berita bohong atau hoax.


"Kesalahan kita dalam menyebarkan informasi yang belum diverifikasi sama saja dengan menyebar berita bohong atau hoax dan ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi di Indonesia," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/rings/