Rabu, 02 Juni 2021

Fakta Baru Virus Corona dari Anjing yang Ditemukan di Malaysia

 Para ahli mengatakan tidak perlu khawatir terhadap virus Corona yang ditularkan anjing (Canine Coronavirus) yang ditemukan pada spesimen pasien pneumonia di Sarawak, Malaysia. Menurut ahli imunologi veteriner Universitas Putra Malaysia (UPM) Dr Farina Mustaffa Kamal, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya penularan antarspesies.

"Kita perlu memiliki lebih banyak penelitian untuk benar-benar melihat adanya penularan virus Corona anjing ke manusia," kata Dr Farina yang dikutip dari Malay Mail, Rabu (2/6/2021).


"Jadi, tidak cukup meyakinkan untuk menyatakan bahwa itu adalah penularan (virus) dari anjing ke manusia," lanjutnya.


Dr Farina mengatakan sejauh ini penelitian menunjukkan virus Corona tersebut hanya bisa tumbuh pada anjing. Hal itu yang membuatnya membutuhkan lebih banyak penelitian sebelum menyimpulkannya.


Ia juga menanggapi sebuah laporan yang berjudul 'Virus Corona Baru Terdeteksi Pada Pasien di Rumah Sakit Malaysia: The Source May Be Dogs' yang dipublikasi oleh National Public Radio AS. Dr Farina menekankan bahwa penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya penularan antara anjing peliharaan dan manusia.


Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat yang membaca laporan tersebut untuk tidak panik dan mengambil kesimpulan sendiri tanpa penelitian yang jelas.

Tidak mudah menular

Ahli mikrobiologi klinis konsultan UPM Prof Zamberi Sekawi mengatakan semua spesies hewan punya virus masing-masing, termasuk anjing dan kucing. Ia menekankan bahwa di banyak kasus virus Corona tidak bisa menyebrang antarspesies tanpa adaptasi atau mutasi yang signifikan.


"Jadi tidak mudah (virus) berpindah dari satu spesies ke spesies lain, artinya virus Corona pada manusia tidak serta merta menginfeksi kucing dan anjing dengan mudah," jelasnya.


"Kami tidak hanya berbicara tentang paparan anjing, banyak orang terpapar hewan di seluruh dunia, terutama kelelawar dan satwa liat lainnya. Ini adalah potensi ancaman bagi manusia," lanjut Prof Zamberi.


Tidak berkaitan dengan COVID-19

Presiden Universitas Sunway Prof Sibrandes Poppema menekankan bahwa Coronavirus anjing yang ditemukan di Sarawak tidak berkaitan dengan SARS-CoV-2 yang menjadi pandemi di dunia. Belum ada bukti yang menghubungkan keduanya, karena urutan genetik mereka memiliki kesamaan kurang dari 50 persen.


"Namun, temuan tersebut mengkonfirmasi sekali lagi bahwa virus bisa menular dari hewan ke manusia. Untuk itu perlu lebih banyak pengujian pada jenis virus yang berkaitan dengan pneumonia, terutama di daerah tempat penularan bisa terjadi, salah satunya di peternakan," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/headshot/


Termasuk Sinovac, Ini Daftar Vaksin COVID-19 yang Telah Direstui WHO


 Beberapa jenis vaksin COVID-19 yang ada saat ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan dunia (WHO). Ini memastikan bahwa vaksin tersebut telah memenuhi standar persyaratan internasional terkait keamanan, efikasi atau keampuhan, serta manufaktur vaksin.

EUL dan emergency use authorization (EUA) memiliki prinsip yang hampir mirip. Bedanya, EUL merupakan mekanisme uji kelayakan dan keamanan suatu obat atau vaksin yang dilakukan WHO.


Sementara EUA, biasanya diberikan oleh regulator obat dari masing-masing negara. Di Indonesia misalnya, EUA akan diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Meski hampir mirip, EUL memiliki peran yang lebih penting. Pasalnya, terdapat isu soal warga yang akan melakukan ibadah haji dan umroh harus divaksinasi dengan vaksin COVID-19 yang terverifikasi WHO.


Berikut beberapa vaksin COVID-19 yang telah mendapat EUL yang dirangkum detikcom.


1. Pfizer-BioNTech

Vaksin Corona Pfizer telah mendapatkan EUL pada 31 Desember 2020 lalu. Ini menjadi jenis vaksin COVID-19 pertama yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari WHO dan bisa didistribusikan ke sejumlah negara.


Pfizer mendapat EUL karena dianggap sudah memenuhi standar WHO. Artinya, vaksin tersebut dinilai cukup aman dan memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada risikonya.

https://kamumovie28.com/movies/shy-spirit/

Viral Diidap Sekeluarga Di Asahan, Kenali Sindrom Langka Treacher Collins

 Baru-baru ini viral di TikTok sekeluarga mengidap sindrom langka yaitu Treacher Collins Syndrome. Video mereka tengah menari mendapat banyak respons dari netizen.

Pemilik akun TikTok @suryamanurun9, Syarif Ali Surya Manurung (27) yang berasal dari Kabupaten Asahan, tak menyangka jika video yang dibuat dirinya dengan keluarga berakhir viral. Ia juga bercerita, tak pernah minder dengan kelainan yang membuat dirinya dan keluarga memiliki bentuk wajah yang berbeda.


Apa sebenarnya Treacher Collins Syndrome?

Dikutip dari Web MD, Treacher Collins Syndrome merupakan kondisi langka saat bayi terlahir dengan kelainan bentuk telinga, kelopak mata, tulang pipi, dan tulang rahang.


Sindrom langka ini diketahui tidak ada obatnya, tetapi bisa dilakukan operasi. Treacher Collins Syndrome disebabkan oleh gen abnormal yang mempengaruhi bagaimana bentuk wajah.


Setidaknya, TCS mempengaruhi sekitar satu dari setiap 50 ribu bayi yang lahir. TCS selalu bersifat genetik tetapi biasanya tidak diwariskan.


Ada sekitar 60 persen dari anak-anak yang mengidap sindrom langka ini tidak diwariskan dari orang tuanya. Sementara 40 persen kasus lainnya, anak mendapatkan penyakit Treacher Collins Syndrome dari orang tua.


Bagaimana ciri-cirinya?

Ciri-ciri fisik pengidap Treacher Collins Syndrome cukup bervariasi. Meski di beberapa kasus kondisinya cukup ringan, adapula yang mengalami kondisi parah. Berikut tanda-tandanya.


Wajah datar, cekung, atau terlihat sedang sedih

Tulang pipi terlalu kecil

Mata yang miring ke bawah

Jaringan kelopak mata hilang

Takik di kelopak mata bawah

Celah langit-langit (lubang di langit-langit mulut)

Jalan napas tidak normal

Rahang atas dan bawah kecil

Telinga yang tidak berbentuk atau hilang

Pertumbuhan kulit di depan telinga

Bagaimana bahayanya?

Di beberapa kasus, kondisi ini dapat membuat sulit bernapas, tidur, makan, dan mendengar. Bisa juga muncul masalah pada gigi dan mata kering yang menyebabkan infeksi.


Para pengidap Treacher Collins Syndrome juga kerap diterpa masalah hubungan sosial. Kemungkinan membutuhkan konseling dengan terapis.


Hal ini juga dialami Syarif yang mengaku kerap dibully.


"Kalau dibully pasti sering. Tapi nggak pernah masuk ke hati, kami jadikan semangat dan motivasi saja. Mungkin mereka belum kenal dengan kita," kata Surya.

https://kamumovie28.com/movies/a-stranger-of-mine/


Fakta Baru Virus Corona dari Anjing yang Ditemukan di Malaysia


Para ahli mengatakan tidak perlu khawatir terhadap virus Corona yang ditularkan anjing (Canine Coronavirus) yang ditemukan pada spesimen pasien pneumonia di Sarawak, Malaysia. Menurut ahli imunologi veteriner Universitas Putra Malaysia (UPM) Dr Farina Mustaffa Kamal, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya penularan antarspesies.

"Kita perlu memiliki lebih banyak penelitian untuk benar-benar melihat adanya penularan virus Corona anjing ke manusia," kata Dr Farina yang dikutip dari Malay Mail, Rabu (2/6/2021).


"Jadi, tidak cukup meyakinkan untuk menyatakan bahwa itu adalah penularan (virus) dari anjing ke manusia," lanjutnya.


Dr Farina mengatakan sejauh ini penelitian menunjukkan virus Corona tersebut hanya bisa tumbuh pada anjing. Hal itu yang membuatnya membutuhkan lebih banyak penelitian sebelum menyimpulkannya.


Ia juga menanggapi sebuah laporan yang berjudul 'Virus Corona Baru Terdeteksi Pada Pasien di Rumah Sakit Malaysia: The Source May Be Dogs' yang dipublikasi oleh National Public Radio AS. Dr Farina menekankan bahwa penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya penularan antara anjing peliharaan dan manusia.


Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat yang membaca laporan tersebut untuk tidak panik dan mengambil kesimpulan sendiri tanpa penelitian yang jelas.

https://kamumovie28.com/movies/ghosts-of-war-2/