Satu keluarga di Asahan yang mengidap Treacher Collins Syndrome mendadak viral usai mengunggah video TikTok tengah menari. Videonya sudah dilihat lebih dari 26 juta orang dalam tiga hari terakhir.
"Itu video pertama yang bertiga. Kami iseng saja, besoknya saya lihat yang nonton sudah puluhan ribu, jadi viral," kata Surya, pemilik akun, kepada wartawan.
Dalam video viral, ada dua saudara kandung lain Surya yang mengalami kelainan bentuk wajah berbeda. Dikutip dari Healthline, Treacher Collins Syndrome juga bisa memicu beberapa komplikasi, bahkan hingga mengancam jiwa. Apa saja?
1. Masalah pernapasan
Treacher Collins Syndrome juga bisa memicu saluran pernapasan menjadi tak normal dan menyebabkan masalah pernapasan. Ada kemungkinan harus memasukkan tabung pernapasan ke tenggorokan atau memasukkannya melalui pembedahan ke dalam trakea.
2. Sleep apnea
Saluran udara yang tersumbat atau kecil dapat menyebabkan pengidap Treacher Collins Syndrome mengalami henti napas saat mereka tidur dan kemudian terengah-engah, atau mendengkur.
Sleep apnea dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan, agresi, hiperaktif, gangguan masalah memori, dan kesulitan belajar.
3. Infeksi mata
Karena bentuk kelopak mata mengalami kelainan, sangat mungkin mata pengidap Treacher Collins Syndrome mengering dan terinfeksi.
5. Gangguan pendengaran
Setidaknya setengah dari orang yang mengidap Treacher Collins Syndrome akan memiliki masalah pendengaran.
Saluran telinga dan tulang kecil di dalam telinga tidak selalu terbentuk dengan benar dan mungkin tidak mengirimkan suara dengan benar.
6. Masalah berbicara
Pengidap Treacher Collins Syndrome mungkin merasa sulit untuk belajar berbicara karena gangguan pendengaran, serta bentuk rahang dan mulutnya.
Banyak yang bertanya mengapa kondisi ini bisa terjadi. Ada beberapa orang yang berisiko menurunkan sindrom langka Treacher Collins seperti berikut.
Apa penyebab atau pemicu sindrom langka ini?
Dapat diwariskan dari salah satu orang tua yang mengidap Treacher Collins Syndrome atau hasil mutasi baru.
Jika kamu adalah orang dewasa dengan TCS, kamu memiliki peluang 50 persen untuk mewariskan gen tersebut kepada setiap anak yang dilahirkan.
Jika dua orang dewasa masing-masing membawa gen yang cacat, seorang anak yang lahir dari orang tua tersebut memiliki peluang 25 persen untuk mengidap penyakit TCS, 50 persen kemungkinan menjadi carrier, dan 25 persen lainnya kemungkinan tidak memiliki penyakit tersebut.
https://kamumovie28.com/movies/spiritual-trinity/
Corona Disebut Pertama Kali Muncul di Italia, WHO Minta Kaji Ulang
- Asal usul Corona kembali menjadi perdebatan usai teori laboratorium Wuhan menjadi sumber pandemi COVID-19 disinggung peneliti Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belakangan menilai pencarian asal usul Corona diracuni kepentingan politik.
Sebelum WHO melakukan investigasi ke China, asal usul Corona sempat disebut berawal di Italia. Hal ini berdasarkan temuan antibodi SARS-CoV-2 pada warga Italia di Oktober 2019 silam.
WHO kini meminta pengkajian ulang sampel penelitian tersebut.
"Sampel dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa virus Corona telah beredar di luar China pada Oktober 2019 telah diuji ulang atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata dua ilmuwan yang memimpin penelitian Italia tersebut.
"WHO sedang melakukan kontak dengan para peneliti yang telah menerbitkan makalah asli. Sebuah kolaborasi dengan laboratorium mitra telah dibentuk untuk pengujian lebih lanjut," kata juru bicara WHO, dikutip dari Reuters.
Juru bicara WHO mengaku laporan tindak lanjut pengujian ulang asal usul Corona di Italia rencananya terbit dalam waktu dekat. Menurutnya, PBB sudah menghubungi semua peneliti yang memberikan informasi terkait data kasus Corona SARS-Cov-2 yang dikumpulkan pada 2019 silam, tetapi belum disimpulkan hasilnya.
Temuan para peneliti ini dimuat dalam jurnal ilmiah INT, Tumori Journal. Disebutkan, antibodi SARS-CoV-2 ada dalam darah yang diambil dari sukarelawan sehat di Italia pada Oktober 2019 selama uji coba skrining kanker paru-paru.
Sebagian besar sukarelawan berasal dari Lombardy, wilayah utara di sekitar Milan, Italia, yang menjadi wilayah pertama paling parah terdampak COVID-19.