Rabu, 09 Juni 2021

Mengenal Omeprazole, Obat untuk Mengatasi Gangguan Lambung

 Omeprazole biasa digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan akibat asam lambung. Dikutip dari halaman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), omeprazole bisa diberikan untuk masalah tukak lambung, tukak duodenum, refluks esofagitis, dan lain-lain.

Obat omeprazole bekerja dengan cara menghambat produksi asam lambung. BPOM menyebut omeprazole sebagai penghambat pompa proton.


Dosis omeprazole

Biasanya obat omeprazole diberikan secara oral atau injeksi intravena. Orang dewasa dan anak-anak dapat memanfaatkan omeprazole dengan dosis berbeda-beda sesuai dengan gejalanya.


Berikut dosis obat omeprazole yang dianjurkan BPOM berdasarkan gejala:


1. Penyakit asam lambung (GERD): 20-40 mg per hari

2. Tukak lambung: 20 mg per hari selama 4-8 minggu

3. Tukak duodenum (usus): 20 mg per hari selama 4-8 minggu

Efek samping omeprazole

Obat omeprazole 20 mg dapat dengan mudah dijumpai di toko obat atau lapak online. Hanya saja perlu diketahui bahwa omeprazole harus dikonsumsi sesuai resep dokter.


Ada risiko efek samping bila menggunakan obat omeprazole sembarangan. Efek omeprazole berbahaya mulai dari:


1. Gangguan fungsi hati

2. Halusinasi

3. Alopesia (kerontokan rambut)

4. Impotensi

5. Agitasi

6. Ginekomastia (pembesaran jaringan payudara pada laki-laki).

7. Stomatitis (peradangan pada jaringan mulut)

"Penghambat pompa proton sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati, kehamilan, dan menyusui," tulis BPOM.


Dijelaskan juga bahwa penggunaan obat omeprazole kemungkinan menutupi gejala kanker lambung. Karena itu disarankan dokter terlebih dahulu memperhatikan tanda gejala berbahaya mulai dari turunnya berat badan, muntah berulang, kesulitan menelan, hingga muntah dan berak berdarah.


"Pada kasus-kasus seperti ini, penyakit kanker lambungnya sebaiknya dipastikan terlebih dahulu sebelum dimulai pengobatan dengan penghambat pompa proton," ungkap BPOM.

https://tendabiru21.net/movies/the-14-amazons/


Pemicu Kanker Payudara yang Wajib Dipahami Wanita, Tak Melulu karena Genetik


Seiring pertambahan usia, semakin tinggi risiko wanita terkena kanker payudara. Berdasarkan data, kanker ini paling banyak dialami oleh wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah mengalami menopause.

Kabar baiknya, kanker payudara adalah jenis kanker dengan harapan sembuh yang besar. Mengacu pada American Cancer Society (ACS), kemungkinan setiap wanita meninggal akibat kanker payudara adalah sekitar 1 dari 38 (2,6%).


Kerap dikhawatirkan, kanker payudara adalah penyakit genetik, terlepas dari faktor gaya hidup dan pola makan. Biasanya, wanita yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker payudara atau kanker ovarium disebut berisiko tinggi terkena kanker payudara.


Umumnya, gejala kanker payudara berupa sakit pada area payudara dan ketiak, perubahan siklus bulanan, perubahan warna puting, hingga keluar cairan dari puting yang terkadang berdarah.


Gejala lainnya yakni puting terlihat cekung, perubahan bentuk dan ukuran payudara, serta pengelupasan kulit di area puting dan payudara.


Tak melulu disebabkan faktor genetik, jenis kanker yang paling banyak dialami wanita ini pula berpotensi besar dipicu gaya hidup. Dikutip dari National Health Service Inggris (NHS), berikut beberapa gaya hidup pemicu kanker payudara yang bisa dihindari para wanita:


1. Obesitas

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah salah satu pemicu terbesar kanker payudara. Tak jarang, wanita yang telah berusia acuh tak acuh soal asupan makan. Padahal bukan cuma perihal barat badan, salah risiko terbesarnya adalah kanker payudara.


Terlebih, jika pengidap obesitas telah mengalami menopause. Pasalnya, semakin parah obesitas pasca menopause, semakin berlebih estrogen diproduksi.


2. Konsumsi alkohol

Bukan lagi rahasia, alkohol memiliki sederet imbas pada tubuh. Salah satu risiko terbesarnya, yakni kanker payudara.


Penelitian oleh National Cancer Institute (NCI) menunjukan, wanita dengan konsumsi alkohol yang rutin memiliki risiko kanker payudara jauh lebih besar dibandingkan yang jarang dan tidak minum sama sekali.


3. Paparan radiasi

Prosedur medis seperti sinar-X dan CT scan menggunakan radiasi. Pada kadar penggunaan tertentu, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.


Pada pasien wanita yang menjalani radioterapi di area dada untuk limfoma Hodgkin, tak ada salahnya melakukan check up lebih lanjut untuk melihat potensi kanker payudara.

https://tendabiru21.net/movies/hapkido/

Kapok! Anggap COVID-19 Konspirasi, Pria Ini Hampir Meninggal Usai Tertular

  Seorang pria berusia 34 tahun hampir meninggal usai terinfeksi COVID-19 yang dianggapnya sebagai teori konspirasi belaka. Sampai saat ini, ia masih dirawat di rumah sakit selama hampir lima bulan.

Pria bernama Graham Horsfall itu pertama kali dirawat di RS Warrington sejak 16 Januari lalu, setelah tertular virus Corona dan hampir tidak bisa berjalan. Meski tidak memiliki penyakit penyerta, ia diprediksi hanya memiliki peluang sebesar 16 persen untuk bertahan hidup.

https://tendabiru21.net/movies/the-imperial-swordsman/


Sebelum tertular COVID-19, Horsfall beserta keluarganya menganggap penyakit tersebut sebagai teori konspirasi. Ia berpikir itu hanya bagian dari rencana pemerintah untuk menahan semua orang untuk tetap berada di rumah.


"Saya dan anggota keluarga saya mengatakan di Facebook bahwa itu semua (COVID-19) konspirasi dan rencana pemerintah untuk menahan kita semua di dalam rumah dan mengatur ulang ekonomi," kata Horsfall yang dikutip dari Sky News, Selasa (8/6/2021).


Mulai mengalami gejala

Hingga pada Januari lalu, ayah dua anak tersebut harus mengisolasi diri di rumah setelah salah satu rekannya tertular COVID-19. Tetapi, tiga hari kemudian kondisi Horsfall semakin memburuk, 'terengah-engah', dan langsung dibawa ke rumah sakit.


"Tiba-tiba saya tidak bisa bernapas. Itu benar-benar menakutkan," ujar Horsfall.


"Saya panik saat itu. Hal terakhir yang saya lakukan adalah mentransfer uang kepada istri saya karena kondisinya sudah tidak baik," imbuhnya.


Bergantung hidup dengan mesin

Saat di rumah sakit, ia harus menggunakan ventilator dan dibius. Horsfall mengatakan saat itu hidupnya sudah bergantung pada mesin-mesin medis yang ada di RS.


Selama itu, Horsfall merasa ketakutan dan berpikir apa bisa pulih dari kondisi yang tengah dialaminya. Sampai akhirnya ia baru sadar pada pertengahan Februari, dengan kondisi yang semakin memburuk dan merasa bingung serta linglung.


Horsfall juga harus menjalani pembedahan untuk memasang pipa untuk saluran udara atau trakeotomi dan mengalami kelumpuhan otot. Saat itu ia hanya bisa menggerakkan satu tangannya saja.


"Saya tidak bisa menggerakkan lengan yang lain, tidak bisa menggerakkan kaki, menggerakkan tubuh. Saya benar-benar lumpuh," katanya.


Mulai membaik

Horsfall juga tidak bisa berbicara karena pipa trakeotominya. Ia baru bisa berbicara lagi pada 12 Maret setelah pipa tersebut dilepas dari tubuhnya.


Setelah empat bulan dirawat di ruang ICU, pada 25 Mei 2021 Hofsfall akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Ia mengungkapkan bahwa otot-ototnya kaku karena kurang bergerak, sehingga harus menjalani rehabilitasi dan fisioterapi setiap hari.


"Saya berjalan dengan alat bantu. Karena COVID-19, mungkin jarak terjauh yang saya masih bisa tempuh sekitar 15 meter saja. Setelahnya, saya merasa terengah-engah karena COVID-19 telah merusak paru-paru," jelas Horsfall.


Selama Horsfall dirawat, istrinya juga sempa tertular virus Corona dan mengalami gejala yang ringan. Itu membuatnya tidak bisa mengunjungi Horsfall di rumah sakit selama beberapa hari.


Baru-baru ini, Horsfall sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertamanya. Ia melakukannya karena ia takut tidak akan selamat dan tertular virus lagi.


"Saya pikir mereka harus berhati-hati. Anda tidak akan bisa menyingkirkan (virus). Virus itu akan kembali lagi saat ia berevolusi dan bermutasi sebagai penyakit," pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/emmanuelle-in-space-4-concealed-fantasy/