Rabu, 09 Juni 2021

Miris! Dua Bayi di Pekalongan Meninggal Terpapar COVID-19

 Akibat terpapar COVID-19, dua bayi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meninggal. Keduanya terpapar Corona dari ibunya yang memang sudah terpapar saat hamil.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, saat dihubungi melalui sambungan telponnya, Selasa Sore (08/06) mengatakan, kematian dua bayi akibat terpapar Corona, kini menjadi perhatiannya.

https://tendabiru21.net/movies/a-midsummer-nights-sex-comedy/


"Usia dibawah lima tahun, ada dua bayi yang meninggal. Bayi usia 1 tahun 6 bulan dan 1 tahun 9 bulan. Hasil tracing, bayi dilahirkan dari ibu positif hamil, saat lahir terkontak langsung dengan ibunya," katanya.


"Kalau saya melihatnya adalah dari sisi penularan covid ini kan melalui droplet. Itu yang harus kita pegang. Tetapi kan kita harus ada kajian-kajian terus, membaca-baca berbagai literatur. Nah bayi ini kan jarang terjadi," imbuh Wawan sapaan akrab Setiawan Dwiantoro.


Wawan menyebut, saat ini dari hasil tracingnya, didapat dari klaster keluarga. Menurutnya, bayi sangat rentan dengan masuknya virus-virus, demikian juga dengan daya tahannya masih lemah.


Untuk itu, pihaknya meminta agar orangtua untuk senantiasa mengantisipasi penularan Corona pada bayi dari orang dewasa yang OTG (Orang Tanpa Gejala).


"Misal kalau ada acara tilik bayi, saya menghimbau untuk menerapkan prokes keluarga yang datang, seperti pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, hindari kerumunan," katanya.

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan secara masif bagi ibu hamil yang mendekati HPL, dengan melakukan pemeriksaan dan rapid antigen.


"Untuk ibu hamil yang mendekati masa HPL, itu memang kita lakukan pemeriksaan untuk covidnya dengan rapid antigen kemudian ditindaklanjuti dengan PCR. Itu kami lakukan untuk pencegahan jangan sampai terjadi penularan terhadap bayinya saat melahirkan," ucapnya.


Jika ibu hamil dinyatakan sehat, tidak terpapar, maka persalinan tidak dilakukan di rumah sakit covid.


"Selama ini kita terapkan ibu bayi yang sehat dan normal ada di puskesmas. Ibu hamil dengan positif (OTG), dilakukan persalinan di RSDC (Rumah Sakit Darurat COVID-19)," katanya.


Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dari Januari 2020 hingga Mei 2021, balita yang terpapar Corona sebanyak 25, sedangkan di periode yang sama sebanyak 242 ibu hamil terkonfirmasi COVID-19.


Lebih lanjut, menurut Wawan, kematian COVID-19 di Kabupaten Pekalongan masih rendah. Peringkat tiga besar dari bawah di Jawa Tengah.


"Dari jumlah kematian yang 174 kasus ini paling besar usia di atas 51 tahun, kemudian usia 30-50 tahun, berikutnya ada juga di usia 21-35 tahun, dan usia di bawah 5 tahun. Yang terakhir bayi," katanya.


Sementara itu, disinggung soal Klaster SMA 4 Kota Pekalongan, Wawan mengakui 11 di antaranya warga Kabupaten Pekalongan. Hasil tracing ke keluarga dan tetangganya dari 11 orang yang terpapar Corona dari klaster SMA 4 tersebut, ditemukan 10 kasus tambahan.


"Kita satu hari mendapatkan kasus 11 positif (Klaster SMA 4 Kota Pekalongan), kita melakukan tracking pada keluarga dari Klaster SMA 4 Pekalongan. Hasil tracking pada keluarga, kita ada penambahan 10 kasus," katanya.


"Jadi, ada penambahan 21 kasus dari klaster SMA 4," imbuhnya.


Di Kabupaten Pekalongan sendiri belum tergolong zona merah. Jumlah kasus total ada 3164, dengan angka kesembuhan 2868. Dari angka tersebut, 37 kasus dirawat, 84 isolasi mandiri dan 175 kasus meninggal.

https://tendabiru21.net/movies/the-whirlwind-knight/

Memanas! Ilmuwan China Disebut Ajukan Paten Vaksin COVID Sebelum Pandemi

 Seorang ilmuwan militer asal China dituding telah mengajukan hak paten untuk vaksin COVID-19 sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status pandemi COVID-19. Namun, beberapa minggu setelah itu ia meninggal secara misterius.

Ilmuwan yang diketahui bernama Yusen Zhou bekerja untuk Tentara Pembebasan Rakyat itu mengajukan dokumen hak paten atas nama partai politik China pada 24 Februari 2020 lalu.


Kasus pertama COVID-19 dilaporkan pertama kali di Wuhan pada Desember 2019, sementara WHO belum menyatakan wabah tersebut sebagai pandemi hingga 11 Maret 2020.


Artinya, hak paten vaksin itu diajukan tidak lama setelah China mengakui adanya penularan COVID-19 antarmanusia, dan dua minggu sebelum pandemi diumumkan secara resmi.


"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, menimbulkan pertanyaan apakah pekerjaan (vaksin) ini mungkin telah dimulai jauh lebih awal," kata Profesor Nikolai Petrovsky dari Universitas Flinders yang dikutip dari The Sun, Selasa (8/6/2021).


Diketahui Zhou berhubungan erat dengan para ilmuwan di Wuhan Institute Virology (WIV), termasuk Shi Zhengli yang dijuluki sebagai 'wanita kelelawar'. Namun, naasnya Zhou meninggal secara misterius pada Mei 2020, setelah kurang dari 3 bulan usai dirinya mengajukan paten untuk vaksin tersebut.


Menurut The New York Post, kematian Zhou itu hanya dilaporkan dalam satu laporan media China. Padahal, faktanya Zhou adalah salah satu ilmuwan terkemuka di negara tersebut.


Zhou ini juga diketahui memiliki ikatan kuat dengan Amerika Serikat dan melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh. Hubungan erat antara keduanya itu mendukung data intelijen AS yang dirilis pada Januari lalu, yang mengatakan laboratorium Wuhan sedang melakukan aktivitas militer rahasia.

Meskipun WIV menampilkan dirinya sebagai lembaga sipil, Amerika Serikat telah menetapkan bahwa WIV telah berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China," kata intelijen tersebut, menurut NYPost.


Kini kematian misterius Zhou dilaporkan tengah ditelusuri dalam penelitian baru Presiden AS Joe Biden, terkait dengan asal-usul pandemi.

https://tendabiru21.net/movies/spring-breakdown/


Miris! Dua Bayi di Pekalongan Meninggal Terpapar COVID-19


Akibat terpapar COVID-19, dua bayi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, meninggal. Keduanya terpapar Corona dari ibunya yang memang sudah terpapar saat hamil.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, saat dihubungi melalui sambungan telponnya, Selasa Sore (08/06) mengatakan, kematian dua bayi akibat terpapar Corona, kini menjadi perhatiannya.


"Usia dibawah lima tahun, ada dua bayi yang meninggal. Bayi usia 1 tahun 6 bulan dan 1 tahun 9 bulan. Hasil tracing, bayi dilahirkan dari ibu positif hamil, saat lahir terkontak langsung dengan ibunya," katanya.


"Kalau saya melihatnya adalah dari sisi penularan covid ini kan melalui droplet. Itu yang harus kita pegang. Tetapi kan kita harus ada kajian-kajian terus, membaca-baca berbagai literatur. Nah bayi ini kan jarang terjadi," imbuh Wawan sapaan akrab Setiawan Dwiantoro.


Wawan menyebut, saat ini dari hasil tracingnya, didapat dari klaster keluarga. Menurutnya, bayi sangat rentan dengan masuknya virus-virus, demikian juga dengan daya tahannya masih lemah.


Untuk itu, pihaknya meminta agar orangtua untuk senantiasa mengantisipasi penularan Corona pada bayi dari orang dewasa yang OTG (Orang Tanpa Gejala).


"Misal kalau ada acara tilik bayi, saya menghimbau untuk menerapkan prokes keluarga yang datang, seperti pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, hindari kerumunan," katanya.

https://tendabiru21.net/movies/brothers-five/