Gereja di Rusia tidak jauh dari kemewahan dan kemegahan. Seperti yang bisa kita lihat di St Isaac Cathedral di Kota St Petersburg.
Warna-warna emas di berbagai ornamen, mosaik dan mural-mural juga menghiasi interiornya walaupun tidak sebanyak yang ada di Church of Saviour & Spilled Blood.
Pagi hari saat saya berkunjung sekitar jam 10, sedang dilakukan doa bersama yang dilakukan oleh puluhan jemaah. Tidak sedikit jemaah perempuan, dengan bagian kepalanya ditutupi oleh selendang. Gereja ini sendiri bisa menampung hingga 14000 jemaah.
Gereja ini dibangun dan didedikasikan untuk St Isaac, Santo pelindung Peter the Great. Didirikan tahun 1818-1858, saat itu St Isaac Cathedral merupakan gereja utama di St. Petersburg dan merupakan katedral terbesar di Rusia. Katedral ini didesain oleh Auguste Montferrand dan merupakan salah satu gereja yang paling indah di Rusia.
Fasad katedral dihiasi oleh patung dan tiang granit yang besar, sedangkan interiornya terdiri dari mosaik, lukisan juga tiang yang terbuat dari perunggu dan batu permata lapis lazuli. Tidak kurang dari 408 kg emas, 16 ton malasit, 498 kg lapis lazuli, dan 1.000 ton perunggu digunakan untuk interiornya.
Untuk wisatawan, tiket masuk ke katedral ini sebesar 300 rubel atau sekitar 66 ribu rupiah dan dibuka setiap hari kecuali hari Rabu mulai pukul 10.30 hingga 18.00. Di musim panas, gereja ini juga bisa dikunjungi di malam hari.
Perbatasan Korea Utara Akan Dibuka untuk Hiking
Kawasan DMZ atau Korean Demilitarized Zone yang berada di perbatasan Korea Utara dan Selatan terkenal ketat. Namun, rencananya akan dibuka untuk hiking.
Bersitegang sejak lama, Korea Selatan dan Korea Utara dipisahkan oleh zona bebas senjata atau yang dikenal dengan Korean Demilitarized Zone atau DMZ. Walaupun kunjungan ke wilayah ini sangat terbatas, tetapi beberapa tempat dibuka untuk wisata khusus.
Dapat dikatakan, bahwa DMZ merupakan lokasi terjauh di Korea Selatan di mana traveler bisa mengintip Korea Utara dari kejauhan. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (1/5/2019), ada wacana baru kalau DMZ akan dibuka untuk hiking seperti diberitakan media USA Today.
Secara teknis, DMZ mencakup area hiking bernama Goseong yang terletak di provinsi Gangwaon. Area hiking itu berjarak cukup dekat dengan area Korea Utara.
Melalui program Korea Selatan bernama 'Peace Trail' atau rute jalan damai, area itu akhirnya dibuka untuk umum seperti diungkapkan kepala United Nations Command, Jenderal Robert B Abrams.
"Pihak militer Korea Selatan telah bekerja panjang untuk memastikan keberhasilan dari inisiatif ini, di satu sisi sambil memastikan keamanan pengunjung," ujar Robert.
Apabila semua berjalan sesuai rencana, inisiatif itu akan diluncurkan hari Jumat pekan ini seperti diberitakan media The Korea Herald.
Diving di Malam Hari, Mengapa Tidak?
Menyelam jadi aktivitas liburan yang menyenangkan untuk dicoba. Tak cuma siang hari, rupanya traveler juga bisa coba menyelam malam hari. Sensasinya beda lho!
Saat liburan ke pulau-pulau indah Indonesia, rasanya kurang lengkap kalau tak main air apalagi menikmati surga bawah tanahnya. Aktivitas seperti snorkeling dan menyelam jadi pilihan tepat untuk mengisi kegiatan liburanmu.
Biasanya untuk dua aktivitas tersebut akan dilakukan saat siang hari. Tapi tahukah traveler, menyelam juga bisa dilakukan saat malam hari atau night diving.
Dilansir dari buku Adavanced Open Water Diver PADI, Selasa (30/4/2019) ada 5 alasan yang membuat penyelaman malam hari begitu menggoda.
1. Penasaran
Rasa ingin tahu menjadi salah satu faktor dalam melakukan penyelaman malam hari. Kebanyakan penyelam penasaran dengan kehidupan laut saat malam hari.
Untuk itu, penyelaman malam menjadi pilihan bagi traveler yang suka dengan tantangan baru.
2. Hewan Nokturnal
Saat menyelam siang hari, biasanya kamu akan menemukan hewan-hewan cantik yang menari di kebun karang. Nah, kalau malam, traveler akan melihat hewan yang berbeda.
Biasanya hewan-hewan yang muncul adalah nokturnal. Nokturnal adalah perilaku hewan yang makan pada malam hari dan tidur saat siang.