Kamis, 30 Januari 2020

Gereja di Rusia yang Berlapis Perunggu dan Permata

Gereja di Rusia tidak jauh dari kemewahan dan kemegahan. Seperti yang bisa kita lihat di St Isaac Cathedral di Kota St Petersburg.

Warna-warna emas di berbagai ornamen, mosaik dan mural-mural juga menghiasi interiornya walaupun tidak sebanyak yang ada di Church of Saviour & Spilled Blood.

Pagi hari saat saya berkunjung sekitar jam 10, sedang dilakukan doa bersama yang dilakukan oleh puluhan jemaah. Tidak sedikit jemaah perempuan, dengan bagian kepalanya ditutupi oleh selendang. Gereja ini sendiri bisa menampung hingga 14000 jemaah.

Gereja ini dibangun dan didedikasikan untuk St Isaac, Santo pelindung Peter the Great. Didirikan tahun 1818-1858, saat itu St Isaac Cathedral merupakan gereja utama di St. Petersburg dan merupakan katedral terbesar di Rusia. Katedral ini didesain oleh Auguste Montferrand dan merupakan salah satu gereja yang paling indah di Rusia.

Fasad katedral dihiasi oleh patung dan tiang granit yang besar, sedangkan interiornya terdiri dari mosaik, lukisan juga tiang yang terbuat dari perunggu dan batu permata lapis lazuli. Tidak kurang dari 408 kg emas, 16 ton malasit, 498 kg lapis lazuli, dan 1.000 ton perunggu digunakan untuk interiornya.

Untuk wisatawan, tiket masuk ke katedral ini sebesar 300 rubel atau sekitar 66 ribu rupiah dan dibuka setiap hari kecuali hari Rabu mulai pukul 10.30 hingga 18.00. Di musim panas, gereja ini juga bisa dikunjungi di malam hari.

Perbatasan Korea Utara Akan Dibuka untuk Hiking

Kawasan DMZ atau Korean Demilitarized Zone yang berada di perbatasan Korea Utara dan Selatan terkenal ketat. Namun, rencananya akan dibuka untuk hiking.

Bersitegang sejak lama, Korea Selatan dan Korea Utara dipisahkan oleh zona bebas senjata atau yang dikenal dengan Korean Demilitarized Zone atau DMZ. Walaupun kunjungan ke wilayah ini sangat terbatas, tetapi beberapa tempat dibuka untuk wisata khusus.

Dapat dikatakan, bahwa DMZ merupakan lokasi terjauh di Korea Selatan di mana traveler bisa mengintip Korea Utara dari kejauhan. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (1/5/2019), ada wacana baru kalau DMZ akan dibuka untuk hiking seperti diberitakan media USA Today.

Secara teknis, DMZ mencakup area hiking bernama Goseong yang terletak di provinsi Gangwaon. Area hiking itu berjarak cukup dekat dengan area Korea Utara.

Melalui program Korea Selatan bernama 'Peace Trail' atau rute jalan damai, area itu akhirnya dibuka untuk umum seperti diungkapkan kepala United Nations Command, Jenderal Robert B Abrams.

"Pihak militer Korea Selatan telah bekerja panjang untuk memastikan keberhasilan dari inisiatif ini, di satu sisi sambil memastikan keamanan pengunjung," ujar Robert.

Apabila semua berjalan sesuai rencana, inisiatif itu akan diluncurkan hari Jumat pekan ini seperti diberitakan media The Korea Herald.

Diving di Malam Hari, Mengapa Tidak?

Menyelam jadi aktivitas liburan yang menyenangkan untuk dicoba. Tak cuma siang hari, rupanya traveler juga bisa coba menyelam malam hari. Sensasinya beda lho!

Saat liburan ke pulau-pulau indah Indonesia, rasanya kurang lengkap kalau tak main air apalagi menikmati surga bawah tanahnya. Aktivitas seperti snorkeling dan menyelam jadi pilihan tepat untuk mengisi kegiatan liburanmu.

Biasanya untuk dua aktivitas tersebut akan dilakukan saat siang hari. Tapi tahukah traveler, menyelam juga bisa dilakukan saat malam hari atau night diving.

Dilansir dari buku Adavanced Open Water Diver PADI, Selasa (30/4/2019) ada 5 alasan yang membuat penyelaman malam hari begitu menggoda.

1. Penasaran

Rasa ingin tahu menjadi salah satu faktor dalam melakukan penyelaman malam hari. Kebanyakan penyelam penasaran dengan kehidupan laut saat malam hari.

Untuk itu, penyelaman malam menjadi pilihan bagi traveler yang suka dengan tantangan baru.

2. Hewan Nokturnal

Saat menyelam siang hari, biasanya kamu akan menemukan hewan-hewan cantik yang menari di kebun karang. Nah, kalau malam, traveler akan melihat hewan yang berbeda.

Biasanya hewan-hewan yang muncul adalah nokturnal. Nokturnal adalah perilaku hewan yang makan pada malam hari dan tidur saat siang.

Sambut Ramadan dan Libur Lebaran, Wisata Purworejo Terus Digenjot

Hadirnya Yogyakarta Internasional Airport membuat Purworejo terus berbenah. Beberapa destinasi wisata dikembangkan untuk menyambut Ramadan dan libur lebaran.

Hari Selasa kemarin, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo acara dengan tajuk 'famtrip' mengajak beberapa unsur dan komunitas menjelajahi wisata alam yang ada. Hal tersebut dilakukan untuk mengeksplor sekaligus mempromosikan objek-objek wisata agar semakin dikenal masyarakat luas.

"Kita hari ini mengeksplor beberapa tempat wisata terutama wisata alam. Kita ajak beberapa komunitas dari teman-teman jurnalis, fotografer, tour travel, medsos, bagus roro serta genpi. Tujuannya tentu saja untuk meng-update dan sekaligus mempromosikan wisata," kata Kabid Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Promosi Dinparbud Kabupaten Purworejo, Andang Nugerahatara di sela-sela eksplorasi wisata, Selasa (30/4/2019).

Adapun destinasi wisata yang dikunjungi antara lain Curug Muncar di Desa Kaliwungu, Puncak Khayangan Sigendol dan Curug Gunung Putri di Desa Giyombong, serta Curug Kiyai Kate. Keempat objek tersebut terletak di Kecamatan Bruno sekitar 30 km arah barat laut dari pusat kota Purworejo.

Destinasi wisata terakhir yang dikunjungi adalah Curug Kaliurip di Desa Kaliurip, Kecamatan Kemiri. Masing-masing tempat tersebut memiliki spot-spot unik dan apik untuk berfoto selfie.

Keberadaan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) mau tak mau memaksa Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah untuk terus membenahi dan meningkatkan pariwisata. Beberapa destinasi wisata tersebut dikembangkan sekaligus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan libur lebaran.

"Adanya YIA menjadikan Purworejo memiliki peluang untuk ikut memperkenalkan dan mengembangkan destinasi wisata. Harapannya agar wisatawan domestik maupun manca negara terus mengunjungi Purworejo dan terus meningkat. Hari kita cek juga untuk kesiapan menyambut Ramadhan karena bisa dijadikan tempat untuk ngabuburit, pas libur lebaran juga biasanya ramai dan semoga semakin ramai," lanjutnya.

Air terjun atau curug yang memanjakan pengunjung juga menyajikan spot cantik untuk berfoto selfie. Puncak Khayangan Sigendol tak kalah menarik dengan andalan tebing matahari sebagai daya tarik yang luar biasa.

Berbagai makanan khas di daerah tersebut juga menjadi daya tarik lain. Kuliner khas seperti ciwel, rangin, rasikan, kelepon, hingga keripik kulit singkong bisa dinikmati sembari menghabiskan waktu di tempat-tempat wisata itu.

Arum Setyaningtyas (33), salah satu peserta famtrip dari unsur tour travel mengaku takjub dengan lokasi-lokasi yang disinggahi hari ini. Rencananya ke depan, untuk meningkatkan daya kunjung pihaknya akan membuat paket wisata dengan tujuan wisata-wisata alam tersebut di atas.

"Keren, tempatnya bagus, spot selfie nya cantik-cantik. Rencananya nanti mau bikin paket wisata juga untuk tujuan objek-objek tadi," ucap Arum. 

Gereja di Rusia yang Berlapis Perunggu dan Permata

Gereja di Rusia tidak jauh dari kemewahan dan kemegahan. Seperti yang bisa kita lihat di St Isaac Cathedral di Kota St Petersburg.

Warna-warna emas di berbagai ornamen, mosaik dan mural-mural juga menghiasi interiornya walaupun tidak sebanyak yang ada di Church of Saviour & Spilled Blood.

Pagi hari saat saya berkunjung sekitar jam 10, sedang dilakukan doa bersama yang dilakukan oleh puluhan jemaah. Tidak sedikit jemaah perempuan, dengan bagian kepalanya ditutupi oleh selendang. Gereja ini sendiri bisa menampung hingga 14000 jemaah.

Gereja ini dibangun dan didedikasikan untuk St Isaac, Santo pelindung Peter the Great. Didirikan tahun 1818-1858, saat itu St Isaac Cathedral merupakan gereja utama di St. Petersburg dan merupakan katedral terbesar di Rusia. Katedral ini didesain oleh Auguste Montferrand dan merupakan salah satu gereja yang paling indah di Rusia.

Fasad katedral dihiasi oleh patung dan tiang granit yang besar, sedangkan interiornya terdiri dari mosaik, lukisan juga tiang yang terbuat dari perunggu dan batu permata lapis lazuli. Tidak kurang dari 408 kg emas, 16 ton malasit, 498 kg lapis lazuli, dan 1.000 ton perunggu digunakan untuk interiornya.

Untuk wisatawan, tiket masuk ke katedral ini sebesar 300 rubel atau sekitar 66 ribu rupiah dan dibuka setiap hari kecuali hari Rabu mulai pukul 10.30 hingga 18.00. Di musim panas, gereja ini juga bisa dikunjungi di malam hari.