Di media sosial viral cerita seorang netizen yang menghadapi seorang pria tidak sadarkan diri, disebut-sebut karena kesurupan. Pengguna Twitter @innamisme mengaku sengaja menemui pria yang masih tetangganya tersebut karena rasa penasaran.
Menurut pengakuan tetangga sang pria disebut kesurupan karena lidahnya terus keluar dan tidak jelas berbicara.
"Ada tetangga katanya kesurupan, dari tadi malam engga sadar-sadar. Penasaran ku tengok, lah itu mah tanda-tanda stroke. Balik lagi ke rumah ambil tensi, bener aja tensinya 210/150. Sekarang udah di RS hamdallah," tulis Inna di Twitternya pada Jumat (26/6/2020) lalu.
Keesokan harinya Inna menambahkan kabar bahwa yang bersangkutan akhirnya meninggal dunia.
Unggahan Inna mendapat banyak komentar dan reaksi dari netizen lain. Sebagian mengucapkan bela sungkawa, tapi ada juga yang menyayangkan kenapa pihak keluarga tidak langsung membawa sang pria ke dokter.
"Bisa-bisanya didiemin karena disangka kesurupan," komentar seorang pengguna Twitter.
Inna mengaku sengaja membagikan kisah tersebut agar jadi pelajaran bagi netizen lain. "Demi kebaikan dan edukasi pada masyarakat," katanya pada detikcom, seperti ditulis pada Senin (29/6/2020).
Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A. Damay, SpJP(K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC, dari Siloam Hospital Lippo Village menjelaskan memang tidak semua orang paham tanda-tanda stroke. Terlebih situasi pandemi COVID-19 membuat sebagian orang berpikir dua kali untuk mengunjungi fasilitas kesehatan karena takut terinfeksi virus Corona.
"Memang kadang orang engga tahu tanda stroke. Akhir-akhir ini banyak datang stroke udah telat karena takut ke RS," kata dr Vito saat dihubungi terpisah.
Bengkel Sepeda Kebanjiran Pasien, Sepeda Lipat Mendominasi
Peningkatan minat bersepada sejak pandemi virus Corona COVID-19 melanda, tidak hanya dirasakan oleh toko sepeda. Bengkel sepeda juga kelabakan melayani 'pasien' yang belakangan ini makin banyak berdatangan.
Dari pantauan detikcom di salah satu bengkel kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, terlihat warga yang mengantre untuk servis sepeda. Ari Budiono, pemilik bengkel Sampurna Bike mengatakan peningkatan pengunjung dirasakannya sejak Ramadhan lalu.
"Fenomena ini (bengkel penuh) sebenarnya mulai dari puasa. Biasanya 10 hari sebelum lebaran kita tutup, ini tiga hari lebaran baru tutup karena ngelarin kerjaan yang belum kelar," kata Ari saat ditemui detikcom.
Pemilik bengkel sepeda lain di kawasan Pejaten Raya, Sakri, juga merasakan hal yang sama. Dengan peningkatan kunjungan hingga 100 persen, Sakri sampai harus menambah pekerja untuk membantunya melayani pengunjung.
"Saya bisa mengerjakan 50 sepeda sehari. Sepeda apa aja masuk dari sepeda kecil, gede, fixie, federal, seli segala macam sepeda lah apa saja saya terima," tutupnya.
Soal jenis sepeda yang masuk bengkel, baik Sakri maupun Ari mengatakan sangat bervariasi. Namun keduanya sepakat, sepeda lipat alias 'seli' paling banyak karena memang sedang ngehits.
"Sekarang sih lagi musimnya seli, hampir semua seli," kata Ari.
https://indomovie28.net/luck-key/