Rabu, 01 Januari 2020

7 Destinasi di Tanah Datar yang Harus Kamu Kunjungi

Tak selalu harus ke Kota Padang, wisata ke Tanah Datar bisa traveler datangi ketika ingin berkunjung ke Sumatera Barat. Pemandangan yang cantik, makanan tradisional yang menarik dan budaya yang masih terjaga akan kamu temui di sini.

Mudik lebaran ke Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat selama satu minggu di kampung membuat saya punya waktu untuk menjelajahi Kabupaten Tanah Datar. Selama ini, kalau pulang kampung hanya singgah sebentar saja, ternyata wisata di Tanah Datar membuat saya berkesan dan memberikan pelajaran luar biasa. Berikut 7 tempat yang saya singgahi selama di sana:

1. Istana Basa Pagaruyuang

Istana Basa Pagaruyuang, adalah replika ke 3 dari Istana Pagaruyuang yang merupakan salah satu peninggalan sejarah budaya Minangkabau. Selain belajar sejarah budaya Minangkabau dan struktur rumah gadang, kita juga bisa berfoto dengan menggunakan pakaian adat lengkap Minangkabau. Jangan lupa makan ikan bakar khas batusangkar di depan Istana Basa Pagaruyuang

2. Nagari Tuo Pariangan

Saya baru tahu, Nagari Tuo Pariangan termasuk 5 desa terindah di dunia versi budget travel. Saya pikir, kampung saya saja yang paling cantik dan banyak rumah gadang nya, ternyata ada yang sudah di akui dunia, Nagari Tuo Pariangan. Sampai sekarang pun, di sana masih menyimpan dan menjaga warisan budaya minangkabau, bahkan ada rumah gadang yang berusia hampir 300 tahun.

Nagari Tuo Pariangan terletak di jalur utama antara Batusangkar dan Padang Panjang. Terdapat di dalam jalur pendakian Gunung Marapi karena terletak di lereng Gunung. Jangan lupa untuk singgah di warung kopi kawa yang kopi nya enak sekali, ditemani dengan alpukat mentega mini dan kacang goreng sambil menikmati pemandangan indah daerah lereng gunung Marapi itu luar biasa.

3. Makan Durian di Sungayang

Durian Sungayang terkenal dengan dagingnya yang tebal, legit dan manis. Menurut saya, hampir sama dengan durian musang king, dan harganya jauh lebih pas di kantong. Kalau sedang musim durian, singgah lah ke Sungayang untuk mencicipi duriannya yang unik dan berbeda dengan durian mana pun.

4. Masjid Raya Rao-Rao

Mari ke kampung saya, Nagari Rao-Rao. Kecamatan Sungai Tarab. Terletak di pinggir jalan utama Batusangkar, Bukitinggi, ada satu mesjid yang dari saya kecil sampai sekarang selalu membuat saya takjub, Mesjid Raya Rao-Rao. Masjid ini merupakan bangunan cagar budaya, dengan arsitektur yang memadukan 3 budaya, Minang, Eropa dan Persia. Selain masjidnya, Nagari Rao-Rao terkenal dengan sambal lado tulang, sambal terenak sedunia. Satu-satunya yang bisa buat dengan takaran yang pas itu adalah orang Rao-Rao.

5. Panorama Tabek Patah

Panorama Tabek Patah terletak di kawasan pinggang Gunung Marapi. Banyak pohon pinus dan salah satu tempat instagenic di kawasan Kabupaten Tanah Datar. Panorama ini terletak di jalur utama Batusangkar-Bukittinggi. Selain kopi kawa, kopi khas nya Tabek Patah, traveler cicipi juga ikan puyu goreng yaitu ikan air tawar yang hanya hidup di daerah Tabek Patah.

6. Bukit Aua Sarumpun

Bukit Aua Sarumpun terletak di Nagari Tigo Koto, Kecamatan Rambatan. Bukit Aua Sarumpun ini terkenal dengan bukit ilalang yang instagenic dan cocok untuk foto pra wedding. Kita akan melihat pemandangan danau Singkarak dan 3 Gunung, Gunung Sago, Marapi dan Singgalang di bukit ini.

7. Menginap di Hotel Emersia Resort Batusangkar

Emersia Hotel dan Resort Batusangkar merupakan hotel bintang 4 dengan arsitektur hampir menyerupai Rumah Gadang. Menyungguhkan pemandangan Gunung Marapi dan persawahan yang membuat kita betah di kamar sambil menikmati pemandangan alam Tanah Datar.

Satu-satunya hotel bintang 4 yang menyediakan banyak masakan khas tradisional dimana hotel itu dibangun. Sekian sering menginap di hotel selama di Sumatera Barat, baru di Emersia Hotel and Resort sarapannya luar biasa enak dan bisa melepas rindu masakan khas Tanah Datar. Sayang, kurang sambal Lado Tulang khas Nagari Rao-Rao, memang sedikit susah membuat samabal lado tulang. Mudik tahun ini sangat berkesan bagi saya, karena bisa leluasa dalam mengeksplor Tanah Datar, Authentic Minangkabau.

Tahun ini akan menjadi lebih berkesan jika saya bisa wisata ke Dubai. Saya ingin menyusuri kota tua Bastakia Quarter, kawasan traditional tertua Dubai Al Fahidi dan Masjid Diwan, Spice Market, menginap di Burj Al Arab, ikut mencoba off road di Gurun Pasir, dan wisata cultural historikal lainnya di Dubai.

Alam Dieng yang Selalu Cantik (2)

Google maps di handphone selalu standby, kita ikuti jalan berdasarkan arahannya. Namun, kadang-kadang sering terjebak seperti di jalan kecil. Jalan rute Gunung Pati ini ternyata melewati perkebunan orang, sengon, jeruk, teh dan lain lain. Terkadang, agak takut melewatinya karena sepi, bukan jalan perkotaan atau persawahan. Tapi kita berdoa saja semoga selalu diberikan kelancaran dan perlindungan dari Allah Swt.

Selama 2 jam lebih, kita tiba di daerah Dieng. Namun belum sampai di daerah wisatanya. Waktu itu, kita melewati jalan yang agak bebatuan. Ada pegunungan, ada pula perkebunan teh dan sayur-sayuran. Kalian tau tidak? Suhu udaranya dingin, sudah terasa di tubuh saya. Tetapi, karena saya menikmati suasana dan udaranya yang segar, saya tahan rasa dingin itu.

Selanjutnya kembali membuka google maps. Kita ubah tujuan, set lokasi Danau Telaga Warna. Mungkin sekitar setengah jam perjalanan menuju ke sana. Setelah sampai, kita membeli tiket masuk.

Harga tiketnya sekitar Rp 20 ribuan per orang. Ketika tiket sudah di tangan, kita masuk ke Danau Telaga Warna. Danau ini berwarna hijau, namun sayang, air di danau agak surut. Tapi tidak apa apa, saya dan teman tetap mengambil foto di sana. Setelah puas berfoto, kita ke destinasi selanjutnya, yaitu Batu Ratapan Angin.

Oke, kita set lagi lokasi selanjutnya di Google maps. Jarak antara Danau Telaga Warna ke Batu Ratapan Angin tidak jauh, sekitar 10 menit. Sampai di sana, saya cepat-cepat ingin berfoto di atas batu yang di bawahnya pemandangan Danau Telaga Warna.

Sudah puas di Batu Ratapan Angin, selanjutnya kita pergi ke Kawah Sikidang. Terdapat banyak tempat yang dibuat semacam booth untuk berfoto di sana. Kita cukup bayar Rp 5 ribu untuk 1 tempat dan bisa foto sepuasnya. Tempatnya banyak, kalian tinggal pilih saja yang mana yang menarik. Selain itu, kita juga berfoto di dekat kawahnya loh. Tapi kalau bisa pake masker, supaya belerangnya tidak terlalu banyak terhirup, karena tidak baik untuk tubuh kita.

Destinasi terakhir adalah candi yang terletak di satu tempat. Candi tersebut antara lain, Candi Arjuna, Teriyaki, dan lain-lain. Pastinya kalian tahu, kalau sudah sampai di sana pasti yang kita lakukan adalah berfoto.

Tidak terasa, hari sudah sore, kita mulai beranjak dari daerah candi dan set tujuan pulang ke Semarang dengan rute melalui Wonosobo karena aman dan ramai. Jika lewat Wonosobo, maka kita tidak melewati perkebunan lagi. Apalagi kalau malam, akan gelap dan sepi. Jadi, tingkat keamanan dan kenyamanan perjalanan sangat kurang. Memang jarak nya lebih jauh dan waktu yang dibutuhkan juga semakin banyak dibandingkan rute sebelumnya.

Alhamdulillah, 3 jam perjalanan kita sampai di Semarang sekitar jam 9 malam, di mana kita start dari Dieng sekitar jam 6. Tentunya perjalanan kita tersebut alhamdulillah aman terkendali. 

Oh iya, saya juga ingin sekali suatu saat nanti bisa traveling ke luar negeri, salah satunya Dubai. Wah, apalagi Dubai terkenal dengan arsitekturnya yang sangat modern. Selain itu, Dubai juga memliki tempat wisata yang luar biasa.

Pastinya jika saya berkesempatan menginjakkan kaki di Dubai, saya ingin sekali mengunjungi tempat wisata yang terpopuler di Dubai seperti The Dubai Fountain, Burj Khalifa, Miracle Garden, Dubai Museum, Big Red dan tempat wisata lainnya. Pastinya, saya akan mengambil banyak foto dan akan menikmati liburan di sana. Pasti sangat menyenangkan bahkan bisa menjadi pengalaman traveling luar biasa berikutnya. Semoga bisa terkabulkan, Amin.