Beragam kreasi kostum di Jember Fashion Carnival (JFC) 2019 memukai pengunjung yang hadir di Grand Carnival JFC 2019. Warna-warni delapan defile suku bangsa ini ditampilkan secara utuh dan menarik yang memberikan euforia tersendiri bagi para pecinta karnaval mode.
Delapan defile suku bangsa tersebut di antaranya, Ada Aztec dari Meksiko, Mongol dari Mongolia, Zulu dari Afrika Selatan, Viking dari Norwegia, Karen dari Thailand, Polynesia, serta Indonesia yang diwakili Suku Minahasa dari Sulawesi Utara hingga Hudoq dari Kalimantan Timur.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan saat ini JFC bahkan masuk 10 besar CoE Kemenpar 2019, dan menjadi karnaval terbaik di Indonesia. I berharap, prestasi ini nantinya dapat menular ke daerah-daerah lain di Tanah Air.
"Sesuai dengan hasil perbincangan salah satu kurator CoE Taufik Raden dengan almarhum Dynan Fariz sebelum meninggal, beliau berkeinginan agar JFC 2020 mengangkat tema khayangan yang menampilkan semacam dewa-dewi. Mudah-mudahan itu bisa direalisasikan tahun depan," ujarnya dalam keterangannya, Senin (5/8/2019).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan JFC 2019 digelar dengan berbagai rangkaian acara, dari Pets Carnival, Kids dan Artwear Carnival, Wonderful Archipelago Carnival Indonesia, hingga puncaknya Grand Carnival yang juga diramaikan dengan busana-busana dari desainer kondang Anne Avantie. Termasuk penampilan spesial Cinta Laura Kiehl.
"Acara puncak diisi dengan menampilkan defile suku bangsa di dunia yang memenuhi catwalk sepanjang 3,6 kilometer. Penonton bisa menikmati kostum-kostum yang tak biasa, dengan corak dan warna yang menarik," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat mengapresiasi penyelenggaraan JFC yang semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Karnaval yang mendapat penghargaan internasional ini menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.
"JFC menjadi bukti bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain di dunia. Terbukti, kita bisa menyajikan karnaval dengan kemasan istimewa. Kita berharap gelaran ini bisa semakin mendongkrak kunjungan wisman ke Indonesia, khususnya ke Jember, Jawa Timur," tandasnya.
Spot Freediving Pulau Weh Diangkat dalam Perlombaan Internasional
Kekayaan wisata bahari di Indonesia memang lengkap, salah satunya untuk freediving. Dikenal sebagai surga untuk freediving. Indonesia memiliki salah satu spot terbaik dunia yang ada di Pulau Weh, Sabang, Aceh.
Lewat Sabang International Freediving Competition 2019, kekayaan itu akan diangkat. Rencananya, kompetisi tersebut akan diselenggarakan November 2019 di Pulau Weh, Sabang, Provinsi Aceh.
Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari, Indroyono Soesilo, mengatakan Sabang International Freediving Competition 2019 adalah pelaksanaan tahun ke-3. Event ini pertama kali dilaksanakan tahun 2017. Bersamaan dengan Sail Sabang.
"Sabang punya bahari yang indah, terutama sangat cocok untuk freediving. Kompetisi dunia akan dilaksanakan di Sabang, dan kita harapkan, bukan hanya saat kompetisi saja mereka datang, namun persiapannya para freediver dunia akan tiba di Sabang berberapa bulan lamanya. Ini akan menguntungkan masyarakat, karena divers punya long stay yang panjang," kata Indroyono, dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).
Indroyono menambahkan, Kemenpar memberikan dukungan penuh untuk penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition 2019 karena merupakan kejuaraan kelas dunia. Kemenpar akan terus mendorong pihak-pihak terkait untuk mempersiapkan training centre dive di Sabang. Selain itu, pihaknya juga akan mempersiapkan SDM yang punya keahlian freediving di Sabang.
"Dan tentunya yang lebih diutamakan adalah putra-putri Sabang, masyarakat asli Aceh yang nanti tentunya juga akan menyejahterakan. Saya yakin, yang alamiah akan segera tumbuh di Sabang dengan cepat. Terutama divers yang kuat menyelam lama, anak-anak muda Sabang akan lahir dengan sendirinya," ujarnya.
Menurut Indroyono, event tahunan ini bertujuan meningkatkan pariwisata bahari. Caranya dengan menjadikan Sabang sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.
Dengan terlaksananya event ini, Indroyono berharap Sabang dapat tampil sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia bagian barat. Sehingga pariwisata Sabang dapat berkontribusi mewujudkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.