Jumat, 03 April 2020

Di Tengah Corona, Tukang Pos Punya Cara Unik Memberi Semangat

Siapa pun bisa memberikan energi positif di tengah wabah Corona yang melanda dunia. Termasuk tukang pos di Inggris ini.

Seperti yang diberitakan Bored Panda, Jumat (3/4/2020) tukang pos ini bernama Jon Matson asal West Boldon, Inggris. Dia telah menjadi tukang pos selama 4 tahun.

Sebelum ada wabah Corona, Jon bersama rekannya selalu datang ke kantor, mengambil surat dan paket, lalu memasukannya ke dalam van. Kemudian dia akan mengantarkan surat ke rumah warga di kawasan kerjanya.

Biasanya Jon bisa berinteraksi dengan orang-orang yang dia antarkan paket ataupun surat. Namun semenjak ada Corona, rutinitasnya berubah.

Sekarang dia tidak lagi bisa datang ke kantor dan berinteraksi dengan orang-orang yang mendapatkan paket. Karena diimbau untuk menghindari kontak dengan sesama.

Dia pun merasakan kesepian. Terbesitlah dalam pikirannya cara unik untuk mengilangkan kesepiannya dan juga menghibur orang sekitarnya.

Jon pun mengganti seragam kerjanya dengan beragam kostum yang dia dapatkan dari acara amal yang dia ikuti. Setelah mendapatkan izin dari pimpinannya, dia mulai melancarkan aksinya.

Di hari pertama dia mengenakan pakai cheerleaders. Hari selanjutnya berganti lagi menjadi pakaian prajurit Yunani dan begitu selanjutnya.

Dengan kostum unik tersebut dia mengantarkan paket ke rumah-rumah. Tentu saja rumah yang didatangi Jon akan merasa gembira dan terhibur dengan aksinya.

Maskapai Thailand Tutup Sementara karena Corona

Maskapai Thailand mengambil kebijakan baru terkait dengan pandemi Corona. Thai Airways tutup sementara seperti maskapai lain di dunia. Otoritas Penerbangan Sipil Thailand telah menangguhkan semua penerbangan domestik dan internasional terkait wabah pandemi virus Corona.

Thai Airways pun mengambil keputusan untuk menyetop sementara semua penerbangannya. Thai Airways akan 'libur' selama 2 bulan.

Plt Presiden Thai Airways, Chakkrit Parapanthukul mengatakan bahwa jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan tajam. Ini membuat maskapai rugi besar.

Thai Airways kini meminta karyawannya untuk cuti selama dua bulan mulai 4 April-31 Mei. Gaji staf maskapai akan dipotong 10-50 persen. Semua penerbangan Bangkok-Phuket dan Krabi-Chiang Mai akan di transfer ke Thai Smile Airways. Thai Smile kini hanya mengoperasikan beberapa penerbangan domestik saja.

Penumpang yang sudah memesan perjalanan antara tanggal 25 Maret-32 Mei untuk rute Asia, 1 April-31 Mei untuk rute Eropa, Australia dan Selandia Baru tak perlu khawatir.

Tiket yang sudah dipesan bisa diubah menjadi voucher perjalanan satu tahun tanpa biaya. Jika ingin refund, pihak maskapai akan mengembalikan semua biaya penuh tanpa potongan. Selain Thai Airways, Bangkok Airways pun menghentikan sementara layanan internasional hingga waktu yang tak ditentukan.

Bukan untuk Wisata, Pantai Australia Jadi Klinik Tes Corona

Pemerintah Australia membuka klinik pop-up untuk tes virus Corona di Pantai Bondi, Sydney pada Rabu (1/3/2020). Tes seperti ini terus dilakukan kendati telah terjadi penurunan jumlah kasus baru di negara tersebut.
Diwartakan Reuters, Rabu (1/4/2020) pantai Bondi tak lagi dipadati turis-turis yang asyik berlibur melainkan tenaga medis yang mengenakan masker dan sarung tangan plastik yang siap menyambut warga untuk dites. Pemerintah New South Wales mengatakan bahwa di warga di sekitar pantai ini kemungkinan terinfeksi Corona dari turis backpacker yang tidak sadar bahwa ia telah terjangkit Corona dan menularkannya pada orang lain.

"Bondi adalah salah satu tempat terjadinya transmisi lokal (local transmission), dan kami sudah melihat adanya kasus Corona di antara para backpacker akhir-akhir ini," ujar Direktur Kesehatan New South Wales, Jeremy McAnulty.

Sebelumnya diberitakan pada Maret bahwa ribuan orang di Pantai Bondi tak mengindahkan aturan mengenai menjaga jarak sosial (social distancing) karena pantai ini merupakan salah satu yang terpopuler di dunia.

Pemerintah Australia mencatat, infeksi Corona di negara itu justru didominasi oleh anak muda berusia 20-29 tahun, baru setelahnya adalah orang tua berusia 60-an. Ahli menjelaskan, penularan itu bisa terjadi karena dua hal. Pertama karena orang melakukan perjalanan atau bersosialisasi dalam kelompok. Sementara yang kedua adalah infeksi dari penumpang kapal pesiar.

Pemerintah juga berencana untuk mendirikan 100 klinik pop-up lainnya di seluruh Australia agar dapat mengetes lebih banyak orang. Klinik itu akan ditempatkan di titik-titik paling rawan penyebaran Corona.

Gunung Matterhorn di Swiss Berikan Pesan Untuk Tetap di Rumah

Mewabahnya virus Corona terus memprihatinkan. Gunung Matterhorn memiliki pesan untuk masyarakat dalam menghadapi wabah Corona.
Seperti dilansir BBC dan Travel+Leisure, setiap malam dalam minggu ini, gunung paling terkenal di Swiss, yang terletak di Kanton Valais, Swiss, Gunung Matterhorn mengirimkan pesan untuk masyarakat tentang virus Corona yang terus mewabah. Pesan tersebut berupa sinar berwarna merah dengan tulisan-tulisan yang mendukung masyarakat untuk tetap di rumah.

Satu malam pesan yang diberikan bertuliskan "Stay at Home", keesokannya bertuliskan "Hope". Pesan-pesan ini memang sangat dibutuhkan saat kasus Corona telah melewati 15.000 di Swiss dengan 333 pasien meninggal.

Proyeksi yang ditunjukkan di Gunung Matterhorn termasuk gambar bendera Swiss dan bendera Italia. Bendera Italia juga terpilih diproyeksikan karena negara ini menderita jumlah kematian tertinggi di seluruh negara.

Swiss telah melarang pertemuan besar dan menyarankan agar tidak berpergian sejak 4 minggu lalu. Sekolah juga telah ditutup dan semua bisnis yang tidak penting ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Menurut Travel+Lesure, Swiss memang negara kaya, namun sekarang sebanyak 150.000 bisnis telah mengurangi jumlah pekerja. Negara ini juga dipaksa membatalkan beberapa acara besar, termasuk Geneva Motor Show dan Basel Watch Fair.

Selain gunung Matterhorn, seorang penjaga malam di kota Laussane membunyikan lonceng peringatan abad ke-16 saat jumlah kematian yang dikarenakan virus Corona di Swiss meningkat. Dia membunyikan lonceng baja raksasa di Katedral Laissane yang telah ada sejak tahun 1518.

Biasanya, lonceng ini dibunyikan ketika kota dalam bahaya. Sekarang, setiap jam dari pukul 10 malam sampai 2 pagi lonceng ini akan terdengar selama 3 menit penuh untuk mengingatkan orang agar tetap di rumah.

"Ada ketenangan nyata yang menyerupai peristiwa masa lalu, sebelum ada semua kebisingan lalu lintas," kata penjaga malam, Renato Haeusler kepada AFP.

"Mungkin ada satu hal terakhir yang akan membawa kita merasakan suasana abad pertengahan: mematikan lampu," tambahnya.

Di Tengah Corona, Tukang Pos Punya Cara Unik Memberi Semangat

Siapa pun bisa memberikan energi positif di tengah wabah Corona yang melanda dunia. Termasuk tukang pos di Inggris ini.

Seperti yang diberitakan Bored Panda, Jumat (3/4/2020) tukang pos ini bernama Jon Matson asal West Boldon, Inggris. Dia telah menjadi tukang pos selama 4 tahun.

Sebelum ada wabah Corona, Jon bersama rekannya selalu datang ke kantor, mengambil surat dan paket, lalu memasukannya ke dalam van. Kemudian dia akan mengantarkan surat ke rumah warga di kawasan kerjanya.

Biasanya Jon bisa berinteraksi dengan orang-orang yang dia antarkan paket ataupun surat. Namun semenjak ada Corona, rutinitasnya berubah.

Sekarang dia tidak lagi bisa datang ke kantor dan berinteraksi dengan orang-orang yang mendapatkan paket. Karena diimbau untuk menghindari kontak dengan sesama.

Dia pun merasakan kesepian. Terbesitlah dalam pikirannya cara unik untuk mengilangkan kesepiannya dan juga menghibur orang sekitarnya.

Jon pun mengganti seragam kerjanya dengan beragam kostum yang dia dapatkan dari acara amal yang dia ikuti. Setelah mendapatkan izin dari pimpinannya, dia mulai melancarkan aksinya.

Di hari pertama dia mengenakan pakai cheerleaders. Hari selanjutnya berganti lagi menjadi pakaian prajurit Yunani dan begitu selanjutnya.

Dengan kostum unik tersebut dia mengantarkan paket ke rumah-rumah. Tentu saja rumah yang didatangi Jon akan merasa gembira dan terhibur dengan aksinya.