Siapa pun bisa memberikan energi positif di tengah wabah Corona yang melanda dunia. Termasuk tukang pos di Inggris ini.
Seperti yang diberitakan Bored Panda, Jumat (3/4/2020) tukang pos ini bernama Jon Matson asal West Boldon, Inggris. Dia telah menjadi tukang pos selama 4 tahun.
Sebelum ada wabah Corona, Jon bersama rekannya selalu datang ke kantor, mengambil surat dan paket, lalu memasukannya ke dalam van. Kemudian dia akan mengantarkan surat ke rumah warga di kawasan kerjanya.
Biasanya Jon bisa berinteraksi dengan orang-orang yang dia antarkan paket ataupun surat. Namun semenjak ada Corona, rutinitasnya berubah.
Sekarang dia tidak lagi bisa datang ke kantor dan berinteraksi dengan orang-orang yang mendapatkan paket. Karena diimbau untuk menghindari kontak dengan sesama.
Dia pun merasakan kesepian. Terbesitlah dalam pikirannya cara unik untuk mengilangkan kesepiannya dan juga menghibur orang sekitarnya.
Jon pun mengganti seragam kerjanya dengan beragam kostum yang dia dapatkan dari acara amal yang dia ikuti. Setelah mendapatkan izin dari pimpinannya, dia mulai melancarkan aksinya.
Di hari pertama dia mengenakan pakai cheerleaders. Hari selanjutnya berganti lagi menjadi pakaian prajurit Yunani dan begitu selanjutnya.
Dengan kostum unik tersebut dia mengantarkan paket ke rumah-rumah. Tentu saja rumah yang didatangi Jon akan merasa gembira dan terhibur dengan aksinya.
Maskapai Thailand Tutup Sementara karena Corona
Maskapai Thailand mengambil kebijakan baru terkait dengan pandemi Corona. Thai Airways tutup sementara seperti maskapai lain di dunia. Otoritas Penerbangan Sipil Thailand telah menangguhkan semua penerbangan domestik dan internasional terkait wabah pandemi virus Corona.
Thai Airways pun mengambil keputusan untuk menyetop sementara semua penerbangannya. Thai Airways akan 'libur' selama 2 bulan.
Plt Presiden Thai Airways, Chakkrit Parapanthukul mengatakan bahwa jumlah penumpang pesawat mengalami penurunan tajam. Ini membuat maskapai rugi besar.
Thai Airways kini meminta karyawannya untuk cuti selama dua bulan mulai 4 April-31 Mei. Gaji staf maskapai akan dipotong 10-50 persen. Semua penerbangan Bangkok-Phuket dan Krabi-Chiang Mai akan di transfer ke Thai Smile Airways. Thai Smile kini hanya mengoperasikan beberapa penerbangan domestik saja.
Penumpang yang sudah memesan perjalanan antara tanggal 25 Maret-32 Mei untuk rute Asia, 1 April-31 Mei untuk rute Eropa, Australia dan Selandia Baru tak perlu khawatir.
Tiket yang sudah dipesan bisa diubah menjadi voucher perjalanan satu tahun tanpa biaya. Jika ingin refund, pihak maskapai akan mengembalikan semua biaya penuh tanpa potongan. Selain Thai Airways, Bangkok Airways pun menghentikan sementara layanan internasional hingga waktu yang tak ditentukan.
Bukan untuk Wisata, Pantai Australia Jadi Klinik Tes Corona
Pemerintah Australia membuka klinik pop-up untuk tes virus Corona di Pantai Bondi, Sydney pada Rabu (1/3/2020). Tes seperti ini terus dilakukan kendati telah terjadi penurunan jumlah kasus baru di negara tersebut.
Diwartakan Reuters, Rabu (1/4/2020) pantai Bondi tak lagi dipadati turis-turis yang asyik berlibur melainkan tenaga medis yang mengenakan masker dan sarung tangan plastik yang siap menyambut warga untuk dites. Pemerintah New South Wales mengatakan bahwa di warga di sekitar pantai ini kemungkinan terinfeksi Corona dari turis backpacker yang tidak sadar bahwa ia telah terjangkit Corona dan menularkannya pada orang lain.
"Bondi adalah salah satu tempat terjadinya transmisi lokal (local transmission), dan kami sudah melihat adanya kasus Corona di antara para backpacker akhir-akhir ini," ujar Direktur Kesehatan New South Wales, Jeremy McAnulty.
Sebelumnya diberitakan pada Maret bahwa ribuan orang di Pantai Bondi tak mengindahkan aturan mengenai menjaga jarak sosial (social distancing) karena pantai ini merupakan salah satu yang terpopuler di dunia.
Pemerintah Australia mencatat, infeksi Corona di negara itu justru didominasi oleh anak muda berusia 20-29 tahun, baru setelahnya adalah orang tua berusia 60-an. Ahli menjelaskan, penularan itu bisa terjadi karena dua hal. Pertama karena orang melakukan perjalanan atau bersosialisasi dalam kelompok. Sementara yang kedua adalah infeksi dari penumpang kapal pesiar.
Pemerintah juga berencana untuk mendirikan 100 klinik pop-up lainnya di seluruh Australia agar dapat mengetes lebih banyak orang. Klinik itu akan ditempatkan di titik-titik paling rawan penyebaran Corona.